"Aku ingin es krim" ucap jessie, pada pengasuhnya.
"Cari kafe terdekat" ucap pengasuh jessie pada sopir.
Saat ini jessie memang baru pulang sekolah, ia masih memakai seragam sekolahnya dan tengah memainkan ponselnya sekarang, menonton kartun di ponselnya itu, hingga beberapa menit kemudian mobil mereka tiba di depan sebuah kafe.
Jessie keluar dari sana dan menatap kafe tersebut, itu kafe yang sama tempat dia membuat keributan minggu lalu.
Jessie masuk begitu saja dengan dua bodyguard dan pengasuhnya yang menyusul dari belakang kemudian duduk di salah satu kursi yang ada di sana.
"Dia lagi" bisik newwie pada gun, saat melihat kedatangan jessie.
Tak lama terlihat singto menghampiri anak kecil tersebut dan memberikan buku menu padanya, sedangkan Jessie memberikan buku menu itu kepada pengasuhnya yang berdiri di belakangnya.
"Aku ingin es krim dan pancake" ucap jessie.
Singto hanya mengangguk kemudian undur diri kembali ke dapur, beberapa menit kemudian singto datang kembali dengan membawa pesanan jessie.
Jessie memakan pancake dan es krimnya dalam diam, tak peduli jika banyak es krim mengalir di bibirnya bahkan mengotori seragam putih yang ia kenakan.
"Nanny, perut ku sakit" ucap jessie sembari melepas sendok es krim yang di pegangnya.
Dua bodyguardnya mendekat dan mengambil alih es krim tersebut kemudian memakannya, untuk memastikan jika tak ada racun di sana.
Jessie menangis dengan kencang sehingga membuat tatapan semua orang menatap ke arah mereka.
"Apa yang kamu masukan ke dalam es krim nona jessie?!" Tanya salah satu bodyguard itu kepada singto yang baru saja lewat.
"M-maaf tuan, tapi bukan aku yang membuatnya. A-aku tak tahu apa-apa" ucap singto ketakutan.
Singto jelas masih ingat dengan bocah pembuat ulah di kafenya itu.
"Bohong! Es krimnya terlalu manis! Panggilkan daddy!!" Teriak jessie.
Pengasuh jessie mulai menghubungi krist namun tak ada jawaban, jessie sudah berdiri dan bersiap untuk membuat kerusuhan lagi sekarang, tangannya sudah siap untuk melempar gelas es krim dan singto reflek merebut gelas tersebut hingga membuat jessie kehilangan keseimbangan lalu terjatuh dan keningnya terkena sudut meja hingga berdarah.
"M-maafkan aku" ucap singto, ketakutan sedangkan dua bodyguard jessie sudah memegang tangan singto agar tak menyentuh nona muda mereka.
"Tuan, jessie terluka" ucap pengasuh jessie ketika krist mengangkat panggilannya.
Krist kebetulan yang berada di sekitar kafe yang di sebut pengasuh jessie tadi langsung bergegas ke sana dan hanya membutuhkan waktu 10 menit akhirnya krist tiba.
Krist melihat pengasuh jessie sedang mencoba untuk menghiburnya sedangkan jessie masih menangis dan singto di pegang dua bodyguard jessie.
"Apa yang terjadi?" Tanya krist.
"Dia mendorong nona jessie" ucap pengasuh jessie.
"A-aku... T-tidak, aku hanya merebut gelasnya agar tak di banting olehnya lagi" ucap singto membela diri.
Beberapa menit setelahnya jessie terjatuh pingsan, para bodyguardnya langsung melepas singto dan menggendong jessie membawanya ke mobil, begitu juga dengan krist yang langsung menyusul dari belakang.
"A-aku benar-benar tak bersalah kan?" Gumam singto, ketakutan.
Krist dan jessie terlihat bukan orang sembarangan, jadi wajar jika ia sangat takut sekarang.
"Tidak, tapi lebih baik biarkan saja dia melempar gelas itu dan daddynya akan mengganti rugi" ucap gun.
"Nona jessie keracunan makanan hingga menyebabkan dia sakit perut" ucap dokter sembari mengobati kening jessie yang terluka tadi akibat terbentur meja.
"Perlahan dia akan membaik, anda tenang saja" ucap dokter lagi.
Krist hanya menganggukan kepalanya kemudian dokter keluar dari ruangan jessie di rawat.
Terdapat satu pesan masuk di ponselnya membuat krist membuka pesan tersebut, itu berasal dari nomor yang tak di kenal.
"Phi krist, bagaimana keadaan Jessie? Aku benar-benar minta maaf, aku tak sengaja tadi" ucap singto.
"Dia keracunan makanan, apa yang di makannya di kafe tadi?" Balas krist.
"Dia pesan pancake dan es krim"
Krist hanya membaca pesan itu tanpa berniat untuk membalasnya lagi.
Tak lama dokter masuk ke ruangannya dengan membawa hasil periksa dan ternyata dokter mengatakan jika jessie keracunan makanan dari makanan kantin sekolahnya, bukan dari es krim dan pancake yang baru saja dia makan.
Setelah kejadian itu, krist memperketat penjagaan untuk anaknya dan memarahi bodyguard dan pengasuh anaknya itu, karna jessie sakit membuatnya harus mengambil libur berkerja dan alhasil Sekarang perkerjaannya menumpuk.
Krist harus berkerja dua kali lebih keras dari hari biasanya, pergi ke berbagai kota dalam beberapa hari ini karna terlalu banyak yang di urusnya dan membuat tubuhnya lelah.
Krist baru saja pulang dari luar kota sekarang, mengemudi ugal-ugalan karena sedikit mengantuk dan hampir menabrak seseorang, beruntung dia segera tersadar dan mengerem mendadak.
Krist memegang kepalanya yang terasa pusing kemudian keluar dari mobil untuk memastikan jika orang yang hampir di tabraknya itu baik-baik saja.
"Phi krist, maafkan aku" ucap singto, saat melihat krist keluar dari mobilnya.
Pandangan krist buram, ia memegang kepalanya yang terasa perih kemudian jatuh pingsan, beruntung ada singto di sana. Singto dengan sigap membantunya memasukannya ke mobil lagi kemudian menjalankan mobil itu ke rumah sakit.
Sudah hampir 3 bulan mereka tak bertemu, bahkan pesan terakhir dari singto yang menanyakan kabar jessie tak di balas oleh krist dan sekarang mereka bertemu lagi, singto hanya tak menyangka bisa bertemu dengan krist sekali lagi.
Krist terbangun dari pingsannya dan melihat singto tengah duduk di dekat ranjang sembari menatap dirinya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya krist heran.
"Tadi phi krist hampir menabrak ku, kemudian phi keluar dari mobil lalu pingsan" jelas singto.
"Kepala ku benar-benar pusing. Terima kasih sudah membantu ku" ucap krist.
Singto tersenyum senang menanggapi itu.
"Bagaimana dengan makan malam bersama sebagai imbalan?" Ucap singto sembari memasang senyum cerahnya, membuat krist menatap heran padanya.
"Aku sibuk"
"Baiklah, tunggu phi ada waktu"
"Iya, sebaiknya kamu pulang sekarang" ucap krist.
"Tapi ini sudah terlalu larut, aku ingin tidur di sini" gumam singto sembari menyandarkan kepalanya ke ranjang krist dan memejamkan matanya tanpa menghiraukan krist lagi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our love ✓
Short StorySingto prachaya, pemuda berusia 24 tahun yang jatuh cinta dengan seorang duda tampan beranak satu. Namun sayang jessie, anak perempuan pria itu tak pernah menyukainya dan selalu menyuruh daddynya memutuskan hubungan dengan dirinya. singto tak pernah...