Rajin update selagi masih ada draft.
Happy reading 🤗
🍒🍒🍒
Rasanya Vara ingin menambah hari libur nya menggantikan yang kemarin karena harus menemani Janissa jalan dan naas nya bertemu dengan — Liam — yang Vara anggap cowok gila. Bagaimana bisa Liam langsung memberinya cincin dan — yaa cincin tersebut masih melingkar di jari manisnya.
Vara tersadar bahwa cincin itu belum terlepas dari tangannya. Buru-buru Vara melepas nya takut dia beneran suka nantinya pada Liam. Vara bergidik ngeri mendengar cerita Janissa tentang pacar nya Liam yang galak.
"Ini nggak mungkin kan kayak di ftv cincin nya nggak bisa lepas eh, malah jodoh," ujar Vara seraya geleng-geleng mengusir jauh pikiran yang tidak mungkin terjadi.
Vara menuju kamar mandi berusaha menggunakan sabun agar cincin itu bisa lepas dari jari manisnya. Setelah berusaha semaksimal mungkin akhirnya cincin itu terlepas, Vara menghela napas lega.
Setelah mandi, Vara langsung mengecek ponselnya berharap ada pesan dari kekasihnya. Namun, Vara harus menelan kekecewaan Deo sama sekali tidak mengabari nya walau hanya sebatas pesan singkat. Vara melempar asal ponselnya kemudian berjalan menuju walk in closet berganti pakaian lalu menuju kampus.
"Pagi," sapa Vara saat Oma juga baru saja keluar dari kamarnya.
"Pagi juga cucu Oma yang cantik," balas Oma. "Oh ya Mami kamu udah nelpon lagi nggak?"
"Males ih, mami nelpon cuma suruh nikah aja. Dikira gampang apa." Vara memberenggut.
"Coba aja cari calon suami biar kamu bisa terbebas dari banyaknya tanggung jawab perusahaan."
"Di umur segini emang harus banget iya? Padahal aku biasa aja. Papi juga nggak pernah tuh bahas ini." Papi hanya bertanya apa Vara bahagia selama ini, disaat orang lain mempertanyakan kapan akan menikah. Papi is the best.
"Atau Oma kenalkan sama cucu teman Oma?"
"Eh, nggak ya. Aku bisa cari sendiri."
"Gitu aja terus ujung-ujungnya balik sama Deo."
"Emang Deo kenapa sih? Dia baik kok sama aku."
"Oma rasa nggak gitu. Dia hanya mengisi kekosongan nya aja. Lihat tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi."
Vara berdecak. "Oma, stop it. Deo nggak gitu seperti yang Janissa tuduhkan." Vara berusaha membela Deo.
"Apa ada anak perempuan beli barang-barang lelaki?" sarkas Oma.
"Ma-maksud, Oma?" Vara gelagapan.
"Iya itu maksud Oma, kartu kredit kamu ada di Deo kan? Oma langsung blokir karena percuma saja kamu menyembunyikan identitas jika seperti itu caranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Temu
General FictionSelamat datang di dunia Vara Original story by : pinkcery Cover by : Pinterest