Titik Temu ~ 13

26 1 2
                                    

Setelah ada adegan tipis-tipis mari kita kembali ke biasa-biasa saja 😁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah ada adegan tipis-tipis mari kita kembali ke biasa-biasa saja 😁

Tandai typo
&
Happy reading ❤️

🍒🍒🍒

Sejak kemarin Vara tidak pernah keluar dari kamarnya, dia benar-benar tidak punya tenaga. Masih syok.

Liam juga menghilang entah kenapa sejak kemarin dia tidak ada kabar.

"Eh, apa-apaan sih." Vara nerutuki diri sendiri. "Nanti dia geer lagi."

Vara berjengit mendengar suara gedoran pintu.

"Varaaa ...."

Vara tersenyum miring. Om Seto benar-benar tidak pantang menyerah sampai-sampai dia mencari Vara kerumah.

"Iya. Ada yang bisa di bantu?"

Om Seto berkacak pinggang siap-siap memarahi Vara. "Kamu ya bisa-bisanya hilang selama tiga hari."

"Aku demam, Om."

"Tapi om kan jadi keteteran."

"Iya sekarang aku mau masuk kerja kok."

"Udah baikan Ra?" tanya Oma, sudah rapi entah hendak pergi kemana.

"Iya Oma. Sembuhnya juga paksaan nih anak Oma ngeselin banget." Vara mengadu dengan wajah dibuat-buat.

"Emang beneran sakit?" Om Seto terlihat ragu. "Kalau masih bisa pakai lipstik merah, pakai bedak belum benar-benar sakit."

Vara tidak percaya mendengar ucapan Om Seto barusan. Vara hanya demam bukan lumpuh, dia masih bisa berjalan. Hanya saja jika ada masalah dia lebih memilih tidur.

"Di tinggal nikah baru tahu rasa," dumel Vara.

"Eh?" Om Seto terbelalak. "Om nggak salah dengar?"

"Nggak. Makanya Om tinggal sama Oma aja biar ada yang temenin Oma."

Namun tanpa sadar raut wajah Oma berubah. Tapi Oma tidak bisa mencegahnya karena Vara sudah dewasa sudah bisa menentukan jalan hidupnya mana yang terbaik untuk dirinya.

"Mamiku sayang, cintaku. Maafin anakmu ini ya .... Nanti kalau Vara beneran nikah aku pindah deh." Om Seto mengacungkan jari kelingkingnya.

"Janji." Oma menautkan kelingkingnya di kelingking Om Seto. "Kalian jalan ya nanti macet dan hati-hati."

Vara mengelus perutnya yang rata, berharap tidak ada yang tumbuh disana. Dia tidak mau dituduh menjadi perebut, tapi jika itu terjadi Vara tidak pernah berniat sedikitpun untuk merebut Liam dari Arista. Mereka hanya lagi apes aja.

"Laper Ra?" tanya Om Seto.

Vara gelagapan, ternyata Om Seto menyadarinya. "Nggak Om, kemarin keselek biji anggur takut tumbuh."

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang