Sudah satu Minggu setelah Kinara keluar dari rumah sakit. Namun Kinara harus tetap mendapatkan perawatan intensif lewat seorang psikiater, namanya Dokter Levin Anggara, seorang kakak kelas yang satu sekolah pada bangku putih abu-abu dengan Kinara.
Levin bukannya bermaksud untuk menutupi dari Kinara, tapi saat melihat rekam medis milik adik kelasnya saat di sekolah adalah seorang korban pelecehan, Levin urung. Pria itu memilih menjadi orang asing yang baru pertama kali bertemu hari itu sebagai seorang psikiater yang membantu Kinara mendapatkan perawatan.
Biar bagaimanapun, pria yang saat di bangku sekolah menengah atas bertubuh gempal dengan tampang culun, kini terlihat berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sosok pria tampan dengan tubuh ideal, tidak kurus, cenderung berisi dengan otot-otot yang terbentuk sempurna dibalik jas putih khas dokter miliknya. Dulu, Levin bukan salah satu jenis kakak kelas yang digandrungi oleh para adik kelasnya, dia bahkan tidak menonjol, dia hanya pernah bertemu dengan Kinara sebagai perwakilan sekolah saat acara lomba cerdas cermat SMA sederajat, hanya saja berbeda mata lomba yang mereka ikuti.
Untunglah Kina nggak ingat siapa aku, ucap Levin dalam hati, pria itu bersyukur karena Kinara tidak mengingat siapa dirinya.
Kinara begitu tertutup pada awalnya, begitu takut, dia bahkan meminta untuk mengganti dokter, dia ingin ditangani oleh dokter wanita. Ditambah lagi, saat Levin mengatakan kepada ibunya Kinara kalau dia adalah teman satu sekolah putrinya dulu, Levin segera ditolak oleh sang ibu, wanita paruh baya itu rupanya memiliki ketakutannya sendiri kalau Levin mungkin akan menyebarkan aib yang dialami oleh putrinya pada teman-teman sekolah mereka.
Levin mencoba membuat ibunya Kinara percaya kepadanya, terutama karena seorang dokter tidak akan sembarangan menyebarkan informasi tentang pasien yang ia tangani sebagai bentuk kode etik profesinya. Levin bahkan mencoba meyakinkan sang ibu bahwa dirinya sempat menaruh hati kepada sang putri, dia bahkan masih menyimpan foto di mana ada pria bertubuh gempal dengan Kinara yang mengenakan seragam SMA sambil menenteng medali emas olimpiade.
"Ini Kinara," ucap Ibu Kinara saat melihat wajah putrinya tersenyum lebar di dalam foto.
Levin mengiakan dengan anggukan. Dia menunjuk sosok dirinya di dalam foto seraya berkata, "Dan ini saya, Bu," akunya.
"Sepertinya ajang olimpiade ini sangat berkesan bagi Nak Dokter, sehingga Nak Dokter masih menyimpan foto ini di dalam dompet ya?" tanya Ibu Kinara dengan senyum ramah terbit di wajahnya.
Levin mengiakan dengan anggukan dengan garis lengkung yang tidak hilang. "Bisa dibilang, Kinara adalah orang yang berhasil mendongkrak rasa percaya diri saya, Bu," ungkap Levin.
Pria itu mencoba bercerita tentang arti seorang Kinara dalam hidupnya secara perlahan-lahan. Di setiap kali ada jadwal pertemuan dengan Kinara, Levin menyempatkan diri untuk berbicara dengan ibunya Kinara, dia ingin bisa menjadi lebih dekat dengan Kinara dan ibunya.
Mungkin saja, ini adalah sebuah kesempatan yang diberikan Tuhan kepadaku. Setidaknya hal itu yang terlintas di benaknya.
Sepertinya, Nak Dokter ini anak baik-baik, mungkin saja dia bisa membantu Kinara kembali menemukan siapa dirinya. Satu pengharapan yang muncul dalam benak seorang ibu yang menginginkan putri semata wayangnya bisa tersenyum kembali, bukan hanya menatapnya dengan tatapan kosong dan mulut yang terkatup.
"Berjumpa kembali dengan Kinara, saya anggap sebagai sebuah takdir baik, bukan hanya sekedar kebetulan." Levin berkata disaat jam pemberian penanganan dirinya kepada Kinara berakhir.
"Terima kasih Nak Dokter, kami pamit dulu, sampai bertemu lagi," ucap ibunya Kinara.
Setelah hari itu, secara berkala kondisi Kinara mulai berubah, wanita itu mulai mau membuka diri, dia bercerita tentang kehidupan sehari-hari sebagai seorang editor yang bekerja di kantor penerbitan di Jakarta, dia menyebut nama Jane dan Geni sebagai orang yang dia sayang, sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married ✔️ (TERBIT) ‼️
RomanceBagaimana jadinya kalau pepatah "Mulutmu harimaumu" menimpa Jane wanita cantik berusia 30 tahun bermulut besar yang hobi melantur hanya untuk menutupi statusnya sebagai jomlo sejati, dari keluarganya maupun dari rekan kerjanya. "Aku sudah bilang k...