15. anisychíes

38 11 2
                                    

CW! harsh words

Tian yang sedang mengistirahatkan tubuh dan pikirannya paska memberi isyarat agar semua anggota OSIS dan MPK mengumpul, tiba tiba suara notifikasi dari handphone nya berlomba lomba masuk.

Tian yang sedang mengistirahatkan tubuh dan pikirannya paska memberi isyarat agar semua anggota OSIS dan MPK mengumpul, tiba tiba suara notifikasi dari handphone nya berlomba lomba masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tian sangat terkejut sebab kekasihnya tak ada saat rapat tadi, apakah terjadi sesuatu? Tian membuka 1 per 1 notifikasi itu.

Tian sangat terkejut sebab kekasihnya tak ada saat rapat tadi, apakah terjadi sesuatu? Tian membuka 1 per 1 notifikasi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anjing, batin Tian bergemuruh layak nya air laut, dia buru buru membuka pesan dari kekasihnya, uks uks uks pikirannya.

" Kunyuk ngapain sih sampe kaya gini " Tian sedang memikirkan banyak masalah, tapi masalah datang lagi kapan selesainya.

Saat sampai di uks, dia melihat kekasihnya sedang di obati oleh salah satu anak PMR.

Tian meminta maaf dan terimakasih sudah merepotkan nya sebab jam sudah menunjukkan jam bubar sekolah.

Tian memandang seseorang yang ada di hadapannya, wajah penuh luka, baju yang lusuh.

" Maaf " 1 kata terlontar dengan takut, suara yang sedikit gemetar itu, aura dari kekasihnya sangat jauh berbeda.

Tian masih belum menjawab, tapi pandangannya tidak di alihkan oleh nya.

Jerry mengangkat pandangannya, mata mereka bertemu, dia serasa menjadi batu tak bisa bergerak sama sekali, mata itu sangat tajam.

" Kenapa " Tian bergerak untuk mengobati lengannya, tapi masih hati yang menggebu-gebu.

Jerry tak menjawab, ia hanya memainkan lengan baju nya untuk menenangkan hati nya.

" Kajantra lagi? " Jerry melihat ke arah Tian, tangannya bergerak untuk menggenggam lengan itu.

" Udah aku bilang berapa kali sih? Terus sekarang apa akibat nya? Bonyok abis, aku bilang kaya gitu terus tuh buat hindari hal kaya gini jer, bukan aku larang kamu buat yang ga ga, aku khawatir, aku takut " Tian menghembuskan nafas nya kasar, dia juga lelah berhadapan dengan Kajantra.

Jujur saja dia juga ingin menghajar Kajantra itu tapi dia takut imbasnya semakin membesar, dia juga takut Bumi sahabat nya terkena imbas itu.

Saat ini dia hanya bisa menunggu tanggal main yang bagus untuk menyingkirkan Kajantra dari hidup nya.

Makhluk yang ada di depannya hanya bisa diam membeku, dia juga takut kepada kekasihnya yang sudah mengamuk seperti ini.

" Jawab " Tian semakin mendatarkan wajahnya, kesal! Sangat kesal!.

" Maaf " Tian merotasikan matanya jengah, nyenye.

" Aku suruh jawab, bukan minta maaf terus talaman " Jerry sedikit terkejut akibat panggilan itu, urgent bukan mengamuk biasa Tian nya.

Tubuh itu bergetar, menangis Jerry talaman menangis sebab di hadapkan dengan Tian latarum.

" Maaf, maaf " Jerry menggenggam lengan itu, air matanya tak sengaja menetes mengenai lengan Tian.

Tian hanya bisa bersabar, jika dia terus meluapkan emosinya yang ada semakin kusut.

Tian membawa tubuh lusuh itu untuk di rengkuh nya agar terasa hangat dan nyaman.

" Maafin aku, aku salah, tapi aku udah ga tahan sama sikap dia " Tian mengusap punggung itu agar tidak bergemetar lagi.

" Aku salah, aku minta maaf " lagi dan lagi, maaf dan maaf, tak selesai di bicarakan.

" Iya " Tian melepaskan pelukan itu, dan memandang lebih pekat wajah itu, tampan.

" Aku tau niat kamu bagus, tapi kamu juga harus mikirin diri kamu dulu sebelum aku sayang, aku juga minta maaf, aku kaget sekaligus takut, takut banget, Kajantra itu bukan orang biasa, dia banyak backingan sana sini, aku takut kamu lebih dari ini nantinya jer, plis stop sampai sini ya? " yang di hadapannya semakin terisak mendengar tutur kata kata itu.

" Udah nangis nya, ga malu kalo temen temen kamu liat? " Jerry memeluk erat tubuh kekasihnya itu, mungkin darah dan air matanya sudah bercampur.

" Hehh malah nambah deres nangis nya " Tian menghapus Ayar itu yang sedari tadi tak reda bak hujan yang membasahi bumi.

*Ayar = air

" Maafin aku " Jerry menggenggam lengan itu dengan gemetaran, masih saja hal itu yang dia bahas.

" Iya udah aku maafin " Jerry menggelengkan kepalanya, dia tahu kekasihnya berbohong.

" Aku salah, aku salah, aku minta maaf " perlahan bibir itu di tempelkan dengan permukaan halus punggung tangan Tian.

Tian merasakan dadanya sedikit nyeuri mendengar kalimat itu, air matanya perlahan turun.

" Gue khawatir bangsat, GUE CAPE TAU GA SIH UDH PULANG RAPAT, DENGER KABAR KALO LO BONYOK KAYA GINI, LO PIKIR GUE BAIK BAIK AJA HAH! BANGSAT?! " Tian meluarkan sesuatu yang mengganjal di ulu hati nya, sungguh sakit mendengar kabar ini, dia sangat trauma.

Jerry semakin menangis terisak, dadanya juga sama sakit mendengar kata kata kasar itu, dia sangat bodoh telah membuat kekasihnya khawatir.

" Kesel gue sama lo anjing " Tian menghapus air matanya, lalu meninggalkan Jerry sendiri, dia ingin pergi ke toilet untuk menenangkan diri.

Jerry menyeka air matanya yang mengalir deras, dia tak mengejar Tian, dia tau kekasihnya sedang ingin sendiri.

TBC

SENANDIKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang