Titik Temu ~ 32

14 1 0
                                    

Lagi galau banget sampai gak ada mood buat nulis banyak banget yang dipikirin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi galau banget sampai gak ada mood buat nulis banyak banget yang dipikirin .... Please ramaikan dong😁😌 ....

Happy reading

🍒🍒🍒

Hampir satu Minggu Liam meninggalkan rumah. Jadi, hari ini dia sengaja pulang mengunjungi Mama yang beberapa hari terakhir tidak pernah dia temui bahkan di rumah Singgah.

"Mama baik?" tanya Liam, saat mendapati Mama sedang menyiram tanaman. "Mama nggak pernah ke rumah singgah?"

Mama tersenyum tipis, melepaskan selang yang digunakan untuk menyiram tadi ditanah. "Ayo, kita duduk!"

Mereka duduk di teras, pagi ini lumayan terik setelah beberapa hari diguyur hujan. Liam menyipitkan matanya karena silau.

"Ma, didalam aja nggak sih?"

Mama menurut lalu berpindah duduk di ruang tamu.

"Perasaan Mama sedikit terganggu," cetus Mama. Mama merasa kesepian saat Liam memutuskan pindah ke apartemen, bukan karena Liam saja tapi Mama merindukan Vara yang selalu menemaninya minum kopi di pagi hari atau mengantarnya ke rumah singgah. Mama tidak pernah merasa kesepian lagi semenjak kehadiran Vara namun Mama enggan mengakui itu semua.

Lama terdiam, namun Liam tidak mendapatkan jawaban atas ucapan Mama barusan.

"Mama kesepian ya?" terka Liam.

Mama mengangguk pelan. "Mama ingin bertemu Vara." Akhirnya Mama mengucapkannya yang dari kemarin tertahan di kerongkongan. "Mama ingin minta maaf. Mungkin Mama sudah keterlaluan."

"Nanti habis dari antar surat lamaran kerja aku jemput Mama kita ke apartemen."

"Kamu jadi keluar dari perusahaan?"

"Nggak keluar sepenuhnya, mungkin nanti aku mengajar sesuai jam kalau emang keburu aku bisa ke kantor."

"Selamat berjuang ...."

Setelah dari rumah mama diam langsung menuju kampus, selangkah lagi dia sudah bisa menyelesaikan perkuliahannya dan selamat datang di kehidupan yang sesungguhnya — dia akan lebih fokus bekerja dan tanggung jawabnya semakin bertambah.

"Li, selamat ...." Dia menyodorkan sekotak coklat mahal dengan pita merah yang menghiasi. "Seharusnya ini impian kita lulus bareng-bareng." Tapi kenyataannya Arista tidak bisa melakukannya, dia harus menikmati patah hatinya sampai benar-benar sembuh walaupun tidak sepenuhnya.

"Terima kasih." Liam tersenyum manis. "Ayo, duduk!"

Arista menggeleng pelan. "Aku pergi aja ya, nanti dilihat istri kamu."

Liam mengangguk, sulit sekali berbicara jika sudah berhadapan dengan Arista. Menatap mata yang penuh luka.

"Mas ...." Vara berseru kegirangan, berlari menghampiri Liam. Namun, senyum Vara pudar saat melihat kotak yang di pegang Liam. "Dari siapa?"

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang