Part 4

13.6K 539 35
                                    

VOTE DULU YOK
GRATIS KOK....





.."Lian di skors 1 bulan." Michael memberi tahu teman-temannya yang sedang asik menikmati rokok di rooftop sekolah mereka. Mereka sedang membolos dari pelajaran Prakarya yang sangat membosankan, seperti pelajaran anak SD membuat kerajinan tangan.

"Hah?" Tanya Bara kaget. "Kok bisa?" Tanya Bara lagi.

"Karna masalah kemaren, waktu Lian bawa Liasya. Lian membawa Liasya ke gudang yang ada ujung kerodor lantai atas. Terus ngurung Liasya disitu." Terang Michael

"Jadi karna itu tadi Lian dipanggil keruang BK?" Tanya Tagama.

Michael menganggukkan kepalanya. Kemudian duduk dikursi usang yang ada disitu, sambil menyalakan rokok yang susah bertengger dimulutnya. Michael menghirup kemudian menghembuskan asap rokoknya ke udara.

"Katanya Liasya baru keluar tadi pagi dari gudang." Ucap Michael lagi, Kai dan Bara membulatkan mata karena kaget oleh perbuatan nekat dan juga keterlaluan Lian.

Sementara Tagama tersenyum bangga mendengar kenyataan itu. "Gue seneng dengar Liasya dikurung, biar dia tau gimana rasanya dikunci sendirian. Tapi gue kasian sama Lian sampe harus di skorsing."

"Gila. Liasya cewek bro, nggak pantas digituin." Bela Bara kasihan kepada Liasya.

"Nggak usah terus bela Liasya Bar, terus gimana sama Vira yang sering dia kuncian di toilet?" Tanya Tagama

"Beda Ga, beda. Banyak yang bantuin Vira dengan sigap kalo dia dibully sama Liasya. Tapi Liasya nggak ada, nggak pernah ada yang yang lewat di gudang itu. Bayangin waktu malam dia gimana, gelap, nggak ada lampu sedikit pun. Anak cewek biasanya takut sama gelap."

"Nggak peduli gue Bar, nggak akan gue kasihan sama dia, dia juga nggak punya belas kasihan sama Vira. Heran gue sama lo, kok bisa-bisanya lo belain Liasya, padahal Lian ngelakuin itu juga karna perbuatan dia sendiri." Ucap Tagama sedikit kecewa terhadap sikap Bara yang terus membela Liasya.

"Kena guna-guna Liasya kayaknya lo Bar. Suka yah lo sama Liasya.? Tanya Michael dengan nada yang sepertinya mengejek.

"Sinting lo semua serius, nggak punya hati."

Bara tidak mau memperpanjang masalah, mematikan rokoknya dengan menginjaknya di lantai. Menumpukan lengannya pada Besi pagar rooftop sambil memperhatikan murid murid SMA Bhakti Nusantara yang sedang mengikuti pelajaran olahraga dilapangan.

"Daripada ribut mending kita nyamperin Lian aja." Ajak Kai, yang disetujui oleh teman temannya dan pergi berlalu meninggal rooftop, untuk menemui Lian.

"Sabar bro, kita akan selalu ngunjungin lo, biar lo nggak gabut dirumah selama 2 minggu ini." Hibur Michael yang melihat wajah kesal Lian.

Lian menganggukkan kepala nya "Thanks bro."

"Gue senang lo, buat peringatan sama Liasya." Ucap Tagama menepuk pungung Lian bangga.

Lian tertawa sinis. "Gue juga nggak ngesal ngelakuin itu sama dia, biar tau rasa. Nggak suka banget gue sama cewek itu.

"Bangga lo berdua jadi banci ternyata, nggak habis pikir gue sama pemikiran kalian. Liasya cewek bro, nggak pantas banget lo gituin. Padahal Liasya sendiri nggak punya masalah sama lo. Malu banget gue sama kelakuan lo." Bara yang tidak lagi tahan lagi melihat wajah Lian dan juga Tagama akhirnya meninggalkan mereka, untuk menghindari masalah yang mungkin akan terjadi. Karena saat ini Bara sungguh emosi kepada ke 2 sahabatnya itu. Takutnya Bara kalap dan malah terjadi baku hantam antara mereka yang tentunya menghancurkan persahabatan mereka.

Sementara Kai malah memilih diam, lebih tepatnya tidak peduli dengan semua itu.

 
           
                                ~~~~~~~~

Disebuah rumah sakit seorang gadis baru saja membuka mata, tersadar dari tidur lelapnya. Iyah tidur lelap, bukan pingsan. Kata pinsan hanya buat orang orang lemah menurutnya.

"Bisa nggak sih gue ngeluh capek, gue capek hidup, nggak berguna juga gue hidup." Ucapnya dan terus memukul-mukul kepalanya yang rasanya terus berputar-putar. Dirinya hanya sendirian di rawat di rumah sakit. Tidak ada yang mengurusnya, dan dia sudah biasa akan hal itu.

Kenapa tidak ada yang merawatnya ? Tentu saja tidak ada, bahkan orangtuanya  saja tidak tau kalau dia sering keluar masuk rumah sakit, dan sangat jauh lebih baik ayahnya tidak tau, karena jika tau maka otomatis saat ini dia pasti sudah pulang dan tidak akan menerima perawatan.

Sebenarnya dia juga tidak mau dirawat, jika dia berada di rumah sakit, itu artinya orang lainlah yang membawanya, dan pasti dia dalam keadaan tidak sadarkan diri. Bukan dia sendiri yang datang, dia tidak akan mau repot-repot. Lebih baik dia menikmati rasa sakitnya.


                              ~~~~~~~~

Tagama mendatangi ruang kelas Vira hendak mengajak Vira ke kantin bersama dirinya. Namun katanya Vira tidak masuk sekolah hari ini. Vira sedang sakit. Mendengar hal itu Tagama menjadi mencemaskan keadaan pacarnya. Sebelum pergi dari kelas Vira, Tagama tidak sengaja melihat tas Liasya masih berada diatas kursi tempat duduk gadis itu. Kenapa dia tidak membawanya pulang pikirnya. Namun Tagama, tidak memikirkannya lagi. Dia langsung pergi dari sana. Tagama mencoba menghubungi nomor Vira namun sudah 2 kali panggilan, Vira tidak kunjung mengangkatnya. Tagama mencoba menghubungi sekali lagi, dan akhirnya Vira mengangkatnya, membuat Tagama bernafas lega. Dia pikir terjadi apa apa terhadap Vira.

"Halo Taga kenapa?

"Halo sayang, gue dengar dari teman kelas lo, katanya lo sakit."

"Aku cuman demam biasa kok, mungkin karena Liasya kemarin yang tenggelamin muka aku ke air."

Tagama memijit keningnya dengan salah satu lengannya. "Kenapa nggak kasih tau gue kalo lo sakit?"

"Aku nggak mau buat kamu khawatir. Lagian aku baik-baik aja kok."

"Yaudah cepat sembuh yah sayang, tenang aja Lian udah balas kemaren perbuatan Liasya sama lo. Nanti gue jengukin kerumah lo."

"Iyahh Taga, bawain makanan yah sayang hehe."

"Pasti dong sayang. Udah yah aku matiin. Bye."

"Iyahh."


IMUT BGT VIRA PLEASE, JADI GEMES 🗿

ADA YANG MIKIR PAS DIAWAL KALO VIRA YANG JADI PEMERAN UTAMANYA NGGK?

SEMOGA SUKA YAH MANTEMAN

SEE YOU

PAIPAI

TAGAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang