TIGA

1K 112 12
                                    

Hareksa Dinata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hareksa Dinata

____

Hareksa tak pernah lagi datang ke Gereja.

Berapakali pun Ibu mengajaknya untuk pergi bersama pada hari Minggu untuk melakukan ibadah, Hareksa selalu menolaknya dengan halus.

Sebab, Hareksa merasa dirinya tak pantas menginjakkan kaki di tempat itu. Ia merasa sangat berdosa.

Maka dari itu, ketika Ayah, Ibu, dan Mahesa pergi Hareksa hanya tinggal seorang diri di rumah. Hareksa yang masih merebahkan tubuhnya di kasur, seketika mengangkat tangan kanannya ke atas. Maniknya langsung menatap bekas luka sayatan di pergelangan tangannya.

Bukti bahwa ia pernah melakukan percobaan bunuh diri. Meskipun berakhir gagal, karena Mahesa yang menemukannya.

Hareksa mengingatnya dengan sangat jelas ketika Mahesa menemukannya yang tergeletak di lantai kamar mandi dengan luka sayatan yang mengeluarkan banyak darah. Wajah pemuda itu terlihat khawatir, sorot ketakutan nampak jelas pada manik hitamnya.

Mahesa mungkin takut Hareksa mati. Jika, ia mati kemungkinan tidak akan ada yang akan menjadi pemuas nafsunya lagi.

Hareksa kemudian tersenyum sendu. Itulah sebabnya, ia selalu memakai pakaian panjang guna menutupi bekas luka di pergelangan tangannya.

"Kenapa waktu itu gue nggak mati aja?"

_________

"Hai, Reksa."

Hareksa yang kebetulan akan pergi ke dapur untuk mengambil air minum seketika menghentikan langkahnya, lalu menoleh pada seseorang yang menyapanya dengan ramah.

Ia terkejut tentu saja, tapi Hareksa tampilkan senyum sebelum akhirnya melangkah mendekat pada orang tersebut. Mengurungkan niat awalnya yang ingin mengambil air minum, "hai, Alina."

Dia adalah Alina Gautama, calon tunangan dari Mahesa Dharmaputra.

Begitu jarak di antara mereka hanya tinggal selangkah, tubuhnya tiba-tiba di peluk dengan erat. Hareksa sampai harus menahan keseimbangan tubuhnya agar tidak terjungkal ke belakang.

"Gila, Reksa! Gue kangen banget sama lo." Ucap Alina dengan semangat.

Hareksa terkekeh, "gimana kabar lo?" tanyanya setelah pelukan mereka terlepas, ia memindai tubuh gadis di depannya lalu tanpa sadar berceletuk, "Alina ... sebulan nggak lihat lo, gue rasa badan lo tambah gemu-- Akhh!"

Hareksa segera melompat mudur begitu dia mendapat cubitan di pinggangnya.

Sialan, itu menyakitkan!

Butterfly [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang