Titik Temu ~ 15

28 0 0
                                    

⚠️Tandai typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Tandai typo

Happy reading ❤️

🍒🍒🍒

Pagi sekali Liam sudah berada di rumah Vara. Jarak rumah mereka yang lumayan jauh membuat Liam harus menjemput Vara lebih awal. Vara tidak meminta hanya saja dia inisiatif sendiri.

Liam mengucapkan salam seraya mengetuk pintu. Setelah nya, keluar sosok wanita paruh baya dengan celemek yang menggantung.

Dia tampak heran, sepagi ini sudah datang bertamu. "Cari siapa ya Mas?" tanyanya seraya tersenyum tipis.

"Mau jemput Vara."

"Oh ya, silahkan masuk."

Liam mengekor di belakang, seperti nya ART itu masih ragu terlihat dari tatapan nya saat melihat Liam, seperti was-was.

"Bibi kenapa?"

"Mas yakin temannya Neng Vara?"

"Emangnya kenapa?"

"Nggak percaya aja, setahu bibi tidak ada laki-laki dihidup Neng Vara selain mantan pacarnya."

Liam hanya ber-oh-ria. Sembari menunggu Liam melihat-lihat foto yang terpajang di atas bufet. Melihat nya Liam semakin penasaran dengan teka-teki hidup Vara.

Suara deheman menginterupsinya Liam. Dia berbalik mendapati wanita yang terlihat dari penampilannya seperti itu Oma yang Vara cerita kan kemarin.

"Pagi, Oma. Maaf lancang lihat foto-fotonya."

Oma menatap Liam dari atas sampai bawah. "Liam?" terkanya.

"Iya. Ini pasti Oma yang keren itu kan?"

Oma tersipu malu. "Vara menceritakan semuanya?"

Liam mengangguk.

"Nanti kapan-kapan kamu ikut kelas senam sama Vara. Oma sering lho di tunjuk jadi instruktur nya."

"Boleh." Liam menyambutnya antusias.

"Kamu duduk dulu ya, biasa cewek kalau semakin disuruh buru-buru semakin lambat."

"Oma sudah tahu ya tentang saya dan Vara, tentang rencana pernikahan kita?"

"Iya." Oma menarik napas panjang lalu dihembuskan. "Kamu yakin?"

Titik TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang