Hyoseop tengah duduk termenung di depan komputer di ruang tim divisinya, tangannya sejak tadi hanya mengetuk-ngetuk pulpen di atas kertas yang seharusnya dia isi dengan laporan medis miliknya...
Sudah beberapa hari semenjak pengakuannya pada Wonwoo soal perasaannya membuatnya semakin menjaga jarak dengan laki-laki manis bermarga Jeon tersebut, dia akan bangun lebih pagi sebelum Wonwoo bangun dan pulang saat tengah malam setelah Wonwoo tidur atau bahkan tidak pulang sama sekali...
Dia tidak bisa terus bersikap seperti ini pada Wonwoo, Hyoseop juga tahu ini salah tapi perasaan bukan semakin mengurang dan menghilang malah semakin bertambah untuk Wonwoo, dia tidak bisa melupakan perasaan semudah membalikkan telapak tangan seperti apa yang di katakan pada Wonwoo saat itu..
"Ternyata untuk melupakan semua perasaanku padamu seperti apa yang ku katakan itu benar-benar tidak mudah, Wonwoo. Bagaimana bisa aku melupakan semua itu begitu saja?" Lirihnya...
Hyoseop bersandar di sandaran kursi lalu setelahnya memilih untuk beranjak mengganti pakaian kedokterannya dengan pakai casualnya..
Sepertinya dia membutuhkan minum untuk melepaskan semua kerumitan yang ada di dalam kepalanya malam ini. Ya Alkohol seperti menjadi pilihan yang tepat untuk mengalihkan pikirannya tentang Wonwoo sesaat..
***
Sementara itu...
Wonwoo baru saja pulang dari tempatnya bekerja dan tengah berjalan menuju unit apartemen Hyoseop hari ini restoran tengah ramai jadi dia pulang sedikit lebih telat dari biasanya, untung ada Hoshi yang tak sengaja lewat depan restoran tempatnya bekerja. Di lihat jam menujukkan hampir pukul 12 malam...
Wonwoo tengah berada di dalam mobil Hoshi yang akan mengantarkannya pulang, dia sejak tadi menatap ponselnya yang tidak menerima balasan pesan dari Hyoseop. Tak lama Wonwoo sampai di depan apartemennya...
"Kau mau mampir dulu, Hoshi?"
"Lain kali saja, aku harus menyiapkan berkas untuk meeting besok"
"Ah begitu, kalau begitu terimakasih sudah mengantarkan aku, maaf jadi merepotkanmu"
"Eyy.. tidak apa-apa, lagi pulang arah apartemenmu searah dengan jalan pulangku jadi sekalian saja"
"Ya sudah, kalau begitu aku masuk. Kau hati-hatilah"
Wonwoo langsung membuka pintu mobil dan keluar dari sana lalu memasuki apartemennya setelah melambaikan tangannya kearah Hoshi. Wonwoo tengah berjalan menuju unit ya dan benar saja sesampainya di dalam unit Wonwoo tidak menemukan keberadaan Hyoseop di sana..
Wonwoo hanya bisa menghela nafas, lalu memutuskan untuk membersihkan dirinya lalu beranjak tidur karena sungguh hari ini terasa melelahkan untuknya. Hingga telinganya mendengar nada dering ponselnya yang berbunyi menampilkan nomor Hyoseop di sana sesaat dia melihat jam yang terdapat di nakas yang menujukkan pukul setengah 4 pagi..
"Halo, kak?"
"Eung~ Wonwoo~"
Wonwoo mengerutkan alisnya saat mendengar suara Hyoseop yang terdengar seperti orang yang mabuk, "Kak?"
"Wonwoo.. hik.. bisakah kau.. buka pintu? Haha.. tanganku tidak.. hik.. sampai~"
Tanpa berpikir panjang Wonwoo segera bangkit keluar dari kamarnya untuk membuka pintu unitnya dan benar saja sudah terdapat Hyoseop di sana terduduk bersandar di dinding sambil menatap ponselnya dengan tatapan tidak fokus..
"Kak" panggil Wonwoo sambil menyamakan posisinya dengan Hyoseop yang kepalanya tengah tertunduk..
Hyoseop lalu mengangkat kepalanya dan terlihatlah wajah memerah Hyoseop di serta aroma alkohol yang cukup menyengat di hidung mancung Wonwoo. "Kak, kau mabuk?" Tanyanya sambil menutupi hidungnya...
"Tidak, Wonwoo. Aku tidak.. hik... Mabuk" Ujar Hyoseop sambil tersenyum bodoh pada Wonwoo...
Wonwoo menghela nafas lalu mencoba untuk membuat Hyoseop berdiri, Wonwoo mencoba membopong tubuh Hyoseop untuk dia bawa masuk ke dalam namun..
Bruk..
Wonwoo meringis saat merasakan benturan pada punggungnya saat Hyoseop tiba-tiba menabraknya pada dinding, tangan Hyoseop juga di taruh di sisi kiri kepala Wonwoo lalu menatap sayu pada Wonwoo..
"K-kak"
"Kau.. sangat cantik Wonwoo"
Tubuh Wonwoo bergetar takut saat tangan Hyoseop yang lain mengelus sisi wajah Wonwoo, baru kali ini dia melihat sisi menakutkan dari Hyoseop, Wonwoo langsung menghindari saat Hyoseop akan menciumnya membuat Hyoseop terkekeh melihat wajah takut Wonwoo..
Lalu Hyoseop dengan cepat mencengkram pipi Wonwoo cukup erat hingga membuat Wonwoo meringis sambil memegangi tangan Hyoseop...
"Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau menyakiti perasaanku seperti ini, huh?! Kenapa kau malah memilih kim mingyu sialan itu di banding aku? Kau lupa aku yang telah menolongmu saat kau hampir mati, Sialan! Apa yang di miliki dia hingga kau memilih untuk bersamanya di banding denganku, Jeon Wonwoo! Apa kau sudah tidur dengannya? Katakan padaku, Mono sialan! Jawab aku, Dasar kau mono menjijikan!!" Cengkraman pada pipi Wonwoo semakin mengerat...
Wonwoo menatap tak percaya pada Hyoseop dengan mata yang sudah memerah menahan tangis saat ucapan itu terlontar dari mulut yang selama ini selalu mendukung dan menyemangatinya dengan kalimat hangat itu...
Plak!
Dengan sekuat tenaga Wonwoo mendorong dan menampar pipi Hyoseop, namun hal itu malah membuat Hyoseop semangat menjadi-jadi kali ini dia beralih mencengkram leher Wonwoo dengan erat hingga membuat Wonwoo kesulitan bernafas...
Chup!
Hyoseop lalu mencium kasar bibi Wonwoo meskipun Wonwoo sudah berupaya menghindarinya tapi karena tenaga Hyoseop lebih besar dia jadi tidak berdaya. Wonwoo bahkan meringis saat Hyoseop mengigit bibir bawahnya sampai terluka, dadanya sesak karena kesulitan meraup oksigen akibat cengkraman Hyoseop pada lehernya hingga...
Bruk!
***
~ 1O1222 ~
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Color Rush 2✔
Fiksi Penggemar( Sebelumnya baca "Color Rush 1" dulu ya ) Jika Dirinya Tahu Hari Itu Akan Menjadi Hari terakhir Dirinya Melihat Sosok Yang Dia Cintai, Mungkin Mingyu Lebih Memilih Untuk Tidak Akan Pernah Melepaskan Pelukan Itu.. *** Cast : - Kim Mingyu - Jeon Wonw...