S.O.L (6)

2.4K 245 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Mari kita cabut, cuy." ucap Donghyuck yang sudah berpakaian rapi. Siap untuk berangkat kerja.

Jeno melongo melihat bagaimana penampilan Donghyuck.

"Eh, buset. Lu kesambet apaan dandan rapi gini?" ujar Jeno seraya berdiri.

"Ck. Gue mau kerjalah, ya wajib pake baju rapi," sahut Donghyuck.

"Apaan. Biasanya juga lu asal-asalan kalau mau kerja. Asal mandi, pake baju, udah beres," kata Jeno. "Ini segala pake jas. Sesuatu banget, anjir!"

"Boss gue yang minta buat pake jas," balas Donghyuck.

Jeno mengernyit heran. "Sejak kapan lo nurut perintah dari Boss lo?" tanya pemuda itu.

"Sejak hari ini," sahut Donghyuck dengan malas. "Udahlah. Ayo, kita pergi. Ntar keburu telat."

"Iya, iya, elah."

Meskipun masih heran, tapi Jeno memutuskan untuk menyimpan segala keheranannya tersebut. Lebih baik mereka segera berangkat kerja. Daripada terlambat.

.
.
.

Giselle menghampiri Kun yang tengah memakai jas. Wanita itu sudah berpakaian rapi, seperti hendak pergi.

"Aku mau ke rumah Mama. Jadi, kemungkinan bakal pulang malam atau justru gak pulang," kata Giselle.

"Iya." Kun hanya menyahut singkat. Baginya itu tidak penting.

"Nanti jangan lupa kirim uang lagi ke rekeningku, ya. Soalnya aku mau traktir Mama," ucap Giselle.

"Bukannya semalam udah aku transfer lima puluh juta?" tanya Kun.

"Itu buat aku shopping, dong. Kalau yang sekarang beda lagi," balas Giselle.

"Iya." Kun memutuskan untuk mengiyakan terlebih dahulu. Walau sebenarnya ia tak berniat mengirim uang lagi pada rekening sang istri.

Giselle tersenyum. "Okey. Aku pergi dulu. Bye~" Wanita itu segera beranjak keluar kamar.

Kun hanya bisa menghela napas melihat kepergian Giselle.

"Andai bisa cerai. Bakal gue lakuin," gumam Kun seraya mengambil tasnya, kemudian melangkah keluar kamar. Dia akan menunggu kedatangan sekretarisnya. Ini sudah jam enam.

_

"Permisi."

Giselle mengerutkan kening kala melihat seorang pemuda begitu ia membuka pintu utama.

"Ganteng juga nih, cowok." Batin Giselle berucap.

"Maaf, cari siapa, ya?" tanya Giselle.

"Saya sekretarisnya Pak Kun," jawab Donghyuck, si tamu.

Giselle terlihat tertarik. "Oh, sekretaris suami saya?" tanya wanita itu seraya membenarkan dandanannya.

"Iya. Apa beliau ada?" tanya Donghyuck lagi.

Giselle mengangguk dengan senyuman yang terlihat aneh di mata Donghyuck. Bahkan pemuda itu sampai merasa merinding.

"Istrinya? Cantik, sih. Tapi, sayang kaya cewek kegatelan," kata Donghyuck di dalam hati.

"Ada. Ayo, masuk," ucap Giselle sembari menggeser tubuhnya. Wanita itu terlihat kembali membenarkan dandanannya. Bahkan belahan dada kini terlihat semakin jelas.

Donghyuck merinding, lalu memilih untuk masuk ke dalam rumah daripada melihat pemandangan mengerikan seperti itu.

"Selamat pagi, Pak."

Donghyuck memberi sapaan begitu melihat Kun menuruni tangga. Pria itu tampak sedikit terkejut.

"Dari tadi?" tanya Kun ketika sudah ada di lantai bawah. Dia menoleh ke arah Giselle yang masih tengah berdiri di sisi pintu masuk.

"Baru tiba," balas Donghyuck sembari menatap Kun tanpa berkedip. Manis banget, sih masa depan gue.

"Kita langsung pergi aja," kata Kun seraya menyerahkan sebuah kunci mobil pada sekretarisnya. "Kamu yang nyetir."

"Baik, Pak," sahut Donghyuck.

Kun berjalan melewati Giselle yang hanya diam saja berdiri di dekat pintu. Pria itu juga tidak berbicara apa-apa, hanya melirik sekilas, lalu terus berjalan keluar rumah.

Donghyuck mengikuti dari belakang. Dia juga tidak melirik pada Giselle karena terlalu fokus pada Kun.

Sementara Giselle sendiri memandangi Donghyuck dengan tangan bersedekap dada.

"Beneran ganteng, sih. Tapi, sayang posisinya cuma sekretaris bukan pemilik perusahaan. Coba aja kalau Boss, aku mungkin bakal mau sama dia," gumam Giselle.

.
.
.

Kun menoleh ke arah Donghyuck yang tengah fokus menyetir. Kali ini ia duduk di kursi depan, di samping pemuda itu. Kun benar-benar masih tidak menyangka jika sekretarisnya merupakan Adik tiri Doyoung.

Dunia memang terlihat luas, tapi juga tampak sempit.

"Kenapa ngelihatin saya terus, Pak? Saya keren pake jas, ya?" celetuk Donghyuck yang seketika membuat Kun tersentak.

Pria itu segera tersadar, kemudian berdeham. "Kamu ngomong apa, sih. Gak jelas," katanya. "Benar apa yang dibilang sama Doyoung, anak ini emang nyebelin." Ia berucap di dalam hati.

Donghyuck hanya tertawa. "Becanda, Pak."

Kun menatap Donghyuck kembali. Ia memperhatikan pemuda itu yang hari ini berpakaian lebih rapi daripada sebelumnya.

"Ya, kalau dilihat-lihat, dia emang kelihatan keren pakai jas gini," ucap Kun di dalam hati. "Gue yakin, sih banyak cewek yang mungkin jadi mainannya. Dia tipikal cowok nakal."

"Sebelumnya makasih udah muji saya keren. Tapi, saya mah cowok baik-baik, Pak. Ya, meskipun penampilan saya di awal pertemuan kaya anak nakal, tetap aja aslinya saya orang baik," kata Donghyuck tiba-tiba.

Kun terkejut. Kenapa pemuda itu bisa tahu apa yang tengah ia pikirkan?

"Kok kaget, Pak?" tanya Donghyuck dengan senyum tipis.

"Kamu .... bisa dengar saya lagi ngomong apa di dalam hati?" balas Kun dengan polos.

Donghyuck terkekeh. "Enggak juga, sih. Wajah kamu waktu natap aku itu kaya menggambarkan lagi muji, tapi juga ngatain aku cowok nakal. Kelihatan jelas."

Kening Kun tampak mengkerut, tidak percaya dengan perjelasan dari Donghyuck.

"Serius. Mana ada seseorang di dunia ini yang bisa dengar suara hati orang lain, kan?" ucap Donghyuck.

"Itu buktinya kamu," kata Kun.

"Loh, aku udah jelasin tadi. Masih gak percaya?" balas Donghyuck.

Kening Kun semakin mengkerut. Kali ini bukan lagi masalah Donghyuck yang bisa tahu isi hatinya, melainkan kosa kata pemuda itu ketika berbicara dengannya. Kembali tidak sopan.

"Bicaramu itu---"

Kun tidak jadi melanjutkan perkataannya karena mereka telah sampai di tempat tujuan.

"Nanti kita lanjut ngobrol lagi, ya. Sekarang lebih baik kita fokus kerja dulu," ucap Donghyuck seraya menatap Kun dengan dalam, membuat pria itu seketika terdiam ikut menatapnya.

.
.
.

Tbc.

Mungkin setelah ini, udah memasuki tahap inti cerita.


Secret Of Love(Hyuckkun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang