Part 8

12.3K 522 4
                                    

Vote dulu yah
Happy reading....


Setelah sampai dirumah, Ayah Liasya sudah menunggu di depan pintu, dan menatap Liasya dengan tatapan tajam. Sebelum Liasya membuka suara, Reza - ayah Liasya, sudah terlebih dahulu menampar wajah Liasya.
"Kenapa tadi kamu tidak pulang dengan Tagama?" Tanya ayahnya dengan suara yang keras. Lagi -lagi sebuah tamparan didapatkan Liasya dari ayahnya.

Liasya hanya diam dan menunduk, tidak menjawab pertanyaan Reza.

"Sampai kapan kamu bisa membuat Tagama suka sama kamu hah? Hidup kita berada di tangan  Thomas, Papa Tagama, kalau kamu tidak bisa membuat Tagama menjadi menantu ayah kelak maka akan jatuh miskin lagi. Thomas tidak akan lagi memberikan posisi yang tinggi di perusahaannya. Saya akan dipecat asal kamu tau. " Ucap Reza tajam tidak peduli bagaimana perasaan Liasya setelah ditampar.

Liasya menatap ayahnya dengan tatapan kebencian dan wajahnya dipenuhi dengan kemarahan dan kekecewaan. Hanya karna jabatan ayahnya sampai rela berlaku kasar terhadap dirinya.

"Lebih baik Liasya miskin Yah, daripada harus kayak gini, nggak punya hati seperti Ayah." Jawab Liasya dengan terisak.

"Kamu pikir kamu sanggup miskin?, Apa kamu tidak melihat ibumu yang meninggalkan kita demi laki-laki yang lebih kaya? Ibumu juga pernah mengatakan bahwa dia bisa hidup miskin dengan Ayah, tapi apa? Jalang itu meninggalkan ayah dan kamu, demi harta ketika ayah bangkrut dan tidak memiliki apapun lagi.Jadi jangan pernah membantah perintah ayah. Ingat itu! Kalau kamu tidak bisa menaklukkan Tagama ayah tidak akan menganggap mu anak saya lagi."  Setelah mengatakan itu, Reza meninggalkan Liasya yang menangis di lantai.

Liasya sangat muak dengan hidupnya saat ini, sungguh rasanya tidak sanggup lagi berlama-lama di dunia ini.  Liasya beranjak dari tempat itu, menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.  

Kemudian dia langsung meluruh dan menangis, menangisi hidup nya yang hanya menjadi jaminan dari jabatan ayahnya diperusahaan milik ayah Tagama.

Liasya menangis sendirian, kesakitan sendirian, tidak ada tempatnya untuk mencurahkan isi hatinya yang sesak itu. Liasya hanya bisa terus menangis menyalahkan semuanya, menyalahkan ayahnya, menyalahkan ayah Tagama, kenapa dirinya yang dibuat menjadi jaminan pekerjaan ayahnya, menyalahkan Vira dan terlebih menyalahkan dirinya sendiri.

Keesokan harinya, Liasya membuka matanya dari tidur yang entah baru berapa jam dia dapatkan. Liasya bangun dari tidurnya duduk bersandar disandaran tempat tidurnya.

Liasya menghela nafas, memejamkan kedua matanya dan tangannya memegangi kepalanya yang rasanya ingin pecah. Semalam dia menangis begitu lama sehingga kita penglihatannya buram akibat matanya yang bengkak. Bajunya pun belum diganti, dia masih mengenakan jaket Jayden semalam.

Kemudian dia beranjak dari tempat tidur dan segera membersihkan tubuhnya untuk berangkat ke sekolah.

Liasya frustasi untuk menutupi matanya yang bengkak, sekeras apapun dia menutupinya tapi tetap saja tidak ada gunanya. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak datang kesekolah saja, ayahnya juga sepertinya tidak ada dirumah lagi, jadi tidak ada yang melarangnya untuk tidak sekolah.

Lagi pula dia merasa sedikit demam, mungkin karna kehujanan semalam, badan nya juga juga lemas, dan alangkah baiknya dia memilih beristirahat saja di rumah.



                                 ~~~~~~~~

"Taga, kemarin kamu udah anterin Liasya sampe ke rumahnya kan?" Tanya Sania memastikan bahwa Tagama mengantarkan Liasya pulang, karena mengingat sikap anaknya yang membenci Liasya, membuat Sania khawatir.

Tagama yang sedang menarik kursi di ruang makan rumahnya, hendak duduk untuk sarapan mengurungkan niatnya. Dia menyentakkan kursi dengan kasar.
"Kenapa sih yang mama bahas Liasya terus? Taga muak ma, Taga nggak suka."

Tagama pun pergi ke sekolah tanpa berpamitan kepada Sania. Seperti inilah sikap Tagama jika Sania sudah membahas Liasya. Segitu bencinyakah Tagama kepada Liasya? Tapi kenapa? Pikir Sania.

Sampai di sekolah, Tagama berjalan dengan wajah memerah, rahang menegas dan tatapan matanya yang tajam, orang yang hendak menyapanya menyurungkan niatnya. Wajah Tagama saat ini sangat ngeri, sepertinya Tagama dalam mode senggol bacok.

Tagama melangkah dengan langkah lebar menuju IPS 1- kelas Vira. Vira yang melihat kedatangan Tagama di kelasnya tersenyum manis dan menghampiri Tagama, lalu menggenggam tangan Tagama. "Kenapa kamu kesini?" Tanya Vira dengan malu-malu dan menyelipkan helaian  rambutnya ke belakang telinga.

Namun Tagama tidak menghiraukan Vira, dia hanya menatapnya sekilas, lalu menatap ke seluruh penjuru kelas.
"Dimana Liasya?" Tanya Tagama yang membuat seisi kelas tercengang, baru kali ini Tagama mencari Liasya, sampai mengabaikan pertanyaaan Vira yang notabene adalah pacar Tagama.

Tapi sepertinya Tagama bukan mencari Liasya karena merindukannya, tapi karena ada sesuatu yang membuat dia marah, terlihat dari wajah Tagama yang sangat tidak bersahabat.

"Liasya belum datang." Jawab seorang siswa bernama Andi, dia adalah ketua kelas di XI IPS 1.

Mendengar perkataan Andi, Tagama melepaskan tangannya yang digenggam Vira dan langsung pergi dari sana. Teman sekelas Vira yang melihat itu langsung menertawakan Vira, karena dihiraukan oleh Tagama, ada juga yang melemparinya dengan kertas. Apalagi murid cewek di kelas itu banyak sekali yang mencaci Vira.

"Capek capek pasang tampang sok polos  tapi nggak dihirauin. Kasian banget haha" Ejek Maya, teman sekelas Vira yang sudah sangat sering menghina Vira.

"Makanya jangan gatel jadi cewek, sok cakep lagi lo tadi anjing, jijik banget gue liatnya." Ucap Rika lagi teman Maya.

"Gue kasian banget sama Liasya, bisa-bisanya Tagama lebih milih kentang busuk kayak lo. Makanya gue dukung banget Liasya waktu ngehajar lo."

"Tau diri anjing, Tagama tunangan Liasya. Mending lo menjauh deh dari Tagama, punya malu dikit kenapa bitch." Ucap Maya.






ADA YANG SENANG VIRA DI GITUIN ? WKWK

KALO ADA KALIAN JAHAT BGT

MAKASIH SUDAH MAU MAMPIR

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR DAN JUGA VOTE XIXIXI

PAIPAI

TAGAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang