Krist membawa singto ke kamarnya dan mencarikan baju ganti untuk singto.
Singto menatap kamar krist benar-benar indah dan rapi, entah kenapa ia merasa ada di negri dongeng sekarang, ia hanya tak menyangka jika ada kamar sebagus itu.
Tak lama krist keluar dari walk in closet dengan membawa baju ganti untuk singto.
"Ganti baju mu" ucap krist.
Singto mengambil baju dari krist kemudian berjalan menuju kamar mandi, ia membuka pakaiannya kemudian mengganti dengan baju milik krist.
Singto keluar dengan baju dan celana yang kebesaran, benar-benar besar sehingga membuat celana singto tertutup oleh bajunya.
"Aku tak sengaja membeli baju dan itu kebesaran" ucap krist sembari tertawa kecil.
Jadi baju yang di gunakannya sekarang bukan baju krist? Singto malah berpikir jika ia memakai baju krist sekarang.
Krist memang tipe pria yang tak suka jika barangnya di pakai orang lain, itu sebabnya ia tak memberikan bajunya pada singto.
Singto terlihat seperti badut yang menggemaskan saat memakai baju kebesaran itu, bahkan pundaknya terlihat, persis seperti anak kecil yang memakai baju ayahnya.
Tanpa sengaja tatapan mata singto teralih ke sebuah foto, di sana ada foto pernikahan krist dan mungkin bersama istrinya, apa krist belum melupakan istrinya?
"Aku keluar dulu phi" ucap singto.
"Hmm" ucap krist.
Sekarang masih pukul 7 malam, sedangkan jam kerjanya hingga 8 malam jadi dia masih mempunyai waktu satu jam, singto berjalan lagi ke kamar jessie dan melihat anak kecil itu sudah berganti pakaian dan tengah duduk di meja belajarnya.
"Ayo lanjutkan tadi" ucap singto.
"Bagaimana jika kita tidur? Aku lelah karna berenang tadi"
"Jessie"
"Hmm"
"Lain kali jangan seperti itu lagi, om benar-benar tak bisa berenang, jika tak ada daddy mu mungkin om sudah mati tadi" ucap singto.
"Baiklah, maafkan aku" ucap jessie.
"Iya, aku maafkan mu, jangan lakukan lagi" ucap singto.
"Bisa bacakan buku cerita untuk ku?"
"Tapi jam belajar mu masih satu jam"
"Aku benar-benar mengantuk, jangan paksa aku" ucap jessie sembari beranjak dan berjalan ke kasurnya.
Singto mengikuti jessie dan duduk di samping jessie, ia menaikan selimut sebatas dada jessie kemudian membacakan buku cerita sembari mengusap rambutnya, benar saja beberapa menit kemudian jessie langsung terlelap.
"Kamu terlihat manis jika seperti ini" ucap singto sembari mengusap rambutnya.
Mungkin karna ranjang yang terlalu empuk dan nyaman membuat singto juga ikut memejamkan matanya kemudian terlelap dengan buku cerita yang masih di pegangnya dan tangannya di kepala Jessie.
Sedangkan di tempat lain saat ini krist tengah melihat itu. Di kamar jessie memang ada cctv, krist hanya ingin memastikan keamanan anaknya agar dia bisa tahu apa yang di lakukan orang-orang di kamar anaknya, bahkan setiap penjuru rumah di lengkapi dengan cctv.
"Aku kenapa" gumam krist.
Krist mengalihkan tatapannya pada sebuah foto, kemudian memegang foto tersebut.
.
.
.
Pagi-pagi sekali krist membuka pintu kamar anaknya, ia melihat singto dan jessie masih betah terlelap dengan saling berpelukan."Daddy" gumam jessie sembari memeluk singto.
Mungkin jessie mengira jika itu krist, terlihat jika jessie tersenyum di sela-sela tidurnya.
Tak lama pengasuh jessie masuk ke kamar jessie sedangkan krist keluar dari sana.
"Nona, bangun" ucap pengasuhnya lembut.
Jessie dan singto terbangun dari tidur mereka, jessie langsung melepas pelukannya dan menjauhkan dirinya.
"Om sing!! Kenapa tidur di sini!!!" Ucap jessie dengan raut wajah kecewa.
"Maafkan aku, sepertinya aku ketiduran semalam" ucap singto.
"Aku akan mengadu pada daddy nanti!" Ucap jessie.
Jessie memukul tubuh singto membuat singto langsung beranjak dan berlari keluar di susul oleh jessie dari belakang.
Jessie benar-benar kecewa, ia berharap tidur bersama krist tadi tapi ternyata itu singto, hal itu membuatnya marah besar, jessie merindukan krist, jessie berlari mengejar singto dengan mensngis, dia benar-benar marah dan ingin memukul singto hingga dirinya puas.
"Jessie, maafkan aku" teriak singto namun jessie masih terus mengejarnya.
Singto berlari tanpa melihat lagi dan ia menabrak seseorang kemudian ia terjatuh di atas tubuh orang itu bahkan wajah mereka terbentur keras dan bibir mereka menyatu.
Mata singto membulat saat menyadari jika itu krist, sedangkan jessie sudah berhasil mengejar singto sekarang dan memukul pria itu dengan tangan kecilnya sembari menangis.
"Aku benci om sing!!" Teriak jessie.
Krist memeluk tubuh singto dan berusaha untuk menghentikan jessie yang tengah memukul punggung singto.
"Jessie, apa yang kau lakukan?" Ucap krist marah.
"Hikkss.. om sing jahat!! Daddy juga jahat!!" Ucap jessie dengan mensngis.
"Phi aku benar-benar tak melakukan apa-apa padanya, aku hanya tak sengaja ketiduran tadi malam di sampingnya" ucap singto.
"Beranjak dari atas tubuh ku" ucap krist.
Singto langsung beranjak sedangkan krist memeluk jessie menenangkan anak kecil itu.
"Apa kamu menganggap jika om sing itu daddy?" Tanya krist lembut.
"Hikss... Iya... A-aku merindukan daddy, sudah lama sku tak tidur dengan Daddy, semalam aku bermimpi jika itu daddy jadi aku memeluknya tapi pagi ini mimpi itu hancur saat aku tahu jika itu om sing bukan daddy, aku membenci om sing!!" ucap jessie dengan menangis.
Sedangkan singto benar-benar merasa bersalah sekarang, wajar saja jika jessie terlihat sangat kecewa padanya, jessie menangis tersedu-sedu dan wajah putihnya memerah.
"Phi krist, aku pulang dulu" ucap singto.
"Iya" ucap krist.
"Bagaimana jika kita pergi hari ini? Anggap itu sebagai permintaan maaf daddy" ucap krist.
"Janji" ucap jessie.
"Iya, hari ini daddy akan meluangkan waktu untuk mu"
Jessie tersenyum bahagia kemudian menghapus air matanya, ia kembali ke kamarnya untuk mandi dan mempersiapkan dirinya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our love ✓
Short StorySingto prachaya, pemuda berusia 24 tahun yang jatuh cinta dengan seorang duda tampan beranak satu. Namun sayang jessie, anak perempuan pria itu tak pernah menyukainya dan selalu menyuruh daddynya memutuskan hubungan dengan dirinya. singto tak pernah...