Part 24

16.2K 614 13
                                    

Happy reading....
Jangan lupa vote yah...

Setelah perdebatan mereka selesai, Liasya keluar dari ruangan itu, meninggalkan Tagama sendiri. Gadis itu kembali ke kelasnya dan menemukan Vira yang menangis.

Liasya berdehem untuk mencuri perhatian Vira, setelah Vira melihat kearah Liasya yang sekarang tepat disampingnya, buru-buru dia menghapus air matanya. Vira celingak-celinguk mencari Tagama. Dia sangat takut jika sudah berduaan dengan Liasya. Pasti sekarang Liasya akan membullynya.

"Vir, gue boleh ngomong nggak sama lo ?"

Vira seketika heran mendengar perkataan Liasya. Biasanya Liasya jika ingin bicara, langsung bicara saja, jika ingin memukul, langsung memukul saja. Tidak meminta persetujuan Vira terlebih dahulu.

"Kenapa."

Liasya menarik salah satu kursi yang ada disitu untuk dia duduki. "Vir, gue tau dengan apapun gue minta maaf sama lo, itu nggak sebanding sama apa yang udah lo rasain selama ini akibat ulah gue. Tapi minta maaf sama lo, itu keharusan buat gue."

Liasya tiba-tiba berdiri dan berlutut disamping Vira yang sedang duduk dikursi. Vira sangat amat terkejut melihat tindakan Liasya, dia hanya bisa diam melihat Liasya.

"Gue minta maaf sama lo Vir, gue emang jahat banget, lo pantes benci gue." Sambil menangis Liasya terus saja mengucapkan kata maaf. "Sebenarnya gue juga nggak mau Vir buat lo menderita, tapi gue nggak ada pilihan, jadi mau nggak mau gue harus lakuin itu sama lo, biar lo sama Tagama pisah. Tapi sampe sekarang kalian tetap mempertahankan hubungan kalian. Dan itu membuat gue sadar cinta kalian itu besar Vir. Beda sama gue yang dari awal udah ditolak keberadaannya. Awalnya memang gue benci banget sama lo dan Tagama, karena kalian berdua, gue juga menderita. Tapi akhirnya gue sadar, itu salah gue sendiri. Nggak ada yang bisa disalahkan atas penderitaan gue, selain diri gue sendiri"

Vira juga sudah ikut menangis sambil menggigit Bibirnya supaya tidak mengeluarkan isakannya. "Sya, selama ini gue tau kok, lo nggak betul-betul mau membully gue. Gue sering liat lo, waktu gue sama Tagama berduaan-lo cuman liatin beberapa saat, akhirnya lo pergi. Dan gue juga tau, lo kan yang selalu letakin P3K di loker atau di laci meja gue. Gue sering liat Sya. Tapi yang gue sayangkan adalah kenapa lo selalu pake kekerasan buat pemperingati gue. Padahal lo bisa ngomong baik-baik sama gue. Gue lemah Sya, gue nggak tahan buat dikasarin. Gue nggak sekuat lo, buat balas perbuatan orang lain. Dengan lo yang ngasarin gue, Tagama dan teman-temannya jadi balik ngasarin lo kan ?" Liasya terisak dan kemudian  menggangguk menanggapi ucapan Vira. Vira menarik lengan Liasya supaya dia duduk lagi di kursi, dan tidak berlutut lagi.

"Sya gue tau lo juga menderita dalam hubungan ini. Jadi gue juga minta maaf karena merebut tunangan lo, dulu. Gue juga minta maaf atas perlakuan kasar Lian, Michael dan Tagama sama lo. Perlakuan kasar mereka itu juga karna gue. Gue harus minta maaf juga sama lo Sya. Maaf."

"Jadi kita bisa jadi teman? " Tanya Vira.

"Nggak Vir, lo nggak boleh temenan sama gue, gue nggak sebaik itu buat lo jadiin teman. Lo harus milih teman yang beneran baik sama lo. Juga gue udah janji sama Tagama gue nggak bakalan terlibat lagi sama yang berhubungan sama dia, termasuk lo - pacarnya.
Semoga kalian bahagia terus.

  

                                     ..............

 
Liasya betul-betul menepati janjinya untuk tidak terlibat dan berhubungan lagi dengan Tagama.  Sekarang keduanya seperti dua orang yang tidak saling kenal.

Pagi ini, Tagama dan teman-temannya berjalan beriringan di koridor menuju kelas mereka dan dari arah yang berlawanan Liasya berjalan sendiri entah menuju kemana. Awalnya hanya Tagama yang menyadari keberadaan Liasya di depannya, dan akhirnya Liasya pun melihat kearah Tagama dan juga teman-temannya. Liasya dengan segera berbalik arah untuk menghindari mereka.

TAGAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang