29🐷

19.6K 1.4K 85
                                    

🐶🐰🐷

Jevano masuk kedalam rumah setelah tadi ia mengantarkan Bima pulang kerumahnya.

"Yang."

"Eh, udah?"

"Bapaknya dah balik." Jevano mendudukkan bokongnya disofa ruang keluarga mengamati sang istri yang sedang menyusun boneka El kedalam lemari.

"Yang kebakaran apanya, pih?"

"Dapur sampai ruang tengah."

"Ya ampun, banyak berarti ya. Itu apa penyebabnya?"

"Katanya sih ada kabel listrik yang ngelupas itu pemicunya. Lumayan parah sih, aku tadi liat."

"Untung Bima gak kenapa-napa. Terus sekarang Bima dibawa kemana? Gak mungkin dong dirumahnya kan pasti harus direnovasi dulu kalau kerusakannya parah."

"Dibawa papanya gak tau kemana. Mungkin rumah saudara atau dibawa ketempat kerjanya sana."

"Lagian papanya Bima gak ada perhatiannya sama anak, dulu dia ditinggal istri gara-gara sibuk kerja kan mana tempatnya jauh. Sekarang anaknya juga ikut ditelantarin." Seina mengoceh sambil melangkah mendekati Jevano.

"Kan kerja sayang. Kalau tempat kerjanya jauh ya mau gimana lagi." Jevano merangkul pundak Seina yang duduk disebelahnya.

"Kan bisa sih dia menetap aja disana kalau emang pekerjaan yang disana gak bisa ditinggalin ajak juga anaknya atau ya udah lepasin yang disana buka bisnis disini biar deket anak. Lakinya gitu pantesan Istrinya pilih selingkuh."

Cup

Cup

"Alewet banget sih mami." Ucap Jevano meniru gaya bicara El.

"Ih apaan gitu, gak cocok."

Jevano terkekeh "Udahlah jangan ngurusin kehidupan orang, ribet. Mau mereka jungkir balik salto atau apapun itu terserah, yang penting orang lain gak mengusik keluarga aku."

"Nggak ngurusin pih. Tapi kasihan aja liat Bima digituin. Dia masih kecil loh masih butuh kasih sayang kedua orangtuanya, tapi apa? Papa mama nya malah cerai, ditinggal kerja terus sama bapaknya, gak ada temen."

"Nanti kalau udah nyesel pasti diperhatiin." Ujar Jevano sambil mengendus-endus wangi tubuh sang istri.

"Harus gitu nunggu karma dulu baru nyesel? Orang mah demen banget cari keributan sama tuhan. Udah bener dikasih hidup tinggal menjalankan yang baik-baik susah banget. Gak tenang apa gimana sih kalau gak cari masalah."

"Susah, sayang. Sebaik-baiknya orang baik pasti pernah melakukan hal gak baik setidaknya satu kali."

"Emang iya?"

Jevano ingin sekali mencolok mata bulat yang menatapnya dengan polos itu.

"Paling." Jawab Jevano cuek.

Puk

Puk

"Ihhh udah serius juga, malah dibikin bercanda."

"Kan udah aku seriusin. Masih kurang? Anaknya aja udah jadi masa masih kurang. Kemarin malem juga udah."

"Otakmu pih otakmu ihh ngeselin!" Seina memeluk perut Jevano dengan erat berharap pria itu kesakitan  "Udah jam tujuh lebih tuh, papi mau kerja apa nggak?"

"Kalau kamu mau makan nasi sama micin aku sih oke nggak usah kerja."

"Ya aku dong yang kerja. Aku juga bisa kaleee. Mau nih tukeran? Papi dirumah, mami yang kerja gimana?" Mendongak menatap wajah tampan Jevano penuh harap.

JUST EL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang