Baik Jane atau June keduanya sama sekali tidak paham kenapa Nellson meminta mereka mencari Aveo, padahal jelas-jelas sebelumnya Aveo pergi bersamanya, tetapi ia tiba-tiba menghilang? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Senior bilang itu bukan Aveo yang asli. Kalau begitu di mana Aveo sebenarnya?" June kebingungan, ia melirik saudari kembarnya yang tak kalah bingung darinya.
Jane sama sekali tidak melihat ke arah June, ia fokus memperhatikan setiap tempat yang mereka lewati. Kata-kata Nellson yang memberitahunya bahwa Aveo hilang langsung membuat pikiran Jane buyar, dirinya diliputi kecemasan dan ketakutan yang sangat besar.
Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada Aveo? Jane tidak bisa tenang. Terlebih lagi tak ada satu pun guru yang bisa mereka mintai tolong karena semuanya sibuk menangani kasus Kutukan Mors yang kian marak. Bahkan ibu kandung mereka sendiri―Miss Shafira, juga disibukkan oleh hal yang sama.
"Tidakkah kau pikir orang yang menculik Aveo dan orang yang menyebarkan kutukan adalah orang yang sama?" Lagi-lagi suara June terdengar bertanya. "Jelas ini bukan perbuatan murid sekolah. Mana ada tingkat murid yang bisa melakukan semua ini dalam waktu singkat."
Langkah June tiba-tiba berhenti ketika dirinya mendadak kepikiran sesuatu. Wajahnya menjadi sepucat mayat seolah seluruh darahnya dihisap habis. Kali ini Jane meliriknya dan ikut menghentikan langkah kaki, menatap saudara kembarnya dengan perasaan was-was.
"Jane, sebenarnya siapa yang sedang kita hadapi ini? Kenapa aku punya firasat kalau dia bukan manusia?"
Raut wajah June tampak hampa saat mempertanyakan hal itu, dan itu menular pada Jane. Hatinya mencelos, tatapan matanya jadi kosong bersamaan dengan hawa dingin yang menjalari punggungnya. Siapa sebenarnya dalang di balik semua ini?
Jane terus memikirkannya dalam beberapa waktu, tapi ketika dirinya ingat bahwa mereka belum menemukan Aveo, kepanikan kembali menyergapnya dengan cepat. "Bukan waktunya memikirkan itu sekarang. Kita harus segera menemukan Aveo!" ujarnya seraya menarik tangan June untuk kembali melanjutkan pencarian mereka.
Tidak ada penolakan sama sekali dari June, ia bahkan mengikuti langkah Jane dengan pasrah. Pikirannya saat ini dipenuhi oleh sosok misterius yang meneror mereka. Tak dapat dipungkiri bahwa June ketakutan, ia sangat ketakutan. Ini bahkan lebih menakutkan daripada uji nyali di kamar asrama kosong bekas lokasi bunuh diri.
Saat ini Rehavein Da June menyadari dengan jelas akan marabahaya yang sedang mengintai mereka, menunggu dalam kegelapan untuk meledakkan bencana besar saat mereka semua sedang lengah.
"Itu dia!"
Lamunan June buyar dalam sekejap saat seruan Jane terdengar. Lalu tiba-tiba dirinya tertarik ke depan karena Jane menarik tangannya dan berlari sangat cepat. Ia hampir saja jatuh tersandung kakinya sendiri jika saja Jane tidak memegangi tangannya.
"Aku merasakan aura magis milik Aveo di sana! June, kita harus cepat!"
Mendengar itu June seketika melepaskan tangan Jane dan berlari dengan kekuatannya sendiri mengikuti saudari kembarnya dari belakang. Suara langkah kaki mereka bergema di koridor, lalu di anak tangga spiral menuju ke lantai atas. Mereka berdua baru menghentikan langkah begitu tiba di depan ruang kesenian. Mengatur napas sejenak, June menatap Jane penasaran. "Kau yakin Aveo ada di sini?"
Jane hanya mengangguk karena masih sibuk mengatur pernapasannya yang masih kacau. Setelahnya ia meraih kenop pintu dengan ragu. "Aura magis Aveo memang berasal dari sini, tapi rasanya ada yang berbeda. Entah kenapa aku merasakan ada aura magis lain yang melingkupinya... tidak, itu melingkupi seluruh ruangan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mystika Nyctophilia
FantasySetiap orang pasti memiliki hal misterius yang berbeda-beda. Dan bagi Luvia, hal termisterius dalam hidupnya adalah Elinus Corner. Kakak senior tingkat tiga yang lebih sering muncul saat malam hari. Kebetulannya lagi malam itu ketika Luvia mengendap...