18. aftoenthárrynsi

30 4 0
                                    


Pernah kesel ga sih ketemu orang kalo ngomong ga pernah di saring dulu? Kaya mulutnya ga bisa di berhenti in gitu.

Terus kalo pembicaraannya tuh bukan yang mudah di terima sama kita, yang mungkin bagi sebagian orang tuh sedikit 'sensitif' buat dirinya gitu.

'ngapain punya support system, sendiri aja gue bisa, lebay amat lo'

'support system tai, ga ngaruh sama sekali di hidup'

Hey, kalian mikir ga sih ngomong kaya gitu di depan orang yang dirinya lagi bener bener butuh dukungan dari lingkungan nya.

Seenak nya ngomong kaya gitu, ga habis fikir aja sih, mental orang aja digituin apa lagi fisik mereka gitu loh.

Kaya nya sekarang hal kaya gitu udah di maklumin ya, udah hal lumrah gitu di sekitar mereka tuh.

Pengen marah gitu tapi ya nanti keliatan 'ogeb' nya ladenin orang yang pemikiran nya ga luas.

Oke kita kembali ke topik awal, support system itu menurut aku 'penting' buat aku ya, kalo menurut kalian engga, ya udah gitu.

Support system itu buat bikin kita semangat ngejalanin hari hari gitu, atau pun buat kita bangkit dari 'keterpurukan' kita di saat saat down.

Walaupun cuman kata
'semangat ya, dunia emang kaya gini'

Atau ada yang kasarnya kaya gini
'ya Lo pikir di dunia ini yang hidup cuman Lo doang? Yang lagi ngerasain down kaya gini Lo doang? Buka mata Lo gede gede liat sekeliling Lo, Lo itu masih harus bersyukur'

Apapun ucapan yang mereka keluarin itu bener bener buat aku mikir kaya, iya harusnya aku ga kaya gini, harusnya aku kaya gitu dan sebagainya.

Sama hal nya kaya Tian, di pertemukan dengan seseorang yang bisa memahami dirinya, itu sudah cukup dari rasa syukurnya.

Tian masih termenung di tempatnya, walaupun dadanya masih sesak, kepalanya masih terasa pening dan bibirnya yang masih sedikit bergetar akibat tangisannya yang hebat tadi.

Jerry yang senantiasa menguatkan sisi lemah sang kekasih nya, hati nya ikut sakit.

" Sayang dengerin aku, kamu itu ga sendiri, ada aku, ada ibu, ada bumi, ada semua yang seneng sama kehadiran kamu " Tian menggigit bibirnya agar tak keluar setetes air matanya.

" Ada aku sayang, aku disini, aku disini buat kamu " Jerry mengecup kening itu, sangat lama agar perasaan nya bisa terselubung.

Jerry memberi jarak antara mereka, bibir itu sedikit maju kedepan dan hidung yang sudah memerah.

" Ahaha, sayang liat bibir kamu kaya bebek Wek Wek " Jerry mencolek bibir itu, dan langsung di tepis oleh Tian.

" Kamu mah ahhhh!!!, Sanah ah males " Jerry semakin gemas dengan makhluk di depannya itu.

Jerry mengeratkan pelukan itu, sungguh dia hanya ingin Tian tertawa saat bersamanya.

Jerry hanya ingin mendengar tawa riang itu, melihat gigi itu terlihat sama tertawa, melihat mata itu sedikit tertutup saat tertawa, bibir itu yang selalu maju jika sedang merajuk, halis yang menekuk lucu, mata yang berkaca-kaca.

Bagaimana jika ia tak di pertemukan oleh nya? Apakah dia bisa sebahagia sekarang? Tertawa lepas saat bersama, menceritakan hal hal yang random.

" Kamu ko bengong? Lagi mikirin apa? Kan aku disini loh " Tian menusuk nusukan jari telunjuk di Pipi yang biasanya berlubang saat tersenyum itu.

Jerry menggeleng kan kepalanya lalu menggenggam lengan itu, mengecup nya singkat.

" Engga sayang, aku cuman lagi mikir kalo gaada si gemes ini, hidup aku gimana ya? " Jerry mencubit ringan pipi sedikit berisi itu.

" Siapa ya? Kan aku itu sangar kaya harimau auuuu " Jerry menciumi wajah itu dengan buru buru, dia tak kuasa menahannya lagi.

Ingin sekali dia membawa pergi jauh miliknya jauh dari orang orang jahat, tetapi dia juga takut bahwa orang orang yang anggap dia jahat adalah dirinya juga.

Dia takut menyakiti hati Tian perlahan, dia tak ingin, dia hanya ingin membuat Tian nya itu tertawa saat bersamanya sudah itu saja yg dia inginkan saat ini dan seterusnya.

" Sayang ayo nikah " Tian langsung melotot, dia sangat terkejut.

" Bentar lagi mau lulus kan, ayo nikah kita serumah terus- " Tian membekap mulut yang sedang mengoceh itu, tak mau mendengarkannya lagi.

" Suutttt shut up! " Jerry tertawa terbahak-bahak, telinga itu sedikit memerah.

" Aku serius sayang, aku mau bawa kamu, aku pengen kamu jadi milik aku sepenuhnya " Tian mengusap rahang tegas itu.

Setiap alunan kata yang ia rangkai itu, di dalamnya terdapat keyakinan yang mendalam, walaupun kadang Tian tak percaya, tapi setiap tutur katanya membuat hati nya menolak acuh.

" Semoga aja " Jerry memeluk erat tubuh itu, hangat sangat hangat dia ingin merasakan ini lebih lama.

Semoga saja, hal yang mereka inginkan tercapai, semoga saja .

TBC

SENANDIKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang