Mingyu tidak pernah sekalipun beranjak dari sisi ranjang rawat Wonwoo ataupun sejenak melepas genggaman tangannya pada lengan Wonwoo yang masih belum sadarkan diri, Mingyu juga sudah meminta ijin pada Seungcheol selaku leader mereka untuk menemani Wonwoo beruntung jadwal group mereka sedang tidak terlalu padat..
Yang terpenting baginya untuk saat ini adalah keadaan Wonwoo..
Jihoon yang berdiri di samping kiri Wonwoo hanya bisa menghela nafas sambil menatap sendu sahabatnya yang harus seperti ini, mengingat jika Wonwoo pernah mengalami kesehatan mental membuat takut jika hal buruk kembali terjadi pada Wonwoo...
Jihoon juga sesekali mengelap keringat dingin terus keluar dan membasahi kening Wonwoo, laki-laki manis itu memang sedari awal tengah demam hingga membuat wajahnya yang memiliki kulit pucat semakin terlihat pucat...
"Jihoon, Wonwoo... Dia akan bangun kan? Kapan dia membuka matanya?" Tanya Mingyu sambil terus mengelus punggung tangan kanan Wonwoo...
"Aku masih tidak bisa mengerti kenapa hal buruk selalu terjadi padanya, Bahkan dia tidak pernah sekalipun menyakiti orang lain tapi kenapa... Kenapa semua ini harus kembali terjadi padanya? Apa yang harus ku lakukan untuk membuatnya terus bahagia?" Sambungnya...
"Kau hanya harus terus berada di sisinya, Mingyu. Yang dia butuhkan sejak awal adalah dirimu, kau adalah Probenya" Ujar Jihoon...
"Aku memang Probenya, tapi aku merasa sangat gagal karena harus kembali melihat dia jatuh seperti ini" Ujar Mingyu sambil meneteskan air matanya...
Sementara itu di luar ruangan tersebut masih terdapat Hyoseop yang lukanya sudah di obati tengah terduduk di kursi tunggu, dia tidak bisa masuk karena Mingyu bersikeras melarangnya untuk bertemu dengan Wonwoo di dalam sana..
Sreek...
Pandangan Hyoseop tertuju pada Jihoon yang baru saja keluar dari ruangan perawatan Wonwoo dan langsung menghampirinya, Jihoon juga merasa kasihan dengan Hyoseop namun tetap saja perlakuan seniornya itu terhadap Wonwoo tidak bisa di maafkan begitu saja...
"Jihoon, bagaimana keadaan Wonwoo?"
"Untuk saat ini, kita hanya bisa berharap jika Anxiety nya tidak kembali kambuh" Ujar Jihoon..
"Apa? Anxiety? Aoa maksudmu, Jihoon?"
"Wonwoo adalah seseorang yang mengidap Anxiety.. beberapa tahun yang lalu sebelum kecelakaan itu terjadi Anxiety nya sempat kambuh cukup parah hingga membuatnya hampir mengakhiri hidup karena seseorang merendahkannya bahkan teman sekelas kami juga pernah mengurungnya selama semalam di toilet rusak hanya karena dia seorang Mono juga karena teman sekelas kami menyukai Mingyu. Beruntung saat itu Mingyu langsung menghentikannya, ku rasa kau juga pasti bisa mengerti kehidupan seorang mono seperti Wonwoo di mata orang-orang normal seperti apa dan seburuk apa walaupun tidak semua seorang mono seperti itu" Ujar Jihoon...
Hyoseop masih terdiam karena merasa terkejut dengan ucapan Jihoon, "Meskipun keadaannya saat itu sudah sedikit membaik tapi kakaknya berniat membawanya ke swiss untuk melanjutkan pengobatan Wonwoo di sana namun saat mendengar jika pesawat yang di tumpangi Wonwoo dan kakaknya mengalami kecelakaan hal itu membuat kami terutama Mingyu merasa sangat terpuruk, jadi ku harap kau mengerti sifat posesif Mingyu terhadap Wonwoo"
Hyoseop kembali terduduk dengan lemas di kursi setelah mendengar ucapan Jihoon, "Aku.. aku tidak tahu jika kehidupan Wonwoo seperti itu, aku menyesal mengatainya dengan perkataan tak pantas, Jihoon. Aku bahkan sudah menuduh Wonwoo tidur dengan Mingyu hanya karena aku merasa tidak terima dia lebih memilih bersama Mingyu di banding denganku" Lirih Hyoseop..
"Kau benar-benar manusia terburuk yang pernah aku kenal, Senior" Ujar Jihoon dengan nata merah menahan tangis dan marah mendengar ucapan yang di lontarkan okeh Hyoseop barusan...
"Apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku tidak mungkin memaafkan diriku sendiri sebelum Wonwoo memaafkan aku, Jihoon"
"Untuk hal itu, aku tidak bisa menolongmu karena aku sendiri merasa tidak pantas untuk hanya sekedar memaafkanmu"
***
Malamnya..
Perlahan-lahan mata Wonwoo kembali terbuka lalu dia merasa tangan kanannya terasa di genggam hingga netranya menatap Mingyu yang tengah menggenggam erat tangan Wonwoo dengan keadaan dia tertidur di samping ranjang rawat Wonwoo...
Tangan kiri Wonwoo lalu mengusap kepala mingyu hingga membawa Mingyu terbangun karena merasakan usapan pada kepalanya..
"Wonwoo? Syukurlah kau sudah sadar, sayang" Ujar Mingyu sambil mengecup kepala Wonwoo..
"Kenapa kau tidur di sini? Itu tidak nyaman, kau akan membuat tubuhmu sakit nanti" Ujar Wonwoo..
Bahkan kau masih memikirkan keadaan orang lain di banding dirimu sendiri Pikir Mingyu..
"Aku tidak masalah dengan itu, bagaimana keadaanmu? Apa kau mau minum dulu?"
Wonwoo menganggukkan kepalanya, Mingyu segera membantu Wonwoo untuk bersandar dan membantunya untuk minum..
"Mau ku panggil Jihoon untuk memeriksa keadaanmu?"
"Tidak usah, aku baik-baik saja. Jangan khawatir, Mingyu" Ujar Wonwoo..
"Bagaimana bisa aku tidak merasa khawatir padamu? Jika harus melihatmu seperti ini lagi, aku takut kehilanganmu"
"Aku pasti sudah banyak merepotkanmu" Ujar Wonwoo sambil mengusap kepala Mingyu..
"Tidak, aku lebih senang jika direpotkan olehmu sebaliknya aku akan merasa sangat tidak berguna jika kau harus menahan semuanya seorang diri"
"Benarkah?"
Mingyu tersenyum lalu menganggukkan kepalanya sambil menyentuh lengan Wonwoo yang masih berada di pipi kirinya, membawanya untuk dia kecup...
"Jadi mulai sekarang dan seterusnya.. jangan pernah sungkan untuk terus merepotkan ku, Wonwoo" Ujar Mingyu pada Wonwoo...
***
~ 151222 ~
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Color Rush 2✔
Fanfic( Sebelumnya baca "Color Rush 1" dulu ya ) Jika Dirinya Tahu Hari Itu Akan Menjadi Hari terakhir Dirinya Melihat Sosok Yang Dia Cintai, Mungkin Mingyu Lebih Memilih Untuk Tidak Akan Pernah Melepaskan Pelukan Itu.. *** Cast : - Kim Mingyu - Jeon Wonw...