Part 9

658 79 56
                                    

Pagi-pagi sekali krist terbangun dari tidurnya, ia memegang kepalanya yang sedikit pusing kemudian menatap pria manis yang masih terlelap di sampingnya dengan memeluk perutnya, krist menaikan selimut menutup tubuh polos singto kemudian mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.

"Shit! Apa yang ku lakukan" gumam krist.
.
.
.
Flashback tadi malam.

"Mau bermain peran dengan ku, hm?"

"T-tidak"

"Sebentar saja" ucap krist sedangkan tangannya sudah tak terkendali sekarang.

Krist mendekatkan wajahnya dan menyambar bibir singto sedangkan tangan singto masih berada di dada krist, menahan tubuh krist agar tak terlalu menghimpit tubuhnya, tangan krist melingkar di pinggang singto kemudian mengusap lembut kulit singto.

Bibirnya berpindah ke leher jenjang singto, mengendus leher tersebut menghirup aroma tubuh singto hingga sesuatu mengeras di celana krist.

"Pindah ke kamar ku" ucap krist.

"T-tidak, a-aku ingin pulang" ucap singto ketakutan.

"Hanya sebentar"

krist menarik tangan singto membawanya keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

Krist duduk di sofa dengan singto yang berada di bawahnya, krist mengambil wine bekas dia minum tadi kemudian menumpahkannya ke celananya.

"Upss... Basah. Bersihkan, sayang" ucap krist.

"Jadilah maid yang manis dan penurut" bisik krist, sembari mengusap pipi singto.

"A-aku harus melakukan apa?" Tanya singto.

"Bersihkan celana ku"

Singto hendak beranjak dan mengambil tisu namun krist menghentikan dirinya.

"Gunakan mulut mu"

"P-phi..."

"Lakukan itu"

Singto melihat celana krist yang basah kemudian mendekatkan wajahnya di sana, singto tak tahu harus melakukan apa, bagaimana bisa membersihkan kain yang basah menggunakan bibir.

"Hisap, sayang" ucap krist sembari meremas rambut singto.

Singto menatap sesuatu yang mengembung di celana basah krist, kemudian menghisap itu.

Wajah singto yang menenai miliknya membuat krist semakin bernafsu, krist membuka reksleting celananya kemudian mengeluarkan miliknya membuat singto meneguk salivanya menatap sesuatu yang berdiri tegak itu.

Krist meremas rambut singto membuat singto mendekatkan wajahnya dan memasukan penis krist ke dalam mulutnya, ia menghisap dan menjilatnya sembari mengocok sisa penis yang tak masuk ke dalam mulutnya, sedangkan krist meremas pantat singto sekarang, ia menampar pantat tersebut sehingga membuat singto mendesis.

"Duduk di pangkuan ku" ucap krist.

Singto menghentikan kegiatannya kemudian duduk di pangkuan krist, rasa penis krist yang keras terasa mengganjal di celah pantatnya, keduanya kembali saling melumat, dengan krist yang meremas pantat singto, meremasnya dengan sangat kuat hingga menghasilkan warna kemerahan di sana, sedangkan tangan singto mencengkram erat tengkuk leher krist menyalurkan rasa aneh yang di rasanya.

Krist memainkan puting singto dengan jari tangannya sedangkan bibirnya sibuk menjelajahi leher jenjang singto menghisapnya dengan lembut namun sedikit lama dan sesekali memberikan gigitan kecil di sana sehingga menghasilkan suara indah yang keluar dari mulut singto.

Our love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang