Jika harus memilih antara 2 pilihan, kita hanya akan bisa memilih salah satu saja.
Jika kita memilih yang ke 2 maka tidak akan tahu isi yang ke 1 itu apa, dan jika kita memilih yang ke 1 kita tidak tahu isi yang ke 2 itu apa.
Menurut saya, saya akan...
Di temani hari hari dengan seseorang yang dicintai adalah keinginan semua tentunya.
Di manja oleh kasih sayang, hal yang indah di dunia, tanpa ada kata yang menyakitkan terlontar.
Tian saat ini sedang meringkuk di atas ranjang kecil milik Jerry, ya mereka sedang berada di 'tempat saksi mata Jerry tumbuh dewasa'.
Tian hanya bosan di rumah karena tak ada siapa siapa, jadilah dia menelepon sang kekasihnya untuk menjemput.
Sembari menemani sang kekasih mengerjakan tugas dan pekerjaan paruh baya nya, iya pekerjaan paruh baya yang selama ini menghidupi dia.
Tetapi niat hati ingin 'menemani' matanya tidak bisa di ajak kompromi, sangat berat seperti di timpa batu besar.
Saat kekasih nya ingin pamit untuk mengambil sesuatu di satu tempat, sang pujaan hati tertidur pulas di atas ranjang nya.
Sang kekasih hanya tersenyum melihat tubuh mungil itu meringkuk dengan dahi yang mengernyit.
Sang kekasih mencium kening itu untuk pengganti kata pamit, jika di bangunkan dia tak tega.
Saat keluar dari kamar, ia melihat ibu Ilma yang sedang bersantai di teras rumah sembari membaca buku kesukaannya.
Dengan senyum terpatri, ia menghampiri 'ibu nya' itu lalu pamit keluar sebentar.
" Mau kemana nak? Udah makan? " Ibu Ilma mengusap lembut pipi itu, masih sama seperti pertama kali dia bertemu dengan bayi kecilnya.
" Mau ke rumah temen dulu Bu, cuman sebentar ko titip anak kecil dulu ya bu yang di kamar " ibu Ilma tersenyum lalu menepuk pelan lengan itu.
" Hush ah nanti Tian denger malah marah, udah sanah jangan ngebut ngebut " Jerry mengacung jempol nya dan pergi lenyap di telan jalanan kota.
Ibu Ilma kembali masuk dan mampir ke dalam kamar 'anak nya', terpampang jelas ada 'anak kecil' yang sedang meringkuk dengan dahi yang mengernyit.
" Nak Tian, ibu tau kamu anak baik sangat baik, nak Jerry pernah cerita tentang kamu, ternyata nasib kalian tidak jauh berbeda. Ibu harap kalian selalu semangat menghadapi semua masalah disini ya " ibu ilma mengusap pelan kepala itu dan berlalu pergi.
Tian yang merasa terusik berlalu bangun dan berdiam sejenak, lalu melihat sekeliling kosong tak ada si apa si apa, kekasih nya kemana pergi? Dia mengecek hp ternyata ada notifikasi.
Tian tersenyum saat melihat isi pesan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lucu, ngapain pake pap segala jarang jarang kaya gini, mana rambutnya pirang lagi belum di 'tambal' lagi"
Tian mengetikan lagi balasannya dan keluar untuk menyapa anak anak yang sedang bermain.
Saat dia datang ke panti asuhan, anak anak sedang makan dan ada sebagian yang sedang tidur siang, jadi dia tak sempat bertemu.