17

349 36 5
                                    

Bruk...

Wonwoo jatuh tidak sadarkan diri membuat Hyoseop langsung tersadar dan terkejut dengan apa yang baru saja dia lakukan terhadap Wonwoo..

"Won-wonwoo"

Hyoseop segera merangkul Wonwoo, menepuk pipi pucat laki-laki manis tersebut namun tetap tidak mendapatkan respon dengan segera dia membawa Wonwoo ke dalam unit mereka, lalu menidurkan Wonwoo di kamarnya...

Terlihat jelas bekas kemerahan yang melingkar di leher putih Wonwoo juga luka yang ada di bibir Wonwoo akibat ulahnya, Hyoseop langsung merasa menyesal dengan apa yang dia lakukan pada Wonwoo. Mengutuk perlakuannya terhadap seseorang yang di cintainya tersebut..

Hingga pagi menjelang jam juga baru menunjukkan pukul setengah 7 pagi, Wonwoo mulai membuka matanya perlahan-lahan, hal pertama yang dia rasakan adalah suhu badannya yang terasa naik serta kepala yang terasa berat dan pusing lalu menatap sekeliling ruangan yang dia kenali sebagai kamarnya tersebut...

Namun tak lama kemudian dia mengingat tentang apa yang di lakukan Hyoseop padanya semalam membuatnya langsung bangkit dengan tubuh yang gemetar mengabaikan rasa pening di kepala akibat demam yang melanda tubuhnya saat ini...

Sementara itu di kamar Hyoseop sendiri, laki-laki tinggi itu tengah menatap pantulan dirinya di cermin setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, Dia akan membawa Wonwoo ke rumah sakit karena sejak subuh tadi badan laki-laki manis itu nampak gemetar dan berkeringat dingin dengan suhu badan yang naik...

Namun saat dia keluar dari kamarnya, dirinya terlihat bingung saat melihat pintu kamar Wonwoo yang sudah terbuka dan saat melihat ke dalamnya sudah tidak terdapat Wonwoo di sana bahkan ponsel Wonwoo pun masih terdapat di atas laci, Hyoseop segera mencari di segala penjuru unit tersebut namun tidak terdapat Wonwoo di mana pun...

Dengan cepat dia menyambar kunci mobil di atas meja berniat mencari Wonwoo yang menurutnya masihlah belum terlalu pergi jauh dengan keadaannya yang seperti itu..

***

Sementara itu...

Di apartemen Jihoon, laki-laki manis bertubuh pendek itu tengah merapihkan rambutnya dan bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya. Namun tak lama dia mendengar suara bel unit pintunya yang berbunyi, Jihoon pikir itu Hoshi namun laki-laki sipit itu akan bisa langsung masuk karena tahu kode pintu unitnya..

Jihoon segera menghampiri pintu dan melihat intercom nya yang menampilkan Wonwoo yang dengan tampilan yang masih memakai piyamanya...

Ceklek..

"Won–"

Bruk..

"Ya Tuhan, Wonwoo!"

Jihoon membuka pintu namun langsung di kejutkan dengan ketidaksadaran Wonwoo yang langsung jatuh begitu saja beruntung Jihoon segera menahannya. Bisa di lihat wajah Wonwoo yang pucat, luka di bibirnya serta bekas kemerahan yang masih samar terlihat di lehernya dan jangan lupakan suhu badan Wonwoo yang meningkat..

"Wonwoo? Jihoon?"

Beruntung Hoshi datang kesana, seperti biasa tadinya dia akan menjemput Jihoon namun malah melihat Wonwoo yang tidak sadarkan diri di pelukan Jihoon..

"Hoshi.. tolong bantu aku bawa Wonwoo masuk ke dalam"

Tanpa banyak bertanya Hoshi segera membawa Wonwoo masuk ke dalam unit dan menidurkan Wonwoo di kamar Jihoon, sementara si pemilik kamar tengah mengambil handuk kecil untuk mengompres Wonwoo yang tengah demam tinggi...

"Kenapa dia bisa berada di sini pagi-pagi?"

"Aku tidak tahu, tiba-tiba dia ada di depan pintu dan jatuh tidak sadarkan diri begitu saja" Ujar Jihoon...

"Eo? Lehernya.."

"Sepertinya terjadi sesuatu padanya" Ujar Jihoon...

"Tapi saat aku selesai mengantarkannya ke apartemennya tadi malam, dia masih baik-baik. Aku bahkan melihatnya masuk dan di lihat dia masih memakai piyama seperti ini.. mungkinkah.. Hyoseop yang melakukannya?"

"Aku tidak tahu, kita harus menunggu Wonwoo sadar untuk tahu apa yang sudah terjadi padanya. Hari ini kau ada meeting penting, pergilah aku akan meminta ijin tidak masuk untuk menemani Wonwoo di sini"

"Baiklah, aku pergi ke kantor. Jika terjadi sesuatu atau membutuhkan sesuatu segera hubungi aku"

"Iya"

Hoshi menyempatkan untuk mencium puncak kepala Jihoon sebelum pergi dari sana. Jihoon meringis dan menatap sendu keadaan Wonwoo yang terlihat begitu pucat bahkan badannya terlihat bergetar, sungguh Jihoon tidak ingin sesuatu yang buruk kembali terjadi pada Wonwoo seperti saat mereka sekolah dulu..

"Apa yang sudah terjadi padamu, Wonwoo?" lirihnya..

Hingga siang hari, Wonwoo masih belum juga tersadar dari pingsannya. Jihoon menghela nafas dan menatap sendu pada Wonwoo sambil menaruh kain yang baru saja di basahi dengan air dingin di dahi Wonwoo hingga terdengar ponselnya berdering menampilkan nama Mingyu di sana...

"Ya, Mingyu?"

"Jihoon? Kau di rumah sakit atau di apartemenmu?"

"Di apartemen"

"Apa Wonwoo ada bersamamu? Sejak tadi aku mencoba untuk menghubunginya namun tidak dia angkat, aku juga sudah mencarinya di tempat kerja namun mereka bilang Wonwoo tidak masuk di unitnya juga seperti tidak ada orang"

"Mingyu"

"Ya? Ada apa? Kenapa suaramu seperti it–"

"Jika kau ada waktu luang, bisakah kau apartemenku sekarang. Wonwoo.. dia ada di sini dan.. dia sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja, Mingyu"

***

~ 111222 ~

Tbc

Color Rush 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang