Happy reading ❤️
Tubuhnya serasa remuk, pikiran nya terganggu. Sepulangnya dari Bandung Vara langsung menuju ke kantor di sambut senyuman sumringah Om Seto. Jika saja vila milik keluarganya tidak disewakan mungkin Vara akan lebih lama disana.
"Anakku yang cantik ini pasti rindu bekerja ya?"
Vara hanya mengangguk lemah, kemudian Vara bergerak masuk ke ruangannya.
Pertama, dia tidak betah karena uwak Desi dan Kirana. Mereka selalu saja mencari celah untuk menjatuhkan Vara. Dan, kedua tentu saja karena Liam yang benar-benar menguji kesabarannya. Vara sudah berusaha menurunkan egonya, sebelumnya Vara tidak pernah perduli sama sekali karena lebih baik sibuk bekerja.
Namun sekarang berbeda, Vara sudah melakukan banyak cara agar pikiran nya teralihkan.
"Dev, gue keluar bentar ya mau cari angin."
Devina mengacungkan jempol tanda setuju, karena dia masih sibuk mengerjakan beberapa laporan yang Vara tinggalkan kemarin.
Tujuan pertama yaitu supermarket, membeli sayur-mayur. Vara mematung, terlihat bingung diantara rak-rak sayuran dan buah, tidak tahu harus membeli apa. Kemudian Vara membuka ponselnya, mengetikkan sesuatu di mesin pencarian.
Lama, sampai akhirnya Vara menemukan sesuatu yang akan di masak. Dia mengambil beberapa bahan yang di butuhkan sampai tidak terasa keranjangnya penuh.
"Bebiiiii ..?!!"
Vara berjengit. Tentu dia tahu siapa pemilik suara cempreng itu. "Janis, ngagetin aja."
Dia menyengir, membentuk jarinya huruf V. "Perlu masuk keajaiban dunia nggak sih?"
Vara mengernyit tanda tidak mengerti.
"Ini!" Dia menunjuk belanjaan Vara yang memenuhi meja kasir. "Nggak biasa nya seorang Isvara Keshwari menghabiskan waktu beli sayur-sayuran gini." Janissa benar-benar tampak tidak percaya dengan yang dilihat saat ini.
"Biasa aja kali." Vara mengusap wajah Janissa. "Ngapain?"
"Gue lagi pengen muffin pisang coklat, selagi Mami gue libur."
Vara mengangguk-angguk sebagai jawaban. "Kebetulan lo ada disini temenin yuk ambil tiket konser."
"Introvert satu ini emang beda " cibir Janissa. "Gue mau satu dong!"
"Biasanya nggak mau, alasannya 'kalau mereka bisa dilihat kapan aja, di YouTube atau nggak sengaja ketemu dijalan'." Vara menirukan ucapan Janissa waktu itu.
"Emang benar kan?"
"Lo bawa semuanya biar gue beliin tiket konsernya."
Janissa mendengkus. "Ngerasa nggak punya duit gue."
"Iya, kan duit lo habis buat beli tiket Coldplay."
"Kali ini sih nggak, fasilitas gue sudah dibalikin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Temu
General FictionSelamat datang di dunia Vara Original story by : pinkcery Cover by : Pinterest