Bagi Hareksa Dinata, seseorang seperti Mahesa Dharmaputra adalah seberengsek nya berengsek orang berengsek.Ia membenci sekaligus menyukai pemuda itu dalam waktu bersamaan. Terdengar konyol, namun itulah kenyataannya.
Hareksa menatap pantulan dirinya di depan cermin yang menampilkan keseluruhan tubuhnya yang tak mengenakan sehelai benang pun.
Melihat banyaknya bercak merah menyebar di seluruh tubuh, pandangan Hareksa seketika terlihat sendu. Bahkan ada beberapa warna yang sudah memudar, dan sebagian lagi terlihat masih baru.
Hareksa tertawa sinis pada pantulan dirinya yang terlihat menyedihkan.
Sampai kapan? Pertanyaan itu berulang kali ia suarakan dalam kepalanya. Namun, tak pernah ia dapatkan jawaban untuk pertanyaannya.
Jika saja orang tuanya masih ada, keadaan seperti ini mungkin tidak akan menimpa dirinya. Ia tak harus menjadi boneka hidup, atau haruskah Hareksa sebut dirinya sebagai pemuas nafsu seorang bajingan sialan seperti Mahesa Dharmaputra.
Perlahan kepalanya menoleh ke arah ranjang dimana beberapa saat lalu digunakan oleh Mahesa untuk menuntaskan nafsu binatang pemuda itu padanya. Hareksa berjalan ke arah ranjang, lalu menarik seprai dengan kasar membuat aroma percintaan mereka menguar keseluruh kamar bernuansa monokrom itu.
Ia melempar seprai ke lantai. Hatinya sesak, tapi air mata tak pernah bisa ia keluarkan.
Kakinya yang terasa lemas tak bisa lagi menopang tubuhnya yang memang sudah kelelahan. Akhirnya, tubuh itu meluruh ke lantai dingin kamarnya. Hareksa meringkuk seperti janin, ia sangat ingin menyerah.
Menyerah pada cintanya, juga menyerah pada dunia.
Perlahan Hareksa menutup kedua matanya. Sebelum kesadarannya menghilang, pikirannya kembali melayang pada waktu beberapa tahun silam. Pada kenangan indah antara dirinya dan Mahesa yang ternyata masih Hareksa simpan dengan baik di sudut memorinya yang keseluruhan sudah rusak.
"Selamat datang di keluarga Dharmaputra, Hareksa."
"Mulai sekarang kamu adikku. Panggil aku Kakak."
"... Kakak?"
"Bagus!" Anak yang lebih tua bertepuk tangan puas, "aku janji bakal jaga kamu. Kalau ada yang nyakitin kamu bilang ke Kakak, oke?"
"Iya."
Nyatanya, orang yang paling menyakitinya adalah dia yang berjanji akan selalu menjaganya.
Hareksa mengingatnya.
Hareksa Dinata
Mahesa Dharmaputra
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly [MarkHyuck]
RandomHareksa Dinata menyukai kupu-kupu. Itu fakta yang tidak bisa di sangkal orang lain. Sebab, dari hewan indah tersebut Hareksa banyak belajar tentang kehidupan. Seekor kupu-kupu mengingatkan kita bahwa akan selalu ada keindahan di pengujung semua rasa...