21. Τελικά επέστρεψε

49 3 1
                                    


Setelah sekian lama menunggu, akhirnya mereka bersatu padu. Membangun kebahagiaan masing masing tanpa ada yang menghakimi atau mencela.

Kebahagiaan itu bisa darimana saja, orang lain yang mencibir, meremehkan dan semuanya, itu hanyalah perasaan iri, karena apa? Karena mereka sulit mencari kebahagiaannya, tak heran bertemu orang seperti itu.

Sudah resmi dengan kelulusan mereka, Tian yang bersikukuh ingin langsung bekerja tapi Jerry pun bersikukuh memaksa Tian untuk kuliah.

" Kuliah sayang " Jerry mengangguk menatapnya.

" Gamau, aku lagi bikin CV ah diem kamu " Tian yang sedang fokus membuat sesuatu untuk melamar kerja.

" Kuliah ayoooo, sayang ku, cinta ku " Tian menatapnya dengan kesal dan menggigit pipinya.

Jerry yang merasakan gigitan itu pun terkekeh dan memeluknya dengan erat.

" Kalo gigit berarti setuju buat kuliah " Jerry menyeringai dan mengelus punggungnya dengan lembut.

" Jer....diem ah " Tian menatapnya dengan lesu, bukannya Tian tak mau atau apa, biaya kuliah itu tak semurah itu, belum Tunjungan lainnya, Tian paham Jerry memaksanya untuk kuliah, tapi Tian ingin lebih bisa membuat hidupnya tak sengsara.

" Aku gamau dan ga akan, aku tau harusnya aku lanjutin pendidikan aku, tapi biaya nya ga murah jer, mau kamu bantu aku bayar juga ga akan cukup, kita cuman anak muda yang cari uang buat diri kita sendiri, di tambah keluar uang buat diri sendiri, ga kerasa kita ngeluarin berjuta-juta, gimana kalo aku kuliah? Nanti kita makan apa? Tai? Kan enggak, udah ah diem " Tian menatapnya dan mengusap kepalanya dengan lembut.

Jerry memikirkan perkataan kekasihnya dan perlahan sadar, bahwa dasarnya dia hanyalah seorang anak muda yang tak ada arah tujuan dan memilih untuk menjalankan hidup semestinya.

" Oke deh.. good luck ya, semoga cepet keterima kerja yang kamu mau, i love you.." Jerry mengecup pipinya dan mengusap punggungnya dengan lembut.

" Me too " Jerry menatapnya dengan bingung dan cemberut.

" Who loves me? " Jerry tak terima dengan jawaban dia yang singkat, padat, bangsat itu.

" Me " Tian juga ikut tak terima dengan jawaban kekasihnya.

" Who loves me?! " Jerry menekan setiap perkataannya dan menatapnya dengan sengit.

" I love you! " Jerry tersenyum cerah dan memeluk nya dengan erat.

Tian pun membalas pelukan itu sembari mengusap kepalanya dengan lembut.

" Shift malem? " Jerry mengangguk sembari menelusupkan wajahnya ke lehernya.

" Males...pengen sama kamu aja disini " Tian terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

" Jangan gitu dong, nanti kamu kere " Jerry tertawa kecil dan mencium lehernya dengan lembut.

" Sehari ga kerja kita ga makan tai ko sayang... " Tian teringat perkataannya tadi, kemudian tertawa terbahak-bahak.

Tian mengangguk dan tersenyum hangat menatapnya, dengan tangannya yang tak berhenti mengusap kepalanya dengan lembut.

" Istirahat gih, nanti jam 7 berangkat biar ga ngantuk disana, hmm? " Tian mencium dahinya dan mengelus pipinya dengan lembut.

" Iya..." Jerry berbaring di pangkuannya dan menyembunyikan wajahnya di perutnya dan memeluknya.

" Di kasur, ya ampun..." Tian menggelengkan kepalanya dan mengusap kepalanya.

" Ga mauuuu " Jerry menggeleng dan memeluknya lebih erat.

" Rewel, rewel " Tian mencolek hidungnya dan menepuk nepuk punggungnya dengan lembut.

Tian kembali menyelesaikan membuat dan menyiapkan syarat untuk melamar kerja nanti.

Banyak hal yang belum Tian capai, tapi mau bagaimana? Di dunia ini tak ada uang ya sudah.

' Lo punya duit, Lo punya kuasa '

' Lo ga punya duit, Lo sengsara '

Money it's everything, punya uang bisa beli segalanya, bisa beli barang di mau, bisa beli kebahagiaan, bisa beli lonte.

Apa lagi? Banyak. yang ngomong duit ga bisa beli kebahagiaan, parah sih.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENANDIKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang