17. Izin

457 37 2
                                        

Mark masih tidak percaya dengan semua yang terjadi. Dia masih bertanya tanya apa yang sedang terjadi dengan adik bungsunya.  Apa yang di deritanya? Banyak sekali pertanyaan yang ada dibenak Mark.  Sekarang Mark merasa kecewa, sangat amat kecewa. Kenapa dia tidak tau penyakit Jisung ?

Sudah lebih dari 1 jam, tetapi dokter tidak kunjung keluar memberi kabar mengenai kabar Jisung. Air matanya sudah tidak bisa dibendung dari tadi, seorang yang terkenal paling tegar diantara saudara yang lain kini dia menangis. Ia merasa tidak bisa menjaga Jisung dengan baik. Dengan sedikit keberanian dia mulai bertanya.

"Paman, aku ingin bertanya sebenarnya Jisung sakit apa ?"
" Maaf, Mark tapi paman tidak bisa memberitahu mu sekarang."
"KENAPA AKU TIDAK BOLEH TAHU ?! AKU JUGA BERHAK TAHU PAMAN AKU HYUNGNYA."
"Mark dengarkan paman kamu belum cukup umur untuk mengetahuinya dan juga Jisung tidak ingin banyak orang yg tahu tentang penyakitnya. Maafkan paman ya."
"TAPI PAMAN SUDAH CUKUP DIA MENYIMPANNYA SENDIRI. AKU INGIN SEKALI SAJA DIA MENGATAKAN JUJUR DENGANKU SEKALI SAJA,  AKU JUGA INGIN DIA MEMBAGIKAN SEMUA KELUH KESAHNYA DENGANKU.  Aku sangat ingin paman..."
"bukannya paman tidak mau memberitahu tapi Jisung sendiri yang tidak mau. Kau sudah menjaganya dengan baik itupun sudah cukup untuknya. Jisung sangat berterimakasih karena kamu sangat menjaganya. Jadi jangan menyalahkan diri sendiri, Jisung tidak suka."

"Tapi paman apa Jisung bisa sembuh?"

Ayah Chenle yang mendengarnya diam sejenak dan tidak lama ada yang menyahuti

"Mark Hyung, Jisung pasti sembuh aku yakin itu walaupun kemungkinan nya kecil."

Mark menatap Chenle penuh harap. Walaupun ia tidak tahu Jisung sakit apa tapi setelah mendengar pernyataan Chenle dia menjadi berpikir positif pasti Jisung bisa sembuh. Setelah mengucapkan hal tersebut Chenle menatap ayahnya. Ayahnya yang mengerti arti tatapan mata itu sesegera mungkin mendekati Chenle dan memeluknya.

Dokter pun keluar dari ruang UGD
"Keluarga dari Park Ji-Sung."
"Saya pamannya dok."
"Ada yang perlu saya bicarakan dengan anda. Mari ikut saya ke ruangan."

Setelah kepergian ayah Chenle, keheningan dan juga canggung melanda mereka. Mark ingin bertanya sejak kapan Jisung memiliki penyakit itu tapi melihat raut wajah Chenle yang terlihat sedih, pada akhirnya beberapa pertanyaan yang ada dibenaknya dia simpan untuk dirinya sendiri. Melihat wajah Mark yang terlihat ingin bertanya pun mulai memecahkan keheningan.

"Mark Hyung sepertinya kau ingin menanyakan sesuatu. Jika ada tanyakan saja aku tidak keberatan."
"Le, sejak kapan Jisung memiliki penyakit tersebut?"
"Mungkin sebelum kedatangan kami  ke Korea. Dan kemungkinan besar itu karena faktor keturunan."

Ayah Chenle keluar dari ruangan dengan wajah yang kurang mengenakkan.  Dengan terpaksa dia harus membawa Jisung keluar negeri. Sekarang pertanyaannya bagaimana dia mengatakannya ke pihak keluarga, kepalanya pusing sekarang dia ingin Jisung sembuh.

Sekarang mereka bertiga sedang berada di kediaman Lee. Chenle melihat ayahnya dengan raut wajah yang serius dan penuh akan ketegangan. Mobilnya bergerak masuk setelah dibuka pintu gerbang kediaman Lee. Dia memarkirkan mobilnya dipekarangan rumah, dengan perlahan mereka bertiga termasuk Mark bergerak menekan bel rumah itu. Pelayan mempersilahkan masuk dan memanggil Ny. Lee.

"Mark, bisakah kau membawa Chenle ke kamarmu ?" Ayah Chenle

Mark hanya menganggukkan kepalanya dan langsung membawa Chenle ke kamarnya.

"Jadi, apa yang ingin anda bicarakan Tn. Zhong sampai sampai anda repot repot untuk datang ke kediaman saya ?"

