.
.
.
Jantung Biu berdebar dengan kencang, tidak pernah terpikir dan terbayangkan sekalipun olehnya akan terbangun didalam dada bidang milik Bible. Aroma pinus menyeruak memenuhi rongga hidungnya. Biu bahkan bisa merasakan nafas hangat dan dengkuran halus.
Biu mencengkeram dadanya, ia mencoba membunuh rasa aneh yang terus muncul di dadanya, saat ia sibuk dengan dilema yang bertarung dalam batinnya. Ternyata, pria disisi lain sudah membuka manik hitamnya tanpa bersuara.
".. you wake up now?"Biu yang mendengar suara serak Bible terkejut dan reflek menendang Bible hingga terguling dari tempat tidur, "HEY!!!"DHUAK !!!!
BRUUKK."Ouwh~.. Why you kick me, Biu ?!" Protes Bible tidak terima. Spontan Biu pun meminta maaf karena itu memang bukan karena keinginannya.
"Eits! Bible ma-maafkan aku! A-aku tidak sengaja.." ujar Biu panik karena lelaki itu tahu jelas seberapa besar kekuatan tendangannya barusan.
Bible berusaha bangkit dan mencoba duduk sambil mengusap pinggulnya yang menjadi korban.
".. m-masih sakit?" Tanya Biu tergagap, Bible melirik kearah Biu. Sekelebat ide jahil muncul didalam pikirannya.
Bible mulai memasang wajah kesal dan meletakkan dagunya dibibir ranjang. "Adduh, sepertinya pinggangku terkilir.. aduduh.." rengek Bible.
Biu yang merasa bersalah beringsut merangkak ke depan wajah Bible yang masih ada diatas kasur sementara tubuhnya dilantai.
"Apa sesakit itu..?" Tanya Biu memastikan didepan wajah Bible.Hati Bible menghangat melihat lelaki didepannya sekarang mulai bergerak atraktif dan bisa berbicara seperti biasa. Padahal tadi malam Bible sudah dibuat panik setengah mati, kemudian Biu mendapati wajah Bible yang berubah menjadi serius, menjadi begitu tampan.
Bible menyelam ke dalam mata Biu yang masih masih lekat memandanginya, "Kau mencemaskanku?" Saat Biu tersadar dan akan mengubah posisinya, Bible menaikkan lengannya untuk menyentuh dahi Biu dengan lembut.
"Baguslah. Demammu sudah turun.. kau pingsan semalam. Kau tidak ingat?" Jelas Bible dengan suara rendah dan tersirat sedikit rasa lega disana.
Biu merubah posisinya menjadi bersimpuh diatas kasur, sentuhan Bible membuatnya salah tingkah. Biu menggeleng seraya menyentuh rambut depannya karena merasa wajahnya mulai memerah.
Bible beranjak naik keatas ranjang, "Masih marah denganku, Biu?" Raut wajah Biu berangsur mulai berubah. Wajahnya menjadi lebih serius sekarang, "Terima kasih kau sudah menjagaku. Uhm, aku mau mandi. Kau juga pergilah mandi, aku baik baik saja. Maaf merepotkan." Ujar Biu sepanjang kereta api tanpa memberikan jeda agar Bible dapat membalas percakapan mereka.
Bible jengah dan menangkap pergelangan Biu, "Biu... Aku minta maaf.."Bible menatap manik Biu dalam berharap pria didepannya mau memaafkan dirinya. "..khun, tidak salah apa-apa."
Bible menautkan alisnya, "jangan mulai, panggil aku Bible dan itu perintah." Kata Bible sambil menarik pergelangan Biu agar mendekat ke arahnya.
"Apa seperti ini sikap orang yang ingin meminta maaf?" Bible melepaskan cengkramannya dan mengatupkan kedua telapak tangan di depan wajahnya, "Khun jakapan, maafkan aku na~".
Pandangan Biu menajam melihat gelagat Bible, "untuk apa, tidak ada yang perlu dimaafkan," Biu beranjak akan menuju kamar mandi, tapi Bible tetap berusaha untuk menahan Biu sampai kaki Biu terselip sandal rumahnya. Ia limbung.
JEDUAGGG!!
"Aaaghh!" Biu yang hampir tersungkur membuat Bible melompat dan menopang tubuh Biu yang hampir sama besar dengan dirinya. Dan sekarang Biu terjatuh tepat diatas Bible, dengan dahi yang mendarat dihidung Bible.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSE -When Inspiration Comes As Love- [ BIBLEBUILD ] [END]
FanfictionBible Wichapas Sumettikul, seorang designer fenomenal yang bahkan belum mendapatkan Muse sebagai Inspirasinya. Apa jadinya jika Bible menemukan sosok Muse dalam diri 'adik baru' yang diadopsi oleh sang ayah, Build Jakapan Puttha. Pemuda cantik yang...