Better (20)

886 153 10
                                    

Author POV:

"Selamat pagi.."

Sapaan lembut dari seseorang yang baru memasuki kamar sembari menyibak dua gorden besar dan tinggi itu membuat Chika yang masih berada diatas ranjang tidur perlahan membuka mata dan bergerak gusar dengan lemah, terpaksa harus duduk dan menyudahi mimpi indahnya.

Setelah sesekali mengucek matanya yang terasa buram, Chika akhirnya dapat melihat jelas bahwa orang yang sekarang sudah duduk ditepi ranjangnya itu adalah Christy.

"Selamat pagi Kak Chika."Sapanya lembut, tak lupa dengan senyum manis yang mengembang jelas.

"Sejak kapan kamu disini dek?"Tanya Chika dengan kesadaran penuh.

"Pertanyaan apa itu?"Yang ditanya pun akhirnya pun tergelak sambil menggelengkan kepala, heran.

"Kak Chika gak lupa kan hari ini hari apa?"Tanya Christy.

"Sabtu?"Jawabnya dengan muka polos.

"Hari ini hari ulang tahunnya Ci Shani yang ke 24, masa Kak Chika lupa sih?!"

Chika diam. Ia merutuki ingatan dirinya sendiri karena sudah melupakan hari special Shani. Ulang tahun Shani yang genap ke 24 tahun.

"Astaga. Tapi kan ini baru jam 8 pagi acaranya kan jam 7 malem dek."Ucap Chika hati-hati, khawatir dengan perubahan perayaan ulang tahun Shani.

Christy menghela nafas, "Iya bener acaranya dimulai jam 7 malem, Tapi semalem Ci Shani bilang hari ini mau ajak aku ke kantornya."Jelasnya.

Chika yang mendengar penjelasan itu pun akhirnya mengangguk mengerti. "Oh jadi kamu kesini mau ajak aku juga ya? Kenapa kamu gak bangunin aku lebih awal, kan kalo gini kalian harus nunggu aku dulu. Yaudah deh  kalo gitu, aku man-"

"Kak Chika."

Chika berhenti, ia yang sudah turun dari ranjang berbalik ketika tiba-tiba Christy memotong perkataan nya dengan cepat.

"Kenapa dek?"Tanya Chika dengan lembut.

"Sebelum aku kesini, Ci Shani nitip ini buat Kak Chika."Ucap Christy sambil mengulurkan kertas yang dilipat beberapa.

"Oh, yaudah kamu taro aja dulu di meja situ, nanti aku-"

"Kak." Lagi-lagi Christy memotong ucapannya.

Kali ini Chika merasa ada yang tidak beres, dia memandangi Christy dengan kedua alis yang hampir menyatu. Kemudian Christy menunjuk kertas itu dengan dagu, mengisyaratkan Chika untuk segera membuka dan membaca isi kertas itu.

Chika pun mau tidak mau mengambil kertas itu memandangnya lamat-lamat, kertas putih kecil yang dilipat dua, tampak sebuah namun lebih terlihat seperti-.

"Daftar belanja?"Christy mengangguk.

"Daftar belanjaan ini maksudnya apa dek? Kenapa Kak Shani kasih ke aku? Kayaknya ini daftar barang-barang buat acara nanti deh."

Christy menunduk, tiba-tiba dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika berada di posisi kakaknya itu. Terlebih ketika waktu Shani memberi pesan padanya yang seakan "memaksa".

"Dedek, tolong kasih ini ke dia ya. Bilangin sebelum kita pulang, semuanya harus udah ada dirumah. Cici gak mau tau dan gak terima alasan apapun."Kalimat itu lah yang terus terngiang di kepala Christy.

"Aku pikir, kakak tau maksud dari kertas itu. Maaf, aku udah coba bantu kakak, t-tapi-."Chika segera mengambil duduk disamping Christy. Meski rasanya sakit, Chika tetap bisa memberi ketenangan untuk adiknya yang merasa bersalah padanya.

Chika meraih lengan yang berada di pangkuan gadis itu, menggenggam nya dengan penuh ketulusan.

Ia menghela nafas, "nggak papa, dek. Gak perlu kayak gini, iya kakak ngerti, kakak gak pa-pa. Kan...udah biasa."Ucapnya sambil tersenyum tipis.

Better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang