Better (21)

942 161 4
                                    

Author POV:

"Kak, ampun, Kak, ampun!!"

Byur,,Brakk

"Tidak ada kata ampun buat anak yang suka membangkang seperti kamu! Dari dulu memang kamu selalu bikin susah! Kenapa sih kamu harus hidup? Kalo bukan karena Christy, saya sudah tendang kamu dari rumah ini."

"Kak..Cukup, maafin Chika."

"Cukup? Ini belum seberapa sama yang kamu lakuin dulu. Yang selalu menjadi pembangkang dan menyusahkan orang lain."

Ya. Kemarahan Shani tak cukup dengan menampar gadis itu saja. Sekarang, dikamar mandi Chika sedang dihukum habis-habisan, ia disirami air sedingin es tanpa jeda, membuat gadis malang yang tidak berdosa itu sesekali kesulitan bernafas dan melihat.

Bahkan, Chika merasakan jambakan kasar dirambut dan cekikan di lehernya. Chika hanya bisa pasrah, ia terlalu lemah untuk melawan amukan iblis itu.

"Kak, kenapa aku selalu salah dimata kakak? Kenapa kakak sebenci ini sama aku?"

"Bisa-bisanya kamu tanya seperti itu?!"Jawab Shani dengan cepat dan penuh penekanan.

Byurr...Byurr

Brukk

Rasanya Chika ingin menghilang saja dari bumi, demi apapun dadanya terasa begitu sakit seperti ditusuk beribu tombak secara bersamaan. Tubuhnya meringkuk dan bergetar hebat, memeluk kedua lututnya ketakutan, wajahnya memucat  dan bibirnya berubah menjadi keunguan.

Shani membanting pintu kamar mandi dengan keras, meninggalkan gadis yang sudah basah kuyup itu sendirian didalam kamar mandi yang minim pencahayaan. Saking sesaknya, ia sampai tidak bisa merasakan tangisnya sendiri.

Bukan karena apa, tapi karena siapa. Chika tidak peduli bagaimana dia diperlakukan tidak wajar dirumahnya sendiri, ia hanya ingin dianggap oleh kakaknya. Kakak yang tidak mengharapkan kehadirannya itu. Iya, sama sekali tidak mengharapkan nya.

"Kak Chika! Kakak gak papa? Ayo sini aku bantu, yaampun badan kakak dingin banget. Kakak diapain sama Ci Shani sampe kacau kayak gini? Kakak baik-baik aja? Ayo aku bantu ke kamar kakak, abis ini kakak mandi terus istirahat. Kak Chika, kakak bisa denger aku? Kak Chika! Kak Chika bangun! Kak Chika."

...

Entah berapa lama Chika tidak sadarkan diri setelah kejadian itu, gadis berparas cantik yang sudah tiga jam lebih berbaring di ranjang tidur akhirnya kembali membuka mata. Ia sempat mengulas senyum tipis karena Tuhan ternyata tidak sempat mengambil nyawanya, disaat raganya hampir menyerah.

Sekarang Chika merasa dirinya aman. Suasana hangat yang selama ini menyelimuti hidupnya, kini bisa ia rasakan. Ia bisa jamin jika tempat itu adalah kamarnya. Dan Chika tahu betul siapa orang yang akan segan untuk membawanya kemari. Satu-satunya yang mau melakukan itu adalah Christy.

Beberapa menit tak bergeming diatas kasur setelah membuka mata, tiba-tiba atensi Chika teralihkan oleh suara gusar yang terdengar tidak jauh darinya. Ia menolehkan kepalanya perlahan, sempat tercekat ketika melihat keberadaan Christy dan kakaknya tengah berhadapan diambang pintu kamar. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, pikir Chika, mereka belum menyadari kesadarannya.

"Ci, Kak Chika pingsan. Ayo kita bawa dia kerumah sakit, udah berjam-jam dia gak sadar,
Aku takut Kak Chika kenapa-napa, Ci Shani ayo!"Dari raut wajahnya, Chika bisa merasakan bahwa Christy terlihat begitu khawatir dengan keadaan nya.

"Sayang, itu kan kesalahan dia, biarin dia ngerasin akibatnya."Jawaban santai yang meluncur dari mulut Shani, tentu kembali menggores hati Chika yang jelas telah mendengar nya.

Better Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang