BAB 11 | Sebuah Pangung

102 27 0
                                    

"Kalian sudah dengar kabar belum?" tanya seorang pria bertubuh bugar cenderung gempal dengan pita kecil menghias di atas rambut ikalnya.

"Tentang apa?" salah seorang pria dengan kacamata super tebal mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna monokrom dari kerumunan yang terdiri dari lima orang dengan dua orang pria itu berkata.

"Itu loh ... Kamu tahu kan, penyanyi solo yang memutuskan vakum tahun lalu?" Kali ini giliran seorang wanita dengan banyak jerawat kemerahan menghias wajahnya.

"Oooh ... Zefran maksud kamu?" celetuk orang pertama yang membuka pembicaraan, wanita berjerawat itu mengangguk.

"Ah, si cakep dengan lesung pipi yang suaranya serak-serak basah seksi itu kan ...?" tanya seorang wanita bertubuh mungil diantara mereka berlima.

"Ah yang itu, iya, iya, aku tahu! Kenapa deh?" seorang wanita lain ikut menimpali obrolan mereka.

"Nah, lihat deh, aku kaget pas lihat ini di-posting salah satu akun Facebook penggemar Zeff."

Wanita berjerawat memperlihatkan ponsel miliknya, di sana terlihat seorang pria tampan dengan tinggi 185 centimeter tengah berdiri berhadapan dengan wanita cantik yang wajahnya sangat familier bagi mereka.

"Anjay! Ini Jane kan?" celetuk pria bertubuh gempal.

"Lah kok bisa? Zeff sama Jane, serius mereka jadian? Nggak mungkin ah, bukannya Zeff punya pacar? Duh siapa itu nama pacar Zeff, aku lupa ...." Wanita bertubuh mungil dengan mata terbelalak.

"Awalnya aku juga nggak percaya, tapi ini mau dilihat dari sisi manapun tetap Jane, Jane Natalie!" sahut wanita yang memperlihatkan ponsel miliknya, ponsel itu berpindah tangan secara bergiliran sampai orang terakhir dari mereka.

Semua orang mengangguk setuju, mereka bahkan memilih untuk melihat sekali lagi seraya meng-zoom foto yang ada di sana, memastikan bahwa wanita yang sedang dibelai dengan tatapan mesra oleh Zefran adalah Jane rekan kerja mereka.

"Bisa-bisanya wanita sok cantik itu punya hubungan dengan Zeff-ku," cicit pria bertubuh gempal dengan wajah super kesal yang kentara di wajahnya.

"Kalian sedang apa sih? Bisa minggir nggak?"

Seorang wanita dengan name tag bertuliskan nama Kinara Yolanda dengan pakaian kasual berwarna bumi memasuki ruangan kerja, langkahnya terhenti karena pintu masuk bilik kerjanya terhalang oleh lima orang yang suaranya bahkan terdengar dari balik pintu masuk ruangan.

"Eh, pas banget ada bestie-nya si Jane!" celetuk pria bertubuh gempal saat melihat Kina memasuki ruangan.

"Sini dulu, Ki!" cegah pria itu seraya menarik lengan wanita cantik yang jelas lebih tinggi dari tubuhnya.

"Apa?" Nada suara Kina meninggi, terdengar tidak ramah, tatapan matanya memicing. Kinara tahu kalau berurusan dengan mereka, para biang gosip pasti ada hal-hal menyebalkan yang sebentar lagi akan dia dengar.

"Ki, lihat!" Wanita berjerawat menodong Kinara dengan ponselnya.

"Ini besti-mu kan, Ki? Ini Jane Natalie, kan?" wanita itu mencerocos.

Kinara tidak langsung menjawab, dia melihat dengan seksama wanita yang dimaksud dalam foto yang diperlihatkan oleh wanita berjerawat itu. Dia yakin kali ini bukan gosip yang sedang beredar dari para biang gosip di kantor, sebab biar bagaimanapun juga wanita dalam foto itu benar-benar sahabatnya, Jane Natalie.

Kinara menelan salivanya, dia lalu berkata, "Menurutmu?" Hanya satu kata yang ia lontarkan sebagai jawaban.

Buru-buru Kinara beranjak dari kerumunan itu, dan masuk ke dalam bilik kerjanya.

Let's Get Married ✔️ (TERBIT) ‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang