"Mae, finally ended," Haechan berhambur ke pelukan mae-nya diikuti Jeno yang berjalan santai ke arah keduanya, "mae, tolong ya, anaknya ini, kenapa sih? Masalah apa sih? Jeno pusing ngadepinnya," Jeno berkata demikian dengan tangan di kepala seakan Haechan benar-benar membuatnya seperti akan meledak.
"Perkara suka sama kakak gue loh Chan, gak perlu sampai kalian harus udahan sahabatannya," protes Jeno tak paham jalan pikiran Haechan.
Mae hanya tertawa, diiringi tepukan halusnya pada punggung mataharinya, "it's okay. Kalau menurut Echan yang terbaik adalah meniadakan status sahabat supaya lebih leluasa menyukai Mark ya gak masalah. Tapi, harus fair ya sama hatimu. Jen, anak mae ini, kalau kata hatinya A hari ini, besok dia malah ikutin kata pikirannya B, labil."
Haechan langsung melepas pelukannya pada mae, merengut kesal, "enggak mae, hari ini hati Haechan bilang untuk kejar Mark sampai Mark juga balas perasaan Haechan, besok pasti tetap akan begini."
"Udah direkam, Chan. Udah kirim Jaemin juga, bukti otentik ada lengkap, saksi ada dua, gue sama mae. Aman ya, mae?" Tanya Jeno dengan alis yang mengangkat pada ibu temannya ini yang dijawab acungan jempol dari mae.
Batin Haechan lantas bersuara, salah gue salah.
---
Salah kenapa Chan?
Memulai sesuatu untuk niat yang baik kan gak ada salahnya, yang penting tetap berpegang pada tujuan awal.
Awalnya mungkin sulit, tapi percaya pada diri sendiri. Semua yang sudah direncanakan pasti akan indah pada waktunya.
Semoga pilihan Echan adalah yang terbaik sebelum cerita ini singgah pada chapter Z.
Hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
soulmate | markhyuck ✓
Hayran KurguMark dan Haechan adalah sahabat, tapi apakah keduanya akan tetap bersahabat hingga akhir nanti? cw // bxb, mpreg, misgendering, harsh words, friendzone, high-school love, romance, slice of life, mk!older, hc!younger. homophobic, non-shipper DNI! ©h...