.
.
ceklek! Sret!
Biu dengan cepat melepaskan bajunya yang basah, untuk segera mengenakan setelan putih miliknya dengan buru buru.
"Biu, Biu, kemari." Biu menoleh kebelakang dan melihat Bible yang sudah Topless, hanya mengenakan celana panjang putihnya senada dengan milik Biu.
"Rambutmu basah, cipratan airnya mengenaiku." Biu membatu membiarkan Bible yang dengan telaten mengeringkan rambut Biu dengan Kaos hitam miliknya. Dapat Biu rasakan aroma pheromones Bible yang tertinggal di kaosnya memenuhi kepalanya. Aroma Woody yang pekat, seperti aroma Amber yang bercampur dengan aroma hutan pinus. Tenang dan membuat Biu nyaman.
Bible selesai dengan kegiatan mengeringkan rambut Biu, "selesai." Biu hanya melihat kearah Bible dan membalikkan tubuhnya membelakangi Bible. Tanpa mengucapkan terima kasih.
Yah, Bible yang mulai terbiasa dengan sikap Biu seperti ini, ia hanya tersenyum dan ikut membalikkan tubuhnya. Ia lalu memakai kemeja dan setelan jas dengan cepat, sampai pergerakannya melambat karena inderanya menangkap aroma yang manis, seperti aroma lavender dan sedikit aroma bunga irris. Aroma yang menurutnya enak.
Bible melihat kearah Biu dan memastikan bahwa aroma ini memang milik Biu. Ia pernah mencium aroma manis ini. Tapi, Biu menyangkal dan berkata itu aroma shampoo yang ia pakai, apalagi saat itu aroma Biu terlalu tipis.
Tentu saja itu karena tanpa Bible ketahui saat itu Biu menggunakan Scent Blocker. Kali ini sepertinya Scene Blocker yang ia gunakan luruh karena ia tercebur ke kolam.
Bible mengikuti nalurinya untuk mengikuti aroma yang menembus hidungnya. Aroma manis yang tanpa sadar membuat hidung mancungnya mendarat di ceruk leher Biu yang sedang sibuk memakai Baju.
"WOI!!!" Biu terkejut.
"HEH!?" Bible sontak tersadar.
"Sedang apa kau ?!!" Ujar Biu berusaha menahan suaranya yang sedikit panik. Tidak bisa dipungkiri telinga Biu memerah. Baru sekarang ia sedekat ini dengan orang lain.
"Ekhem!! A-aku ti-tidak sengaja.. aku hanya mencari asal aroma manis. Baunya enak, sepertinya asalnya dari tubuhmu.." ujar Bible mencoba menjelaskan. Biu menatapnya tajam tidak percaya.
"Sudah selesai?" Ujar Biu dengan datar mencoba tenang, tapi cuping yang tetap memerah.
Bible mengangguk dan memiringkan kepalanya ke arah telinga Biu yang memerah, "itu telingamu kenapa merah? Kau ma- Hey! Hey! BIU!" Belum selesai Bible bicara, Biu mengusir Bible untuk keluar dari Pass Room. "Keluar, kau cabul! Tunggu diluar!"
Bible pasrah dan menunggu Biu diluar.
Tak lama kemudian, Bible mendengar suara Biu dari dalam. "Bible, bisakah kau membantuku?" Ujar Biu.
"Bukankah tadi kau mengusirku," ujar Bible yang dengan kesal masuk lagi ke dalam. "Ini, tolong pasang pengait wignya." Bible dengan pasrah membantu Biu memasang pengait yang memang sedikit cacat.
Setelah pengait selesai terpasang ia membantu untuk merapikan wig yang digunakan Biu. Penerangan di ruangan ini tidak bagus, tapi bisa Bible tebak pakaian wanita ini cocok dengan kurva tubuh Biu.
Bible menggandeng Biu keluar dari Pass Room. Berniat untuk segera kabur, tetapi seorang Assist tidak sengaja menemukan mereka saat keluar bersama, Bible bisa melihat assist itu membulatkan matanya terpesona dengan sesuatu. Bible yang penasaran pun mengikuti arah pandangan Assist itu.Detik itu juga manik Bible membulat sempurna dengan bibir yang membuka tanpa ia sadari. Matanya memindai Biu dari atas ke bawah. Bentuk tubuhnya sempurna!
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSE -When Inspiration Comes As Love- [ BIBLEBUILD ] [END]
FanfikceBible Wichapas Sumettikul, seorang designer fenomenal yang bahkan belum mendapatkan Muse sebagai Inspirasinya. Apa jadinya jika Bible menemukan sosok Muse dalam diri 'adik baru' yang diadopsi oleh sang ayah, Build Jakapan Puttha. Pemuda cantik yang...