Part 5

14.5K 544 2
                                    

MAKASIH SUDAH MAU MAMPIR HUHU
HAPPY READING<3


Sudah 1 minggu Liasya tidak sekolah, entah karena apa. Hal itu tentu membuat Vira merasakan tenang selama itu di sekolah, sehingga membuat Vira dan Tagama bebas berduaan di sekolah tanpa ada gangguan dari Liasya.

Namun walaupun tidak ada Liasya disekolah, masih ada saja yang menganggu Vira, karena merasa iri karena Vira menjadi pacar dari seorang Tagama, laki laki yang banyak disukai oleh wanita, baik disekolah bahkan dari sekolah lain.

Mereka tidak ada bedanya dengan Liasya yang selalu melakukan kekerasan kepadanya. Banyak dari mereka yang menempelkan permen karet di kursi Vira, menyembunyikan tasnya, menyerakkan buku-buku, menendang-nendang kursinya dari belakang, dan masih banyak lagi. Di sekolah bagaikan neraka buat Vira. Namun untungnya Tagama selalu ada untung membelanya dan meberikan perhitungan kepada siapapun yang menyakitinya.


"Kenapa Vira tahan banget pacaran sama Taga? Kasian banget tiap hari dibully, pacarannya juga udah lumayan lama lagi, yang artinya dia udah lama disakitin sama penggemar fanatiknya Taga." Terang Michael kepada Kai dan Bara. Michael saat ini sedang memperhatikan Tagama dan Vira yang saling suap-suapan bakso di sudut kantin, sementara tempat duduk terpisah, tidak mau mengganggu sepasang kekasih yang sedang memadu kasih itu.
Sementara Bara sibuk dengan ponselnya sesekali menyuapkan bakso kemulutnya kemudian kembali fokus ke ponselnya. Kemudian Kai hanya diam, bersandar di kursi sambil melipat tangan di dada, matanya tertuju kearah pintu masuk kantin. Memperhatikan orang orang yang keluar masuk dari pintu kantin

Michael menatap Bara dan Kai satu- persatu, tidak ada yang mendengarkannya. "Gini banget ngomong sama kalian berdua, berasa ngomong sama tembok, yang satu kayak tembok, yang satu lagi kayak orang sakit gigi  kalo diajak ngomong." Sindir Michael bermaksud untuk menarik perhatian kedua temannya itu, namun tetap saja Kai dan Bara tidak menanggapinya.

"Nggak asik emang kalo nggak ada Lian." Ucapnya lagi.

"Bisa diam nggak sih lo? Daritadi lo ngomong mulu, nggak capek mulut lo ngomong?" Balas Kai dengan mulut pedasnya.

"Mending lo habisin dulu bakso lo, daripada urusin hubungan orang." Tambah Bara lagi.

"Sensi amat lo berdua, kayak emak-emak pasar aja, lagian mulut mulut gue kok, kenapa jadi lo berdua yang ngurusin mulut gue." Jawab Michael sambil terus mengoceh tidak terima disuruh untuk diam. Michael tipe orang yang jika diperingatkan maka akan semakin menjadi. Jadi untuk menghadapi seorang Michael, lebih baik diam, seperti Kai dan Bara saat ini yang lebih memilih diam kembali daripada memperingati Michael yang tidak akan mau mengalah jika adu mulut.

Disisi lain kantin, Tagama dan Vira masih dengan adegan suap-suapannya. Vira sengaja menempelkan kuah bakso ke sudut bibir Tagama kemudian mengusapkan menggunakan ibu jarinya. Tentu hal itu membuat orang-orang yang memperhatikan mereka kaget. Pasalnya tindakan Vira barusan cukup berani. Tagama sendiri pun tidak menyukainya, tidak biasanya Vira seperti itu.

Wanita itu semakin berani ketika Liasya tidak ada. Namun Tagama tidak menunjukkan ketidak sukaannya didepan Vira, Tagama memaksakan sebuah senyum terbit dari bibirnya, merespon tindakan Vira barusan. Vira melakukan itu hanya untuk membuat orang-orang merasa cemburu, dan seperti memperjelas hubungan mereka kepada orang-orang itu dan mengatakan kepada orang-orang bahwa hanya dirinyalah yang Tagama cintai.



Sepulang sekolah, Tagama menemui Sania sedang berada di ruang tamu sambil menonton televisi. Tagama menghampiri Sania dan mencium tangannya. Tagama melepaskan ransel dari pundaknya dan ikut duduk bersama sang Mama. Tagama menyandarkan tubuhnya dan mendongak ke atas sambil menghela nafas lelah.

Sania yang melihat anaknya tampak kelelahan mengusap kepala Tagama dengan sayang.
"Taga, capek yah?" Tanya Sania memastikan.

Tagama hanya berdehem.
"Yaudah kalo gitu Taga naik ke kamar kamu gih sayang, mandi habis itu istirahat. Muka kamu keliatan banget capek. Emang ngapain aja sih disekolah?"

"Tagama 1 minggu lagi ikut olimpiade matematika di SMA KARTINI Ma, jadi Tagama harus belajar tambahan bareng tim olimpiade." Jawab Tagama setelah menegakkan tubuhnya kembali dan menatap ke layar televisi yang sedang ditonton Sania.

"Wah Mama bangga sama kamu sayang. Semangat yah, nanti Mama hubungin Liasya buat temanin kamu ke SMA KARTINI." Ucap Sania dan memeluk Tagama.

Tagama mendengus tidak suka, apa-apaan Mamanya ini, dia tidak mau bersama Liasya, lagian banyak murid sekolahnya yang ada ikut serta dalam kegiatan olimpiade itu. Jadi buat apa dia harus ditemani Liasya lagi.

"Apaan sih Ma, nggak usah." Jawab nya jengkel.

"Nggak ada penolakan. Titik. Sampai kapan kamu terus menghindar dari Liasya, dia tunangan kamu sayang, harusnya kalian itu dekat. Pokoknya Mama nggak terima penolakan dari kamu terus." Final Sania yang membuat Tagama sangat kesal, dia pun beranjak dari sana, menarik ranselnya dengan keras dan naik ke kamarnya sambil membanting pintu.

Sania yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala, dia heran kenapa anaknya tidak pernah menyukai Liasya, padahal Liasya cantik, baik, pintar masak dan juga sopan. Rasanya hanya orang bodoh yang akan menyia-nyiakan gadis seperti Liasya, dan orang itu adalah anaknya sendiri - Tagama

                                 ~~~~~~~~

Liasya hanya mendengus malas ketika melihat video Vira yang mengusap sudut bibir Tagama. Entah siapa yang mengirim video itu kepadanya, dan entah darimana orang itu mendapatkan nomernya. Liasya tidak memiliki teman satu orang pun di sekolah,  tidak ada juga yang berani mendekatinya karena dia sangat sulit didekati karena sifatnya yang membuat orang orang takut untuk mendekatinya. Namun Liasya tidak memperdulikan itu, dia juga tidak mau memiliki teman.

Liasya membenci banyak hal, termasuk membenci dirinya sendiri, menurut Liasya, tidak ada yang dia cintai, dia meyakinkan diri akan hal itu. Namun semua orang juga tau dia mencintai siapa.

"Capek banget gue ngurusin cewek nggak tau diri ini. Harus berapa kali gue ngingetin lo supaya lo nggak usah dekat-dekat sama Tagama." Liasya terus memperhatikan video dari layar ponselnya.

"Harus pake cara apalagi sih gue supaya cewek kayak lo ini menjauh dari Tagama, gue udah capek." Ucap Liasya lagi sambil mengusap wajahnya kasar.

Liasya yang sempat termenung di kagetkan oleh suara nada dering ponselnya, dan melihat nama sang penelopon adalah Sania, Mama Tagama.

"Hallo tante kenapa." Tanya Liasya dengan suara lembut

"Hallo sayang, kamu apa kabar?"

"Baik tante, tante sehat.?"

"Sehat sayang."

"Syukurlah." Ucap Liasya menunggu apa yang akan dikatakan Sania selanjutnya.

"Gini sayang, satu minggu lagi Tagama ikut olimpiade ke SMA KARTINI, nanti kamu temanin anak tante yah sayang." Pinta Sania penuh harap, takut jika Liasya menolak karena sikap Tagama yang selalu menunjukkan ketidak sukaannya terhadap Liasya.

Liasya menghela nafas lelah, enggan untuk menolak, tetapi jika dia ikut yang ada Tagama akan sangat terganggu dengan kehadirannya. Laki-laki itu mungkin akan menyakiti hatinya dengan kata-kata yang sangat tidak pantas diucapkan. Tapi dia tidak boleh menolak dia tidak mau mengambil risiko besar jika dia menolak.

"Baik tante dengan senang hati, Liasya bakalan temenin Tagama."

"Makasih sayang."

"Sama-sama tante."

"Tante tutup telfonnya yah sayang bye bye."

"Iyahh tante, bye."
Setelah mengakhiri obrolan singkat itu, Liasya menghela nafas berat. Dirinya mulai muak dan capek dengan semua sandiwara yang sedang dilakoninya. Jika bisa dia ingin menjadi dirinya sendiri. Namun tidak ada yang bisa mendukungnya, entah sampai kapan dia akan selalu seperti ini. Ingin rasanya cepat-cepat membuka topengnya. Karena dia sebenarnya sangat membutuhkan perhatian orang lain.




MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA YAHH.. LOVE YOU GUYS
SEE YOU...

PAIPAI




TAGAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang