S.O.L (3)

2.8K 278 46
                                    

Ps: Bahasa percakapan Donghyuck dan Kun emang sengaja masih dibikin agak formal dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ps: Bahasa percakapan Donghyuck dan Kun emang sengaja masih dibikin agak formal dulu. Karena mereka baru ketemu, belum terlalu dekat, meskipun Donghyuck udah tertarik sama Kun. Percakapan mereka selayaknya atasan sama bawahan dulu, ya. Karena aku mau bikin Donghyuk  pake kalimat non formal saat kerja itu kurang enak dilihat. Yaaah, aku juga pekerja kantoran soalnya.

.
.
.

Donghyuck melirik Kun yang duduk di jok belakang. Sebenarnya, pemuda itu sangat ingin menyuruh sang atasan agar duduk di sebelahnya. Namun, ia belum bisa melakukan hal tersebut untuk saat ini. Dia masih karyawan baru. Kalau sampai Kun jadi tidak suka karena sikapnya yang kurang ajar, ia bisa dipecat dan niat untuk mendekati pria manis itu akan gagal.

"Donghyuck, kita makan malam dulu, ya. Baru setelah ini kita ke kantor."

Kun membuka suara dengan pandangan yang fokus ke ponsel di tangannya.

Mereka telah menyelesaikan semua rapat hari ini. Sekarang hanya tinggal kembali ke kantor, lalu pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.

Donghyuck kembali melirik, lalu tersenyum miring. Padahal Kun hanya duduk, tapi sudah terlihat menggemaskan di matanya.

"Anda mau makan di mana?" tanya Donghyuck. Pemuda itu memutuskan untuk mengubah nada bicaranya. Karena Donghyuck melihat gelagat tidak nyaman dari Kun ketika ia berbicara dengan kalimat yang cukup tak sopan.

"Di mana aja. Terserah kamu," jawab Kun masih fokus pada ponsel, entah apa yang menarik dari benda pipih tersebut.

Donghyuck menatap Kun dari pantulan kaca kecil, lalu tersenyum miring. Jawaban 'terserah' itu seolah ia sedang berbicara dengan kekasihnya yang merajuk. Dia jadi tertawa geli karena pemikirannya sendiri.

Kun menoleh saat mendengar suara tawa dari Donghyuck. Wajahnya terlihat bingung. "Kamu kenapa tertawa sendiri?" tanyanya.

"Bukan apa-apa, Pak. Tadi ada yang lucu di jalan," sahut Donghyuck.

"Oh ....." Kun mengangguk mengerti, lalu fokus kembali pada ponselnya.

"Tapi, kamu lebih lucu, sih," lanjut Donghyuck agak sedikit pelan, hingga mungkin hanya dia yang bisa mendengar gumaman tersebut. "Apalagi kalau jadi milikku."

Kun menoleh. Dia seperti mendengar Donghyuck berbicara lagi. Namun, ia tidak begitu jelas apa yang diucapkan oleh pemuda itu. Biarlah. Mungkin bukan hal penting.

Donghyuck tersenyum tipis. "Kenapa gue baru ketemu lo sekarang? Coba aja dari dulu, mungkin gue yang milikki lo saat ini, bukan orang lain," kata pemuda itu sangat pelan. "Tapi, ga masalah. Gue masih ada kesempatan. Karena hubungan lo sama istri lo sendiri lagi renggang, kan?"

.
.
.

Donghyuck memakirkan mobil di tempat parkir sebuah restoran. Karena Kun tidak menentukan tempat untuk makan malam, jadi Donghyuck sengaja memilih restoran yang menyediakan makanan cepat saji. Kun tampak tidak keberatan dengan pilihannya.

Donghyuck turun lebih dulu dari mobil, lalu membukakan pintu belakang agar Kun bisa keluar.

Ketika keduanya tiba di tempat rapat yang pertama, Donghyuck juga melakukan hal tersebut dan itu merupakan sesuatu yang cukup baru bagi Kun. Sedikit membuat ia terkejut.

Biasanya Kun menyetir kendaraan sendiri, keluar dari mobil tidak dibukakan oleh seseorang. Ketika pergi rapat di luar kantor, sekretarisnya merupakan seorang perempuan. Jadi, terkadang ia akan mendapat pandangan aneh dari orang-orang sekitar. Disangka sang sekretaris adalah selingkuhannya.

Mungkin sekarang tidak akan terjadi lagi. Sekretaris Kun seorang lelaki. Tidak mungkin ada yang memberi pandangan seperti itu padanya. Kun bisa bebas bekerja dengan tenang.

"Ada apa, Pak? Terjadi sesuatu?" tanya Donghyuck ketika melihat Kun bergeming memandanginya tanpa berniat untuk keluar dari mobil.

Kun tersadar, kemudian menggelengkan kepalanya. "Saya gak apa-apa," sahut pria itu seraya beranjak.

Donghyuck mengangkat sebelah alisnya memandangi punggung Kun yang menjauh memasuki area restoran. Pemuda itu menutup pintu mobil, menguncinya, lalu segera menyusul sang atasan.

"Donghyuck, tolong kamu pesanin makanan apa aja, terserah, saya akan makan apapun itu. Saya ke toilet dulu," kata Kun setelah mereka berada di dalam restoran dan sudah memilih tempat duduk.

Donghyuck mengangguk sembari berucap 'Oke, Pak."

Kun berlalu pergi ke toilet. Sementara Donghyuck menarik kursi untuk duduk dan mulai memesan makanan.

Tiba-tiba otaknya yang licik tengah berjalan dengan lancar malam ini. Donghyuck menyeringai. Dia memanggil pelayan restoran, memesan beberapa makanan serta minuman.

Namun, ketika pemuda itu menyebutkan minuman yang ingin dipesan, ia meminta pelayan tersebut untuk memasukkan obat perangsang ke dalam jus jeruk, minuman milik Kun.

"Pacar saya lagi ngambek, Nona. Saya bingung gimana caranya bikin dia luluh dan gak ngambek lagi. Akhirnya saya mutusin buat pake cara ini aja. Siapa tau manjur, kan? Mohon bantuannya ya, Nona. Tapi, ingat, jangan kasih tau siapa-siapa. Oke? Nanti saya kasih tip buat Nona."

Begitu kalimat yang diucapkan oleh Donghyuck ketika mendapat pandangan bingung dari pelayan tersebut. Akhirnya sang pelayan hanya bisa mengangguk menurut tanpa protes, dengan wajah yang memerah. Tentunya.

"Terlalu cepet, sih. Tapi, gak apa-apa lah. Berawal dari kecelakaan, siapa tau bisa jadi keterusan," gumam Donghyuck seraya menyeringai. "Kalau si manis itu marah, tinggal gue bilang aja itu keinginan dia sendiri, bukan gue. Gak mungkin dia ingat dengan jelas gimana kejadiannya," gumam pemuda itu lagi.

Tidak lama kemudian, Kun datang setelah dari toilet. Dia menarik kursi yang berhadapan dengan Donghyuck.

"Apa kamu udah pesan?" tanya Kun seraya mengambil tissue untuk membersihkan tetesan air yang ada di tangan dan sekitar lehernya.

"Sialan!"

Donghyuck memaki di dalam hati ketika melihat bagaimana pemandangan di hadapannya saat ini. Leher putih Kun yang terekspos seolah mengundangnya untuk menjamah area tersebut.

"Donghyuck?"

Kun kembali bersuara saat tidak ada jawaban dari Donghyuck. Pemuda itu lantas segera tersadar daru fantasi liarnya.

"Oh, iya. Saya udah pesan," sahut Donghyuck seraya mengusap rambutnya beberapa kali.

Kini giliran Kun yang terdiam memandangi Donghyuck. Bedanya pandangan itu terlihat heran dan bingung.

"Ada yang lain sama anak ini," gumam Kun di dalam hati.

Sementara Donghyuk tengah mencuri pandang ke arah leher Kun berkali-kali, tanpa disadari oleh sang atasan.

.
.
.

Tbc.

Ps lagi: Maaf, untuk alur aku agak ga ngikutin sama yang di request, ya. Mintanya Kun frustasi, minum² yang berakhir tidur sama Donghyuck. Itu emang ada, sih. Tapi, tentu Donghyuck juga ga bakal semudah itu bisa dapetin apa yang dia mau. Nidurin dedek Kun misalnya 🙄

Secret Of Love(Hyuckkun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang