S.O.L(20)

1.8K 177 36
                                    

Donghyuck mengerutkan kening kala melihat Giselle keluar dari ruangan Kun dengan mata sembab seperti baru saja menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
Donghyuck mengerutkan kening kala melihat Giselle keluar dari ruangan Kun dengan mata sembab seperti baru saja menangis. Bahkan saat wanita itu menatap ke arahnya, ia sama sekali tak bersuara. Giselle pergi begitu saja.

"Dia kenapa, sih?" gumam Donghyuck seraya berjalan memasuki ruangan Direktur. "Apa yang dia temuin di ruangan Kun sampai nangis kaya gitu?"

Donghyuck melirik ke segala ruangan untuk memperhatikan apakah ada yang aneh atau tidak.

"Semua baik-baik aja," gumam Donghyuck sembari berjalan ke arah kursi. Ia duduk di sana. "Terus apa yang bikin cewek itu nangis?" gumamnya lagi. "Gak mungkin dia nangis tanpa alasan. Tapi, di sini juga gak ada hal aneh yang sekiranya bisa bikin dia nangis."

Donghyuck menarik laptop yang selalu ada di atas meja milik Kun. "Apa gue cek CCTV aja?" Ia menggelengkan kepala. "Ngapain gue repot-repot mikirin soal Giselle yang nangis. Bukan urusan gue."

Drrt....

Donghyuck mengambil ponselnya yang bergetar dari saku celana. Kening pemuda itu mengkerut kala melihat nama Jeno pada layar ponsel.

"Ngapain Jeno nelpon gue?" gumam Donghyuck seraya menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut. "Hallo...."

"Hallo, Hyuck. Lo lagi sibuk gak?"  sahut Jeno.

"Sekarang sih, lagi enggak. Emang kenapa? Gak biasanya lo nelpon gue gini," kata Donghyuck.

"Nah, itu! Ada hal penting yang mau gue omongin sama lo," ucap Jeno yang terdengar serius.

"Soal apa?" tanya Donghyuck dengan sebelah alis terangkat. Tidak biasanya seorang Lee Jeno ingin membicarakan hal yang serius.

"Kita bisa ketemu gak? Apa yang mau gue omongin cukup panjang," ujar Jeno.

Donghyuck melirik jam di tangannya. "Kalau ketemu sekarang gue gak bisa, Jen. Sekitar sepuluh menit lagi gue ada rapat penting," sahut pemuda itu.

"Aduh!" Jeno terdengar mendengus.

"Coba lo jelasin intinya aja," kata Donghyuck. "Karena kalau ketemu sekarang gue beneran gak bisa."

"Oke, oke. Jadi, gini__"  Jeno menghentikan perkataannya. Terdengar suara helaan napas. "Ini soal Renjun, Hyuck."

"Renjun?" Kernyitan di dahi Donghyuck terlihat.

"Renjun bilang dia mau cerai sama suaminya," kata Jeno.

Donghyuck menyipitkan mata. "Lo serius?" tanya pemuda itu. "Ada masalah apa sama rumah tangga dia?" tanyanya lagi saat Jeno berkata 'iya'.

"Masalahnya panjang dan ini yang lebih parah, Hyuck. Suami Renjun itu suka main tangan kalau mereka udah ribut,"  ujar Jeno sedikit terdengar kesal.

"Fisik?" gumam Donghyuck. Sorot matanya terlihat menajam. "Tapi, ini kemauan Renjun sendiri yang mutusin buat menikah sama orang pilihannya."

"Iya, Hyuck. Gue tau, tapi gue ngerasa gak terima saat denger kalau Renjun disakiti sama orang itu," kata Jeno.

Secret Of Love(Hyuckkun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang