Part 2

621 92 31
                                    

Tiga hari telah berlalu, krist benar-benar tak membaca pesan dari singto membuat singto semakin khawatir dan takut krist akan lari dari tanggung jawabnya.

Sedangkan pemilik kafe sudah memarahinya tadi pagi karna belum ada ganti rugi dari orang tua anak kecil yang membuat keributan. Singto menatap kartu nama krist kemudian nekat mencari krist ke kantornya.

Hingga di sinilah singto sekarang, berada di depan sebuah bangunan yang menjulang tinggi, singto berjalan masuk dan bertanya pada resepsionis menanyakan keberadaan krist, namun resepsionis tersebut mengatakan jika krist sedang tak ada di kantor.

"Apa aku boleh menunggunya?" Tanya singto, hati-hati.

"Saya tak tahu kapan tuan krist akan kembali, bahkan saya tak yakin jika dia akan kembali lagi ke kantor"

"Aku akan tetap menunggu" ucap singto.

"Silakan duduk di ruang tunggu, tuan" 

Singto duduk di ruang tunggu dan membuka ponselnya berusaha untuk menghubungi krist namun benar-benar tak ada jawaban.

Sedangkan krist saat ini tengah meeting bersama kliennya di sebuah restoran, ia mengabaikan ponselnya yang berdering sedari tadi bahkan sekarang ia mematikan ponselnya agar bisa lebih fokus berbicara dengan rekan bisnisnya.

Pukul 8 malam baru krist kembali ke kantornya, karna seharian ini dia benar-benar sibuk di luar.

"Maaf, tuan. Ada seorang pria mencari anda dan sepertinya pria itu masih menunggu di ruang tunggu" ucap wanita yang berada di bagian resepsionis saat melihat kedatangan krist.

Krist hanya mengangguk kemudian berjalan menuju ruang tunggu, ia melihat seorang pemuda manis tengah terlelap di sana kemudian mengabaikannya dan memilih untuk berjalan menuju ruangannya, krist terlalu sibuk jika harus membangunkan pria itu lagi.

Pukul 12 malam singto terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat keberadaan dirinya yang masih berada di ruang tunggu, tampak kantor mulai sepi dan banyak lampu sudah di matikan menyisakan sedikit lampu sehingga membuat suasana tampak temaram, singto beranjak dan berjalan menuju resepsionis, melihat sudah tak ada orang di sana lagi, kantor benar-benar sepi sekarang dan dia tertidur selama itu.

Singto melihat ponselnya berharap ada balasan pesan atau panggilan dari krist, namun ternyata tak ada satu pun notifikasi di ponselnya, yang ada hanya dari bos pemilik kafe tempat dirinya berkerja yang terus-menerus meneror dirinya agar segera membayar kerugian itu.

"Apa yang kau lakukan disini?" Ucap seseorang dari belakang membuat singto menatap ke orang tersebut.

"Tuan, apa anda melupakan ku? Aku ke sini ingin menagih semua total kerugian yang terjadi pada kafe tempat ku berkerja 3 hari yang lalu! Bukankah anda berjanji akan membayar semuanya? Kenapa sekarang lari dari tanggung jawab bahkan seolah tak mengenal ku?! Aku di marahi habis-habisan oleh bos ku sekarang karna anda melarikan diri!!" Ucap singto kesal.

Krist menepuk jidatnya dan merasa sangat bersalah karna melupakan itu.

"Aku benar-benar sibuk dan lupa akan hal itu, kenapa tak menghubungi ku?"

"Aku bahkan sudah ratusan kali menelpon dan mengirim pesan!" Ucap singto marah.

"Baiklah, maafkan aku. Aku akan mentransfer semuanya besok" ucap krist.

"Terima kasih" ucap singto.

Krist hanya mengangguk kemudian singto keluar dari kantor tersebut, tampak suasana depan kantor sudah sangat gelap, singto berjalan ke jalan raya dan menunggu taxi lewat namun sepertinya tak akan ada, hingga beberapa menit kemudian ada mobil berwarna silver berhenti di depannya dan menghidupkan klaksonnya kemudian membuka kaca mobil tersebut.

"Ayo masuk, biar ku antar" ucap krist.

Tanpa pikir panjang singto langsung mengangguk dan masuk ke kursi penumpang mobil.

"Siapa nama mu?" Tanya krist.

"Singto, tuan"

"Panggil phi krist saja, aku benar-benar minta maaf untuk kejadian tiga hari yang lalu"

"Iya" ucap singto singkat, setelah itu keduanya terdiam, krist maupun singto tak ada yang mengeluarkan suara mereka.

Hingga beberapa menit kemudian mereka tiba di depan rumah singto.

"Terima kasih, phi" ucap singto sebelum keluar.

"Hmm"

"Jangan lupa lihat pesan ku dan langsung transfer besok" ucap singto, agar krist mengingat itu.

"Ckk! Aku pasti akan membayar semuanya" ucap krist.

Singto hanya tersenyum kemudian membuka pintu mobil dan keluar dari mobil tersebut, setelah itu baru krist melajukan mobilnya pergi dari sana.
.
.
.
Sinar matahari memasuki celah jendela kamar dan membangunkan krist dari tidurnya, ia masih menguap dan masih sangat mengantuk karna semalam saat tiba di rumah ia harus menyelesaikan beberapa perkerjaannya lagi sebelum dirinya tidur.

Krist membuka ponselnya dan mencari pesan singto, terdapat banyak pesan dari singto di sana, ia melihat total kerugian yang harus dirinya bayar.

"Ckk... Jessie benar-benar keterlaluan" gumam krist, setelah ia mentransfer uang ganti rugi untuk kafe itu.

Ini hari minggu namun krist ada janji makan siang bersama rekan bisnisnya, krist keluar dengan pakaian formalnya dan melihat jessie tengah berlari di ruang tamu dengan beberapa bodyguard yang tengah mengejarnya.

"Daddy!!" Teriak jessie, hingga membuat krist menutup telinganya.

"Jangan berteriak, sayang"

"Daddy ingin kemana? Bukankah kemarin daddy berjanji akan membawa ku ke kebun binatang?"

"M-maafkan daddy, tapi daddy ada janji makan siang bersama rekan bisnis daddy"

"Baiklah, aku ikut" ucap jessie.

"J-jangan... Nanti jika acara daddy sudah selesai daddy berjanji akan menemani mu"

"Tidak, aku ingin ikut"

Ucapan jessie seakan perintah dan krist hanya pasrah dengan menganggukan kepalanya, pengasuh jessie membawa jessie ke kamar untuk mendandani jessie agar terlihat cantik.

Krist hanya takut jessie membuat ulah nanti, tapi jika dia tak membawa jessie hari ini, entah kapan lagi ia baru bisa meluangkan waktunya untuk anaknya itu.

Jessie keluar dari kamar dengan menggunakan dress berwarna merah dengan rambut yang di ikat, persis seperti tuan putri membuat krist tersenyum, wajah jessie sangat mirip dengan ibunya.

"Ayo berangkat, tapi jangan mengacaukan acara daddy nanti, bersikap sopan layaknya seorang anak yang baik" ucap krist.

"Siap daddy" ucap jessie.

Sang sopir membukakan pintu untuk majikannya kemudian jessie dan krist masuk ke dalam sana.


















Tbc.

Our love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang