Mingyu mengajak Wonwoo bertemu dan menjemputnya untuk di ajak ke apartemen lama Wonwoo yang kini sudah menjadi miliknya..
"Aku sengaja tidak memindahkan barang yang ada di sini. Aku hanya tidak ingin kenangan tentangmu di sini ikut hilang makanya aku membiarkan semua barang tetap seperti ini" Ujar Mingyu dari arah dapur sambil menunggu air masak untuk membuat coklat hangat...
Sementara Wonwoo tengah berjalan memandangi apartemen lamanya yang memang tidak berubah sama sekali, dulu Seulgi saat akan berangkat ke Swiss hanya menyuruhnya untuk membawa pakaian dan barang yang benar-benar di perlukan saja..
"Lukisan ibumu juga masih ada, kalo itu aku pindahkan dari tempat sebelum ke dalam kamarmu"
Wonwoo berjalan memasuki kamarnya dan ya lukisan itu ada di sana, dirinya kembali berbalik menatap Mingyu yang tengah menaruh 2 cangkir coklat panas..
"Mingyu, bisakah kau membantuku? Aku ingin melihat warna-warna itu lagi" Ujarnya..
Mingyu menghampiri Wonwoo, "kau yakin? Sudah lama kau tidak melakukannya, apa itu akan baik-baik saja?"
Wonwoo menghela nafas lalu menganggukkan kepalanya lalu tangannya terangkat untuk melepaskan masker yang mingyu pakai hingga ke-2 netra miliknya bertemu dengan milik mingyu..
Deg..
Mingyu segera membawa Wonwoo pada pelukannya saat merasa Wonwoo melemas dan akan terjatuh, sementara lelaki manis itu kembali merasakan jiwanya tertarik ke dimensi warna seperti saat pertama kali merasakannya beberapa tahun yang lalu...
"Wonwoo?"
Perlahan-lahan Wonwoo membuka matanya dan warna-warna yang sudah lama dia tidak lihat mulai mewarnai semua yang matanya lihat...
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Mingyu dengan tangan yang tak terlepas dari pinggang ramping lelaki manis itu sementara tangan yang satu berada di sisi wajah Wonwoo..
Wonwoo mengatur nafasnya sebentar lalu menganggukkan kepalanya sambil melepaskan pelukan Mingyu dan menatap sekelilingnya yang mulai berwarna termasuk lukisan ibunya...
"Sudah lama aku tidak merasakannya" Ujar Wonwoo...
Mingyu tersenyum lalu merangkul Wonwoo dari belakang menaruh dagunya di bahu kanan Wonwoo sambil ikut menatap lukisan tersebut, "Kau sangat mirip dengan ibumu, mungkin jika rambutmu panjang, kau pasti seperti kembar seiras dengan kak Seulgi dan ibumu. Sama-sama cantik" Ujar Mingyu..
Wonwoo menyikut perut Mingyu, "aku tidak cantik! Aku ini laki-laki jadi aku ini tampan"
Mingyu tertawa mendengar hal tersebut, lalu mengajak Wonwoo ke ruang tengah "Baiklah baik, Sebaiknya ayo kita minum coklat panasnya sebelum coklat nya menjadi dingin"
Setelah selesai dengan coklat hangat, mereka memutuskan untuk menatap jendela yang menampilkan kota Seoul di malam hari. Dengan tubuh keduanya yang terbalut selimut, Wonwoo berada dalam rengkuhan Mingyu di belakangnya...
"Jadi bagaimana? Kapan kau mau pindah ke sini?" Tanya Mingyu..
Wonwoo menatap Mingyu yang kini tengah menaruh kepalanya di bahu kanan Wonwoo. "Aku masih belum tahu, mingyu. Rasanya sangat tidak sopan aku pergi setelah kak Hyoseop banyak membantuku selama ini, jadi bisakah kau berikan aku waktu?"
Mingyu menghela nafas lalu tersenyum, "Baiklah, aku mengerti. Tapi ku harap kau cepat memutuskan, aku ingin tinggal bersamamu di sini. Asal kau tahu saja aku cemburu kau tinggal bersama dokter itu"
Wonwoo tersenyum mendengar ucapan dari mingyu lalu bergeser hingga badannya sedikit menghadapi kearah mingyu, "Bahkan saat pertama kali kami bertemu saat aku mengantarkanmu ke rumah sakit, dia bilang jika dia adalah orang yang dekat bahkan tinggal di satu unit apartemen yang sama denganmu membuatku sempat berpikir jika kalian adalah sepasang kekasih. Kau tahu saat memikirkannya saja membuat hatiku sangat sakit"
Chup...
Mingyu terdiam setelah Wonwoo tiba-tiba menciumnya, "Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu? Kau bahkan tahu jika aku tidak akan bisa melakukan hal seperti itu kan?"
"Aku tahu, tapi tetap saja aku merasa tidak suka. Belum lagi Jihoon mengatakan jika kau memilih untuk tidak memberitahu soalmu padaku, aku... Aku merasa itu tidak adil untukku" Ujar Mingyu...
Wonwoo membuat mingyu kembali cemberut Wonwoo langsung menangkup wajah Mingyu dengan ke-2 telapak tangannya..
"Soal itu.. aku minta maaf padamu, aku hanya takut menganggu pekerjaanmu yang sudah kau impikan sejak kecil. Di tambah dengan keadaanku yang seperti ini, aku tidak ingin kau semakin terbebani saat orang tahu siapa aku di dalam hidupmu"
"Dan seperti apa yang aku katakan saat kita bertemu di rumah sakit, aku bahkan rela melepaskan semuanya jika hal itu yang kau takutkan, Wonwoo"
Wonwoo langsung menggelengkan kepalanya, "Tidak, jangan lakukan. Ini mimpimu dan kau sekarang sudah meraihnya, jangan membuang hasil kerja kerasmu selama ini dengan sia-sia hanya demi orang sepertiku, Mingyu"
"Tapi jika hal ini membuatmu pergi lagi dariku, itu justru akan lebih terasa sakit bagiku daripada aku kehilangan semua yang berhasil aku gapai selama ini. Maka dari itu jangan pernah berpikir untuk pergi, aku tidak ingin kehilanganmu lagi"
Wonwoo meneteskan air matanya dan langsung di halus oleh Mingyu, "Tetap bersamaku, Wonwoo"
Setelah mengatakan itu Mingyu pun membawa Wonwoo dalam ciuman hangatnya, ciuman yang menyiratkan jika Mingyu sangat menyayangi Wonwoo melebihi apapun tanpa melibatkan nafsu di dalamnya...
***
~ O61222 ~
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Rush 2✔
Fanfiction( Sebelumnya baca "Color Rush 1" dulu ya ) Jika Dirinya Tahu Hari Itu Akan Menjadi Hari terakhir Dirinya Melihat Sosok Yang Dia Cintai, Mungkin Mingyu Lebih Memilih Untuk Tidak Akan Pernah Melepaskan Pelukan Itu.. *** Cast : - Kim Mingyu - Jeon Wonw...