S.O.L (2)

2.8K 286 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Eh, kalian udah dengar kabar hot belum?"

Donghyuck menghentikan langkahnya saat mendengar beberapa pekerja tengah mengobrol. Pemuda itu baru keluar dari ruangan Direktur. Hari ini ia sudah mulai bekerja.

"Kabar apaan?"

"Ituloh, gosip kalau Pak Bos katanya gak bakal bisa punya anak karena dia mandul."

"Hah? Beneran?"

"Iya, ihh. Masa gak percaya, sih?"

"Lo tau dari mana?"

"IG nya Bu Giselle. Sekarang lagi rame tau."

"Hah, Bu Giselle sendiri yang bilang? Lo gak bohong, kan?"

"Coba lo cek sendiri."

"Tapi, kalau beneran Bu Giselle update kaya gitu, dia termasuk kelewatan gak, sih? Masa aib suaminya sendiri disebarin ke media sosial? Mentang-mentang orang kaya. Mau narik perhatian publik apa gimana?"

"Lu kaya gak tau Bu Giselle aja, sih. Dia itu emang terkenal tukang pamer, belagu dan ratu drama. Gak heran kalau masalah kaya ginian dia sampe nyebarin sendiri ke publik."

"Apa dia gak takut diceraiin sama Pak Bos, ya?"

"Mana mungkin takut, sih. Kan, Pak Bos yang gak bisa ngasih keturunan. Kalau Bu Giselle diceraiin, dia bisa nyari cowok lain."

"Tapi, gak mungkin juga Bu Giselle mau pisah sama Pak Bos, kan? Yeah, you know apa yang gue maksud. Rela kehilangan atm berjalan? Gila kali."

Para pekerja yang bergosip itu lantas cekikikan. Rata-rata mereka perempuan. Sementara yang pria hanya diam tanpa ingin ikut campur. Takut ketahuan Direktur.

"Kerja, oi! Para betina gosip mulu kerjaannya."

"Apa, sih? Ihh, ngerusak kesenangan kita aja, sih."

"Dibilangin juga. Ntar kedengeran Pak Bos, terus dipecat, mampus kalian."

Para penggosip langsung mencibir, lalu mereka fokus kembali bekerja.

Donghyuck mengernyit aneh mendengar pembicaraan tersebut. Jadi, si manis udah nikah?

"Disaat gue baru tertarik sama orang, tapi dia udah ada yang punya," gumamnya teramat pelan.

Namun, raut pemuda itu segera berubah ketika teringat akan kalimat lain dalam pembicaraan para pekerja di kantor.

Kayanya gue punya kesempatan buat deketin.

Donghyuck segera beranjak menghampiri salah satu pekerja. Pemuda itu disuruh untuk membuat laporan jika ia diterima jadi sekretaris dan sudah mulai bekerja hari ini.

.
.

"Kamu diterima?" tanya pekerja yang didatangi oleh Donghyuck. Dia merupakan seorang wanita yang cukup cantik. Senyumannya terlihat indah. Namun, tak menarik. "Selamat bergabung di perusahaan ini," kata wanita itu ramah.

Donghyuck hanya mengangguk disertai senyuman tipis sebagai formalitas.

"Namaku Shin Ryujin. Kamu bisa panggil aku Ryujin," kata si wanita memperkenalkan diri. Dia memberikan sebuah kunci pada Donghyuck. "Ruanganmu ada di sebelah ruangan Pak Kun," lanjutnya. "Oh, ya. Berhubung posisi sekretaris kosong di beberapa hari ke belakang, jadwal Pak Kun ada di map biru di atas meja. Kamu bisa mengeceknya nanti."

"Oke," balas Donghyuck singkat.

Ryujin tersenyum. "Semoga kamu betah di sini. Jangan sungkan kalau ada hal yang gak kamu pahami. Kamu bisa bertanya pada siapapun yang ada di sini."

Donghyuck kembali mengangguk, lalu berpamitan untuk ke ruangannya sendiri.

Ryujin memperhatikan kepergian Donghyuck hingga pemuda itu menghilang. Dia menarik napas dalam-dalam.

"Agak dingin," gumamnya. "Tapi, siapa peduli? Yang terpenting kerjanya bagus dan cocok sama si Bos."

.
.

Kun berdecak kesal ketika membaca postingan istrinya di media sosial.

Mengapa Giselle harus berbuat seperti itu? Padahal Kun sudah rela mengorbankan diri hanya untuk menjaga perasaan sang istri. Kalau tahu akan seperti ini jadinya, ia tak mungkin berbuat sampai sejauh itu. Atau mungkin ia takan menikahi Giselle.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Tidak mungkin kembali menjadi nasi atau bahkan beras. Kun tak bisa menyesalinya. Semua sudah terjadi.

"Daripada mikirin masalah ini, lebih baik aku fokus kerja," gumam Kun seraya meraih salah satu map yang ada di atas meja.

Pria itu terdiam ketika membaca isi map tersebut yang ternyata data lengkap tentang Lee Donghyuck, sektretaris barunya.

"Donghyuck." Kun kembali bergumam. "Dia masih muda, tapi kemampuannya dalam berbisnis lumayan juga. Kalau dikembangkan lagi, mungkin dia akan jadi orang sukses." Ia kembali bergumam. "Semoga dia bisa bertahan lama di sini."

Kun kembali meletakkan map itu di atas meja. Lalu, ia berdiri dan berjalan hendak membuka pintu. Namun, benda tersebut sudah lebih dulu diketuk oleh seseorang dari luar.

.
.

Pada dasarnya Donghyuck memang pemuda yang terkadang bisa bersikap tak sopan. Seperti sekarang ini. Pemuda itu hanya mengetuk pintu ruangan atasan-nya beberapa kali, sebelum kemudian ia membuka pintu tersebut tanpa menunggu disuruh dulu.

Kun tampak mundur beberapa langkah karena terkejut. Terlebih wajahnya nyaris bersentuhan dengan wajah Donghyuck.

Sepertinya pemuda itu juga sempat terkejut barang sejenak, sebelum normal kembali.

"Maaf."

Hanya kalimat permintaan maaf singkat dari Donghyuck.

Kun mengernyit, lalu mengangguk. "Ada apa?" tanyanya berusaha bersikap normal. Dia bahkan mempersilahkan Donghyuck untuk masuk ke ruangannya.

"Saya baru membaca jadwal Anda hari ini dan ada meeting di beberapa perusahaan sampai jam delapan malam nanti," kata Donghyuck.

"Jam berapa meeting pertama dimulai?" tanya Kun yang menarik kursi untuk duduk.

Donghyuck hanya berdiri saja dengan pandangan tak lepas dari atasan-nya, membuat sang atasan merasa sedikit tidak nyaman.

"Sekitar jam sepuluh pagi," jawab Donghyuck.

Kun mengangguk. "Oke. Kamu bisa mempersiapkan diri karena akan ikut denganku. Kita pergi sebentar lagi," ujarnya yang dibalas anggukkan kepala dari Donghyuck. "Apa kamu udah bisa nyetir mobil?"

"Bisa," sahut Donghyuck tanpa ragu. Ya, dia memang bisa, sih. Tapi, terkadang suka seenaknya kalau sudah menyetir. Entah motor atau mobil.

Kun merasa heran dengan sikap Donghyuck yang sedikit kurang sopan, menurutnya. Terlalu terlihat santai. Mungkin karena baru pertama kali bertemu? Siapa tahu saja memang seperti itu tabiat sikap Donghyuck.

Tapi, dari semua keanehan tersebut, ada yang lebih membuat Kun merasa aneh. Ia merasa jika Donghyuck memandanginya dengan tatapan tak biasa. Cukup membuatnya tidak nyaman.

Ya, mungkin benar karena ini baru hari pertama. Kalau udah ketemu lama, siapa tau biasa aja.

.
.
.

Tbc~~

Hai~~

Btw, di sini belum mulai celingkuh nya eaaak~~

Secret Of Love(Hyuckkun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang