AlVERO • TRANSMIGRASI 9

566 40 1
                                    

Vio, viona , vano dan Alvin Sedang menunggu kehadiran seseorang dan mereka juga sedang menunggu keadaan samudra

"Sialan!!! Awas Lo bion" vano dan Alvin hanya diam saja, viona mencoba menenangkan amarah sang suaminya

Mereka mendengar suara sepatu sedang melangkah ke mereka, mereka melihat pria sedang melangkah menuju kemereka, vano kebingungan pria itu siapa nya samudra? Ayah nya mungkin

"Bagus datang juga Lo!, Lo liat didalam siapa?" Pria itu mengangkat alisnya bertanda dia gak tahu siapa didalam ruangan itu

"Dia samudra, anak Lo bajingan!!!" Vio pun membogem pipi bion

Bughh

Brukk

Albion pun terjatuh dilantai dan menatap sengit kearah sang Kakak

"Lo ayah macam apa hah!!!, Lo cerai Ama istri Lo yang jadi korban samudra bangsat!!!" Bentak vio

"Lo pasti gak tahu , kalo anak Lo punya penyakit jantung, yakan!!!, Dan Lo juga gak tahu kalo samudra punya trauma yaitu dibully!!, Hiks hiks gw gak pernah ngajarin Lo jadi ayah bejat seperti Lo bion!!, Gw kecewa sama lo!" Vio pun meninggalkan mereka dan berlari menuju ke taman dan disusul oleh viona, Albion tentu masih syok mendengar anaknya mengalami penyakit jantung

"Om puas? Ya om puas kan!!! Ini semua gara' om!! Samudra jadi gini dan mempunya trauma om itu ayah gak berguna!!" Alvin menenangkan amarah vano, soalnya kalo raga itu dikuasai oleh alter egonya ayah samudra sudah mati ditangan Andri

Akhirnya sang dokter keluar dari ruangan tersebut dan mencari seseorang yaitu vio tapi sang dokter tak menemukan orang itu

"Keluarga pasien, kata pasien ingin ketemu ortunya" ucap sang dokter, bion pun berjalan dan memasuki ruangan itu, bion melihat sang anak terbaring lemas dibankar rumah sakit dan hati ia rasanya sakit sekali, ini semua salah dirinya dia menjadi ayah gak berguna buat anaknya sendiri

"S-samudra" ucap lirih bion

Samudra yang mendengar ucapan bion langsung menatap bion terkejut dan ia langsung menjerit dan menyuruh bion itu keluar

"Keluar!!!"

"Keluar!!! Gw gak mau liat wajah Lo sialan!!!!"

"Vano suruh laki laki itu keluar!!!" Bion merasa sedih sang anak tak memanggil dirinya dengan sebutan ayah

Akhirnya vio datang bersama viona disamping nya, vio pun berjalan menuju kearah samudra dan langsung memeluknya

"Ayah, s-samudra t-takut hiks hiks" vio pun menggelus punggung samudra

"Mending Lo pergi dulu bion" bion masih kekeh dan menggeleng cepat

"Gak mau!"

"Cepet keluar!!" Dengan berat hati dia keluar dari ruangan tersebut

"Sudah tenangin diri kamu samudra, laki laki bejat itu sudah pergi" tetapi dia terus menangis tak berhenti ternyata trauma nya belum menghilang, ia pun membius samudra dan samudra pun pingsan dipelukan nya

"Dady v-vano takut, samudra Kenapa Kenapa" ucap lirih vano

"Udah samudra gak papa kok"ucap lembut vio

"Kalian belum makan kan? Nih mamah bawa makanan tadi mamah beli di depan sebrang" sahut viona, kebetulan viona membawa makanan dan waktunya yang tepat untuk mengisi perutnya yang kroncongan ini

"Dady" sahut vano, vio hanya berdehem saja tanpa menoleh ke arah vano

"Gak jadi"

dia bukan takut menceritakan tentang penyakitnya yaitu penyakit kanker udah di stadium awal mau distadium lanjut, vano memang tak punya penyakit tapi Vero yang punya penyakit jadi penyakitnya itu ikut  ketubuh Vano jadi lebih baik ia merahasiakan penyakitnya itu, takut mereka khawatir sama penyakit diri nya

"Ouh oke"

Vano sudah buat keputusan kalo dirinya meninggal dunia karena penyakit itu dia akan mendonorkan jantungnya ke samudra biar samudra tetep hidup dan dirinya tidak apa-apa kalo mati, yang penting samudra hidup

"Dok" sahut vano, sang dokter lagi periksa keadaan samudra pun menoleh kearah vano

"Saya mau bicara sebentar dengan dokter"sang dokter langsung iyain aja

"Ayo kita ngomong diruangan saya aja nak vano" vano pun mengangguk dan berjalan ke ruangan sang dokter

Ceklek

"Silahkan duduk" ucap sang dokter

"Jadi gini dok , saya punya penyakit kanker di stadium awal jangan beritahu kepada orang tua saya ya dok, kalo saya meninggal dunia, saya mau jantung saya berikan ke samudra, saya mau sekarang juga buat operasi jantung buat samudra" ucap tegas vano

"Apakah anda yakin nak vano?"

"Plis dok saya gak gapapa hidup 1 jantung, ini demi kehidupan samudra" sang dokter menatap wajah vano dengan kasian

"Anda sangat baik, baik lah saya akan melakukan itu segera" mata vano berbinar-binar senang

"Makasih dok" sambil senyum bahagia sang dokter pun tersenyum tipis melihat wajah bahagia milik Vano

'Ya tuhan semoga kalo lulus SMK hamba ingin melihat samudra lulus, hamba ingin sekali melihat samudra bahagia disaat hari kelulusan' ucap batin vano

"Yaudah yok kita mulai Operasi nya, dan saya juga udah menelpon suster untuk membawa samudra ke ruangan operasi" ujar sang dokter

[Bersambung]

20.05

𝙰𝙻𝚅𝙴𝚁𝙾 𝙽𝙾𝚃 𝙰𝙻𝚅𝙰𝙽𝙾 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang