Jisung dan Chenle sudah berada di apartemen. Mereka berniat untuk keluar untuk membeli bahan kebutuhan, tapi Chenle tiba tiba memiliki sebuah ide yang mungkin cukup menarik.
“Sung!”
“Hm.”“Apa jahilin keluarga mu dulu aja, ya ?”
“jangan dulu, jaemin Hyung baru aja ngechat, ngelarang kita buat jahilin mereka. Mending lusa atau besok sekarang istirahat aja dulu, gak capek emang ? kita kan masih kena jetlag.”
Keesokan harinya
Sabtu pagi di kediaman Lee, semua anggota keluarga makan dengan hikmat hanya ada suara dentingan garpu , sendok dan piring. Pagi ini suasana tampak tenang, di perusahaan pun tidak ada masalah apapun semua berjalan dengan baik. Si kembar pun tidak ada panggilan dari pihak sekolah.
Tiba tiba satpam datang dengan tergesa gesa melaporkan sesuatu yang cukup mengagetkan.
“Nyonya, maaf saya mengganggu tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda.”
Seseorang datang masuk yang membuat semua orang kaget, Melihat orang yang sudah lama tidak ada kabar dan sekarang berada di depan mereka. Ada rasa sedikit rasa rindu dibenak mereka, tapi gengsi yang setinggi langit.
“Aku tanya kenapa kamu kembali ke tempat ini ?”
“Memang salah jika aku kesini kan seharusnya memang tempat ini kan tempatku harus pulang tapi penghuni saja yang tidak menginginkan aku untuk kembali, kan ?”Keterdiaman ibu tirinya membuatnya sedikit bingung dan sedikit berharap ibunya mengatakan bahwa ia menginginkan kepulangan.
“Jika memang tidak mengharapkan kehadiranku aku akan pergi dari sini.”
“Tidak ada yang akan pergi Jisung, kamu masih bagian dari keluarga ini jadi kamu berhak ada di sini.”
“Tapi kan mark-”
“Sudahlah ma kita selalu bertengkar perkara Jisung. Bisa gk mama liat Jisung sebagai anak mama? Aku tau mama sangat membenci ibunya tapi Jisung tidak tau kan masalah kalian dan juga masalah ini bermula dari papa jika waktu itu papa mengikhlaskan semua ini tidak akan terjadi. Mama tau kenyataannya papa sangat mencintai mama dan mamanya Jisung, dia bingung memilih siapa. Jadi stop menyalahkannya atas semua hal.”Dengan segera Mark menarik Jisung menuju kamarnya. Mark sudah tidak peduli, jika mereka berani menyentuh Jisung seujung kuku saja dia tidak segan segan untuk membalas dendam perbuatan mereka.
Jisung melihat sekeliling kamarnya tampaknya sering dibersihkan oleh maid. Setelah bertahun tahun tidak ditempati. Sekarang tinggal menunggu alurnya saja, Jisung tidak takut lagi dia akan melawan dan mungkin mencegah beberapa orang untuk membalas dendamnya. Sampai kapanpun dia tidak akan pernah bisa membenci keluarganya sampai kapanpun.
Taeyeon entah mengapa begitu membencinya, dia tau Jisung tidak salah. Dia tidak tau, bingung dan juga takut. Taeyeon diam diam mencari semua informasi tentang Jisung untuk mengetahui apakah dia baik baik saja di sana atau tidak. Mendapatkan informasi begitu sulit sepertinya ada yang melindungi nya. Dia hanya tau sekolah dan di negara mana sisanya seperti begitu sulit. Mengetahui dia kembali ke negara kelahirannya dia lega, akhirnya dia bisa melihatnya lagi. Ia ingin sekali memeluk tubuhnya dengan erat.
Tapi saat melihatnya justru ia hanya diam dan mengeluarkan kata yang tidak ada dalam pikirannya. Ia tidak berniat mengeluarkan kata itu. Sampai sampai ia bertengkar dengan anak sulungnya. Taeyeon menggelengkan kepalanya bukan ini yang ingin ia lakukan. Selalu saja saat ia ingin menerima ada sesuatu di dirinya yang menolak kehadiran Jisung. Sekarang dia bingung apakah dia akan terus melakukan hal ini.
Kembalinya Jisung membuat seluruh orang di mansion geger, berita tersebut cepat sekali menyebar. Sekarang si pemilik nama sedang berada di sofa apartemen bersama Chenle. Jisung melamun sebentar memikirkan nasibnya nanti, apa dia harus melakukannya.
“Le, apa itu harus ?”
“ jika kau tidak mau ya sudah ikuti saja. Seandainya mereka sudah keterlaluan aku yakin detik itu juga mereka menyesal, aku jamin itu.”
Ia menghela nafas, membuatnya berpikir bagaimana nanti. Jisung berdiri ikut merebahkan dirinya disamping Chenle. Chenle melihatnya sebentar lalu kembali menutup mata.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini Jisung dan Chenle bersekolah di kwangya high school. Entah kenapa jaemin memasukkan mereka di sekolah ini. Padahal, banyak sekali sekolah swasta dengan harga lebih murah dan fasilitas yang tak kalah lengkap dengan sekolah ini. Sepertinya dia sengaja memasukkannya disini.Sepulang sekolah Jeno dan haechan menunggu seseorang di gudang sekolah, tempat yang jarang didatangi oleh siswa. Jisung masuk ke ruangan tersebut dan tampak kedua saudaranya menatapnya tajam seolah siap menguliti dirinya. Awal kedatangannya sudah disambut bogeman dari Jeno. Jisung tersenyum sinis lalu membalasnya, menghajarnya dengan brutal. Haechan maju memegang tangannya, membalikkan badan Jisung menghajarnya tak kalah brutal.
Oke sekarang mari kita flashback sebentar awal mula kenapa mereka sampai saling menghajar
Flashback
Jisung dan Chenle duduk dengan tenang di kantin sambil menyantap makanan masing-masing. Jeno , haechan dan renjun datang ke meja mereka dengan sengaja menumpahkan air dingin ke atas kepala Jisung. Jisung yang tidak terima mengguyur air pel yang tidak jauh ke arah Jeno dan haechan. Renjun yang melihat pun langsung memojokkan Jisung dan membisikkan sesuatu. Jisung yang mendengar hanya tersenyum penuh kemenangan lalu pergi ke toilet tapi saat di dekat Jeno ia menumpahkan air teh miliknya ke badan Jeno lalu pergi.
“Sung bukannya itu sedikit berlebihan?”
“menurutku untuk orang seperti mereka itu tidak berlebihan.”
“jisung, tidak sopan membuka loker seseorang tanpa ijin”
“bukan tanpa ijin tapi sang pemilik loker yang menyuruhku untuk mengambil baju seragam yang ada dilokernya”
“Apa!? Tapi itu kapan dan siapa ?”
“ nanti saja aku ceritakan. Sekarang ikut aku ke kamar mandi untuk mengganti bajuku yang basah.”
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah selesai mengganti bajunya Jisung ke luar dan melihat sang sahabat yang sedang menyenderkan kepalanya di tembok. Ia menepuk pelan pundak Chenle, Chenle melirik sebentar lalu melanjutkan kegiatannya tadi. Jisung mendengus lalu tanpa aba aba dia menarik Chenle menuju kelas mereka.
Saat masuk kelas dia membuka aplikasi chat dan membaca pesan dari hyungnya bahwa nanti menyuruhnya ke gudang sekolah yang letaknya cukup jauh.
“le, nanti tunggu aku diparkiran sekolah aku ada urusan sebentar.”
Flashback end
Chenle melihat Jisung yang berjalan menuju mobilnya dengan luka lebam yang cukup memprihatinkan. Tanpa sadar Chenle meringis saat melihat lebam di wajahnya. Saat Jisung mendekat dan berada di dekatnya lalu menyentuh salah satu lebam di wajah sang sahabat. Jisung meringis lali memukul dengan sedikit keras ke pundak Chenle yang membuat sang empu hampir jatuh. Tanpa banyak bicara menarik Chenle ke kursi pengemudi seolah menyuruhnya untuk mengemudikan mobil.
Hai author setelah sekian purnama update. Jujur ya ini jauh banget dari alur awal yang aku rancang. Tapi semoga suka ya

KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF ~ Park Jisung
Fiksi Penggemar"Maaf aku sudah merepotkan kalian semua semoga dengan kepergian ku kalian bisa bahagia." PJS . . . . . . . . "Kumohon maafkan kami dan kembali lah jangan membuat kami merasa bersalah." LHC . . . . . . . . "Kami semua pengecut, karena tidak berani m...