Masih di hari yang sama, mae memperlakukan Mark bak anaknya sendiri, sedangkan Haechan memilih duduk, mengunyah camilan di depan televisi yang terus menyala semenjak kerja kelompok dimulai. Ada beberapa pertanyaan dari kawan Mark tentang mae yang sedari tadi lalu lalang, namun dengan singkat Mark menjawab itu adalah ibunya. Rasanya Haechan ingin tertawa.
Mark dan Haechan berbeda kelas, tapi Haechan hafal siapa yang sering Mark jadikan rekan kelompoknya, namun sepertinya kali ini Mark sudah lebih pintar memilih teman kelompok. Terbukti dengan ketidaktahuan anggota kelompoknya mengenai mae.
"Teman Mark, bodoh semua," bisik Haechan pada mae yang kembali sibuk mencari jajanan online, "berkacalah, yang pintar kan cuma anak mae aja, dan itu Mark."
Sudah biasa Haechan diperlakukan begitu jika ada Mark dirumahnya, ia tak pedulikan, dan kembali mengunyah camilan dengan tenang. Lama kelamaan rasa kantuk menyerang, dan kali ini Haechan tak dapat menahan hingga tertidur.
Haechan terbangun sebab bagian pahanya terasa berat, perlahan ia buka matanya, camilannya tadi sudah berpindah ke ujung sofa, sementara pelaku yang memberatkan pahanya adalah Mark yang terpejam. Agak terkejut Haechan dengan Mark yang bersikap demikian, tapi hendak ia bangunkan, apa daya hati tak tega.
"Jangan cuma diliatin, elus juga."
Tangan yang lebih besar sedikit darinya itu kemudian meeraih tangan Haechan dan mengarahkannya ke rambut sang empunya, "kerja kelompoknya tadi susah banget, coba tolong kerjasamanya buat ngilangin ini sakit kepala."
Yah, bisa apa Haechan kalo Mark manja begini? Mau minta tanggung jawab atas hati yang berantakan juga, Haechan harus berpikir berulang kali.
---
Nampaknya Haechan sedikit baper.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate | markhyuck ✓
FanfictionMark dan Haechan adalah sahabat, tapi apakah keduanya akan tetap bersahabat hingga akhir nanti? cw // bxb, mpreg, misgendering, harsh words, friendzone, high-school love, romance, slice of life, mk!older, hc!younger. homophobic, non-shipper DNI! ©h...
