Part 1

1.6K 103 31
                                    

Terdengar keributan yang luar biasa di sebuah kafe, banyak piring berhamburan di lantai begitu juga dengan minuman yang tumpah. Singto benar-benar tak menyangka dengan apa yang di lihatnya baru saja, ia menatap tak percaya dengan semuanya.

Apa benar itu di sebabkan oleh anak kecil berusia 6 tahun? Bahkan wajah anak kecil tersebut terlihat lugu dan polos, wajahnya cantik dan berkulit putih, matanya indah dan sedikit sipit dengan di hiasi rambut panjang yang di biarkan terurai.

Ia masih memakai seragam sekolah yang semua orang tahu jika seragam itu berasal dari sekolah internasional terbaik di negara mereka. Sekolah yang semua orang tahu jika seluruh siswanya di didik sebaik mungkin, tapi kenapa seorang anak kecil di hadapannya sekarang seperti tak memiliki sikap yang baik seperti apa yang di ajarkan di sekolah itu?

"Nona, jangan seperti ini" ucap seseorang.

"Daddy jahat!! Daddy berbohong!! Daddy bilang ingin menemani ku makan siang!!" Ucap anak kecil itu.

"Jessie! Apa yang kau lakukan!!" Ucap seorang pria tampan dewasa yang baru saja datang. Dia melihat ke sekitar, suasana kafe benar-benar berantakan.

Krist memang mendapat panggilan tadi dari pengasuh anaknya itu dan mengatakan jika jessie mengamuk di kafe karna krist tak datang ke kafe itu untuk menemani dirinya makan.

Krist menatap seseorang menggunakan seragam waiters, kemudian mengajaknya berbicara.

"M-maafkan anak ku, aku akan mengganti semua kerugian ini" ucap krist.

Sedangkan singto hanya mengangguk,  tak lama datang beberapa orang membereskan kekacauan yang di perbuat oleh anak kecil itu, termasuk singto ikut membantu.

"Jessie, daddy ada meeting. Kamu pulang ke rumah sekarang" ucap krist.

"Tapi daddy berjanji akan menemani ku siang ini!!" Teriak jessie.

"Maafkan daddy, sayang"

Jessie berjalan ke meja sebelah kemudian mendorong semua makanan dan minuman milik orang lain membuat beberapa bodyguard jessie menghampiri anak majikan mereka itu dan menahan tangannya.

"Jessie!!" Teriak krist, yang hampir frustasi dengan kelakuan anaknya.

Wajah singto memucat melihat semuanya, jelas saja singto takut di marahi bos mereka nanti, walau keributan itu di sebabkan oleh anak kecil tapi dia bertanggung jawab menjaga keamanan kafe.

Ponsel krist berdering membuatnya mengangkat panggilan itu.

"Maaf tuan, sebentar lagi saya ke sana" ucap krist, pada seseorang di sebrang sana.

"Daddy jahat!!" Teriak jessie kemudian ia mendorong tubuh krist hingga krist terhuyung dan hampir terjatuh kalau saja tak ada singto yang menahan tubuhnya.

Jessie berlari keluar dari kafe dan di susul oleh pengasuh beserta dua bodyguard yang bertugas menjaga jessie.

"M-maafkan anak ku, kalian semua boleh memesan apa saja dan aku yang akan membayar semuanya nanti, itu sebagai ungkapan rasa bersalah ku, karna membuat kalian semua merasa tak nyaman" ucap krist, kepada banyak pengunjung di kafe itu.

"Ini kartu nama ku, aku akan mengganti semuanya nanti, hubungi aku jika semua total kerugian sudah di hitung" ucap krist kepada singto sembari memberikan kartu namanya.

Krist langsung pergi dari kafe tersebut dan menjalankan mobilnya pergi ke tempat meeting.

"Wajar saja anaknya bersikap tak sopan jika dia kekurangan perhatian dari orang tuanya" ucap gun, teman singto.

"Lihat, anak dan ayah sama saja, mereka berlalu pergi bagai tak terjadi apa-apa" kali ini newwie yang berbicara.

"Harusnya dia menyusul anaknya dan meminta maaf bukan malah pergi meeting" ucap gun.

Sedangkan singto mengabaikan kedua temannya yang berbicara, kemudian menatap kartu nama yang di pegangnya.

"Krist perawat, 30 tahun. CEO Sun St" gumam singto.

Krist benar-benar seorang pria yang sibuk dan tak sempat memperhatikan anaknya. ia memiliki satu anak perempuan yang bernama jessie, anak kecil yang membuat kerusuhan di kafe tadi.

Krist sering mengabaikan janji yang telah dia buat sendiri kepada anaknya, termasuk tadi, dia berjanji akan makan siang bersama jessie namun karna krist terlalu sibuk jadi ia mengatakan kepada pengasuh jessie jika ia tak jadi menemani jessie hingga itulah yang terjadi, jessie mengamuk di kafe dan menyebabkan banyak kerugian untuk pemilik kafe karna banyak makanan dan minuman pelanggan ikut di buang oleh jessie beserta banyak cangkir dan piring yang pecah.

Sedangkan ibu jessie? Anak kecil itu sudah tak memiliki ibu sejak 3 tahun yang lalu, ibunya meninggal di sebabkan oleh sakit keras sehingga membuat jessie tumbuh besar sendiri dan tak mendapat banyak perhatian dari seorang ibu, apa lagi ayah.

Iya, krist seorang duda tampan beranak satu, seseorang yang begitu sibuk dengan dunianya sendiri hingga ia mengabaikan anaknya.

Krist seorang CEO di sebuah perusahaan yang telah dirinya bangun sejak dirinya masih muda dulu, perusahaan tersebut memiliki cabang di berbagai kota maupun negara, wajar jika krist menjadi orang yang paling sibuk, apa lagi perusahaannya tengah naik pesat sekarang sehingga ia tak ada waktu untuk memberikan perhatian kepada anak semata wayangnya itu.

Hingga jessie merasa terabaikan dan suka berbuat ulah agar menarik perhatian daddynya, agar krist menemui dirinya. Jessie tumbuh besar dalam asuhan baby sitternya, ia tak dapat bermain layaknya anak seusia dirinya karna setiap hari selalu di kawal oleh dua bodyguard yang krist siapkan khusus untuk menjaganya.

Malam semakin larut, pukul 11 malam baru krist pulang dari berkerja, ia mengemudi dengan sesekali menguap dan mengucek matanya, tubuhnya benar-benar lelah hingga dirinya tiba di rumah krist langsung berjalan ke kamarnya tanpa melihat anaknya lebih dulu.

Sedangkan di tempat lain saat ini, singto sedari tadi menatap ponselnya menunggu balasan pesan dari krist.

Singto sudah mengirimkan pesan pada krist mengatakan total biaya yang harus krist bayar karna kejadian tadi siang, namun krist bahkan tak membaca pesan tersebut, singto khawatir, jelas saja dia takut jika krist tak akan membayar semua kerugian itu, bagaimana jika krist menghilang? Kerugian yang mencapai puluhan juta itu tak mungkin bisa singto ganti sendiri.
















Tbc.

Our love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang