Kinara dan Geni sudah tahu tentang hubungan Jane dengan sang bos baru di kantor mereka. Tapi biar bagaimanapun, keduanya tetap saja tidak dapat menyembunyikan ekspresi wajah terkejut setiap kali Zefran bersikap manis kepada Jane.
"Arter, aku baru saja kirim email tentang perbankan naskah kamu, bisa kamu cek dulu?" ucap Jane saat pria tampan berlesung pipi itu menghampiri dirinya.
"Jane, ayolah, aku ke sini bukan mau berbicara tentang pekerjaan." Zefran mencubit ujung hidung kekasihnya dengan gemas.
Jane mengaduh sambil lalu seraya memegang hidungnya yang memerah dengan cepat. "Sakit, Arter," keluh Jane.
Geni berdeham, dia tidak suka melihat perempuan yang dia sukai sejak pertama kali menjadi karyawan di Askara publisher, perempuan yang bahkan tidak pernah bisa dia gapai dan rengkuh dalam kata cinta. Perempuan itu terlalu jauh dari jangkauannya baik dulu dan sekarang.
"Sabar ya Geni, kayaknya kamu harus move on deh dari Jane!" celetuk Cecilia, seorang wanita dengan jerawat menghiasi pipinya.
"Berisik!" Geni bingung, dia yang biasanya semangat kerja, jadi tidak punya inspirasi untuk membuat ilustrasi untuk gambar tokoh yang diminta oleh salah satu penulis untuk dicantumkan di dalam halaman novelnya yang akan naik cetak.
Cecilia dan Erwin cekikikan melihat air wajah pria paling tampan di kantor, setidaknya itu yang dulu dijuluki oleh teman-temannya sebelum Zefran datang.
"Cup, cup, cup, sabar ya, Geni," ledek Erwin, yang segera ditimpali oleh tawa Cecilia.
BRUK!
Kinara menyimpan tumpukan novel yang sedang ia baca dengan kasar tepat di meja sebelah Cecilia.
"Copot, copot, copot!" Erwin latah.
"Ya ampun Ki, bisa nggak sih nyimpan bukunya dengan anggun? Kaget tau!" cicit Erwin kesal.
Kinara segera duduk di tempat kerjanya. Dia tidak peduli dengan tatapan marah Cecilia dan Erwin.
"Sorry, deh!" ucap Kinara seraya menyalakan musik dan menyumpal sebelah telinganya dengan earphone.
Kinara: [ Nggak usah didengar, anggap saja anjing menggonggong 😎]
Geni yang membaca pesan itu melayangkan ibujarinya kepada Kinara, dia lalu membalas pesan wanita yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri di kantor.
Anda: [ Thanks, Ki.]
Jane merasa tidak nyaman dengan perubahan pada Geni dan Kinara, entah kenapa kedua sahabatnya itu terasa begitu jauh. Jane bahkan tidak mendengarkan suara Zefran yang dari tadi sedang berbicara kepadanya.
"Jane," panggil Zefran seraya menepuk pundak kekasihnya.
"Iya, ada apa?" tanya Jane menatap sekilas ke arah Zefran.
"Nggak ada. Kamu teruskan saja lagi kerjanya. Aku kembali ke ruanganku," pamit Zefran. Jane mengiakan dengan anggukan.
Jane segera membuka halaman WhatsApp web dari laptop miliknya, mengetik sebuah pesan ke grup WhatsApp yang beranggotakan dirinya, Kinara dan Geni.
Jane punya ide untuk bisa membuat kedua sahabatnya kembali bersama, wanita cantik itu berpikir mungkin dengan makan bersama, dia bisa sekalian mengajak keduanya ngobrol. Setidaknya, mengobrol dan berkumpul bersama-sama saat jam istirahat adalah rutinitas yang mereka lakukan. Pikir Jane, kedua sahabatnya yang sama-sama hobi makan itu pasti tidak akan menolak ajakannya.
Anda: [ Jam istirahat, mau ke kantin bareng? Aku traktir makan, gimana?]
Pesannya hanya dibaca, belum ada balasan dari Kinara maupun Geni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married ✔️ (TERBIT) ‼️
RomanceBagaimana jadinya kalau pepatah "Mulutmu harimaumu" menimpa Jane wanita cantik berusia 30 tahun bermulut besar yang hobi melantur hanya untuk menutupi statusnya sebagai jomlo sejati, dari keluarganya maupun dari rekan kerjanya. "Aku sudah bilang k...