"Saya hanya ingin meminta izin ingin membawa anak bungsu anda untuk berobat ke luar negeri."

" Anda tau saya tidak peduli tentang anak itu, karena sejak awal aku tidak pernah menggapnya ada. Jadi, anda tidak perlu meminta izin."

"Jujur saja aku heran mengapa kamu sangat membencinya. Padahal Jisung tidak tau apa apa, dia hanya seorang anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua."

" KARENA DIA ADALAH ANAK HASIL DARI PERSELINGKUHAN DARI SUAMIKU DAN IBUNYA. SIAPA YANG INGIN MERAWAT ANAK HASIL DARI PERSELINGKUHAN!"

"SUAMIMU TIDAK SELINGKUH ITU HANYA SEBUAH KECELAKAAN. KARENA NY. PARK MERASA BERSALAH AKHIRNYA DIA PERGI BERSAMA ANAKNYA MENJAUH DARI KALIAN."

"TAPI TETAP SAJA-"

"TERUSLAH MENGUTAMAKAN EGOMU ITU. NANTI KAU AKAN MENYESAL."
" TIDAK AKAN AKU TIDAK AKAN MENYESAL. SEKARANG KAU BAWA ANAK SIALAN ITU PERGI AKU TIDAK PEDULI BAHKAN JIKA DIA MATI SEKALI PUN."

"Baiklah, jika itu keputusanmu aku akan memanggil Chenle dan membawa mereka pergi dari sini."

Chenle pergi bersama ayahnya menuju ke rumah sakit untuk merujuk Jisung ke rumah sakit yang berada di rumah sakit.

Mark POV

"Hyung apakah ibumu akan mengizinkan pergi ?"

Aku berfikir sejenak, bukan bukan karena ibuku tidak mengizinkan jelas dia nanti akan mengizinkan mengingat seberapa bencinya terhadap Jisung aku yakin 100% ia akan mengizinkan. Tetapi bagaimana jika Chenle mendengar pertengkaran dari mereka jika seandainya mereka bertengkar dan apa yang akan aku jawab nanti.

"Mark Hyung."
Aku sedikit shock saat Chenle memanggilku tapi aku tersenyum sambil mengucapkan bahwa ibuku pasti akan mengizinkan Jisung untuk berobat. Aku tahu Chenle cepat atau lambat akan mengetahui  konflik keluargaku dan saat itu terjadi aku ingin suatu saat nanti mengajaknya untuk membawa Jisung pergi  jauh dari keluargaku.  Aku mengajaknya bermain awalnya tenang tenang saja.

Aku mendengar suara bentakan dari luar dan tidak lama kemudian ayah Chenle membuka pintu dengan sedikit kasar.

"Lele, kita pergi ke London membawa Jisung untuk berobat."

"Paman, aku ingin ikut dengan kalian aku tidak betah dengan situasi di rumah ini."

Paman yang mendengarnya hanya menghela nafas panjang dan menyamai tingginya dengan tinggiku.

"Mark kamu tetap disini kamu harus menjaga kedua adikmu yang lain dan kamu tidak boleh ikut nanti jika kau merindukan Jisung kau bisa menghubungi nomor paman sebentar paman tuliskan. "

Dia memberikan no teleponnya. Berpamitan sebentar, lalu pergi menuju rumah sakit untuk membawa Jisung pergi berobat. Aku hanya bisa melihat mereka pergi dari balkon rumah, mobil mereka perlahan-lahan pergi meninggalkan mansion.

" Mark apakah kamu ingin ikut dengan mereka ?"

Mama bertanya dengan lembut akan tetapi hanya ku balas dengan sedikit ketus.

"Jika iya memangnya kenapa?"

Dia akan bertanya lagi tapi aku langsung pergi dari sana menuju kamar tidurku.

Mark POV end












Keesokan harinya

Jisung, Chenle dan ayahnya sudah berada di bandara. Pagi ini mereka akan pergi ke London untuk membawa Jisung berobat. Jisung melihat bandara,  Ia akan sangat merindukan negara tempat kelahirannya. Daritadi Chenle terus terusan memegang tangan Jisung yang sedang duduk. Iya baru sadar tadi malam dan hari ini ia akan pergi ke London.

Sebenarnya tadi sebelum berangkat Chenle bersikeras untuk menggunakan kursi roda, tetapi karena Jisung bersikeras juga untuk menolak.  Jisung sedang dipesawat dengan melihat pemandangan dari atas ia sedikit tidak rela tapi karena untuk kesehatannya terpaksa ia pergi.


Hai guys author comeback. Ada saran tokoh gk buat nyonya Lee sama tuan Zhong ? Author butuh biar gk manggil ayah Chenle sama nyonya Lee terus. Tolong dong !

MAAF ~ Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang