02. Mama

1.1K 79 3
                                        

Jisung POV
Kenapa ma...
Kenapa ma....
Kenapa mama ninggalin icung sendirian ?
Icung masih kecil masih butuh mama

Seharusnya icung yg meninggal bukan mama. Mungkin benar kata bibi itu icung adalah anak pembawa sial. Lebih baik icung yg pergi supaya mereka hidup tenang tanpa orang pembawa sial seperti icung.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tetapi sayang dia hanya berhasil membunuh Nyonya Park karena beberapa detik sebelum kecelakaan terjadi Nyonya Park berhasil menyelamatkan nyawa Jisung.

Flashback On
Di suatu pagi terlihat ada seorang ibu dan seorang anak yg akan pergi ke suatu tempat. Mereka sekarang tengah mengemasi barang-barang mereka yg akan di bawa nanti. Rencananya mereka akan mengunjungi  teman dari Nyonya Park.

Saat ditengah perjalan Nyonya Park melihat ada sebuah mobil yg terus mengikutinya . Dari plat nya dia sudah tau mobil tersebut adalah mobil salah satu pesuruh dari orang yg sangat membencinya. Nyonya Park berulangkali berusaha agar mobil tersebut berhenti mengikuti tapi selalu gagal.

Nyonya Park berusaha biasa saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tapi nyatanya raut wajah cemas selalu terlihat di wajah ayunya.

"Ma kita mau kemana sekarang ? Kenapa kita memakai mobil ? Kenapa tidak naik kendaraan umum saja ?"

"Kita mau bertemu teman mama yang di Seoul , karena jarak ke kota Seoul cukup dekat dan jika kita memakai kendaraan umum kita harus berdempetan dan juga jika kita tidak dapat tempat duduk kita harus berdiri, memangnya Jisung mau berdiri."

"Icung tidak mau berdempetan dengan banyak orang lebih baik icung naik mobil saja."

Nyonya Park terus menjawab semua pertanyaan Jisung dengan nada santai berusaha menutupi bahwa nyawa sedang terancam. Sesekali dia tertawa dengan ocehan Jisung menetralkan pikiran. Suasana di dalam mobil waktu terlihat  cukup menyenangkan sampai ia melihat raut cemas dan khawatir dari Nyonya Park dan ia pun bertanya karena rasa penasaran yg tinggi .

"Ma... Kenapa wajah mama terlihat cemas dan khawatir ? Apa sedang terjadi sesuatu ya ? Atau mama sedang sakit ? Jika sedang sakit kita istirahat saja dulu."

"Tidak sayang mama tidak apa apa. Mama hanya memikirkan apakah kita sampai tepat waktu di Seoul ? Mama juga tidak sakit jadi Jisung tidak perlu khawatir oke."

Hanya dibalas anggukan kepala oleh Jisung. Dia tidak mau mengalihkan pandangan mama nya dari jalan. Dia ingin mamanya fokus ke jalan agar tidak terjadi sesuatu yg tidak diinginkan nantinya.

Saat sudah sampai di jalanan kota Seoul, mobil yg sedari tadi mengikutinya dari jauh mulai menaikkan kecepatannya. Itupun membuat Nyonya Park khawatir, ia pun mulai menaikkan kecepatannya. Terlihat ada aksi kejar-kejaran antara dua mobil tersebut.

Mereka  berhasil melarikan diri dari kejaran mobil tersebut. Nyonya Park dan Jisung berhenti di salah rumah makan  membeli  makanan dan minuman. Setelah, membeli makanan dan minuman salah satu mainan Jisung menggelinding ke jalan raya. Sebelum menggambil mainan tersebut ia menoleh ke kanan dan kiri, serasa keadaan aman ia berlari menggambil mainan tersebut dan membersihkannya. Tanpa ia ketahui ada sebuah mobil datang dengan kecepatan tinggi hendak menabrak Jisung tetapi di saat bersamaan ibu Jisung berlari dengan cepat menyingkirkan Jisung dari tempat itu dan tabrakan pun terjadi tubuh Nyonya Park terlempar tinggi dan terjatuh ke tanah sangat keras darah mulai mengalir dari tubuhnya. Mengetahui peristiwa tersebut Jisung langsung berlari dan berteriak dan menangis memanggil ibunya berharap Ibunya tersebut bangun.

Tes....
Tes....
Tes....

Air mata terus mengalir dari wajah Jisung. Dia tidak menyangka satu satunya orang yg dimilikinya pergi meninggalkannya. Jasad sang ibu sudah dibawa oleh pihak rumah sakit dan akan dimakamkan nanti jika sudah ada pihak keluarga selain Jisung.

Kabar tersebut menyebar terlalu cepat bahkan keluarga dari Nyonya Park dan keluarga Tuan Lee yg mendengar ciri ciri dari korban pun kaget.  Mereka  tidak mengira hal tersebut  dengan cepat menuju rumah sakit yg dimaksud apalagi ayah dan ibu dari Nyonya Park pun memesan tiket paling cepat menuju ke Seoul untuk menghadiri peristirahatan terakhir anak mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Saat kedatangan keluarga Lee, mereka melihat seorang anak kecil berusia 5 tahun. Kira-kira dia adalah anak yg setahun lalu pernah ditanyakan oleh tuan Lee, dia mendatangi dan  berusaha menenangkan anak itu agar dia mengikhlaskan sang ibu.

"Hai kamu, kenapa bisa ada di sini ya ?"

"Aku sedang hiks.. menunggu orang tua dari hiks... Ibuku datang."

"Memangnya ibumu kenapa hm.... Apa dia sedang sakit ?"

"Mama hiks... Bukannya hiks... sakit tapi dia hiks... Sudah meninggal huwaaa.... "

Tangis Jisung terdengar semakin keras. Dia merasa sangat bersalah karena menjadi penyebab kematian ibunya. Rasa bersalah terus menerus menghantui Jisung, kejadian tersebut membuatnya sedikit depresi dan juga trauma pada dirinya.

"Sudah cukup jangan menangis... Kematian dan kelahiran itu wajar semua pasti pernah mengalaminya."

" Benar kata Mark Hyung jika sudah pernah mengalami kelahiran , mereka juga akan mengalami kematian tinggal bagaimana kita menyikapinya. Jadi jangan sedih."

"Jadi jangan menangis ya kata ibuku, jika kita menangisi kepergian seseorang jangan terlalu larut takutnya mereka akan ikut sedih jika kita sedih. Jadi hapus air matamu itu. Oh ya kenalkan namaku Jeno , yang ada disebelah kananmu itu Mark Hyung dan yang berada di sebelahku itu adik kembar ku nama Haechan , jadi namamu Jisung yh kami sudah mendengarnya dari dokter tadi. Tenang saja kami akan terus ada untukmu ."

Setelah percakapan singkat tersebut tuan Lee mengajak ketiga putranya untuk ikut dengannya mencari makan. Sedari tadi ada seorang wanita yg mendengar semua pembicaraan mereka. Ia mulai mendekati Jisung dan mengatakan sesuatu.

"Kau adalah anak haram , anak yg tidak diinginkan dan kau juga adalah anak pembawa sial. Jadi jangan pernah berharap hidupmu tenang. Hidupmu akan penuh cobaan dan oh... Iya gara gara kau juga ibumu itu tiada secara tidak langsung kau adalah seorang pembunuhkan hm..

Flashback end

MAAF ~ Park Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang