2🐷

33K 1.4K 56
                                    

🐶🐰🐷

"Papi wake up!"

"Eughh masih pagi, dek." Jevano menarik selimutnya, kembali memejamkan mata nyaman.

El tidak tinggal diam, bocah gembul itu naik ke atas punggung Jevano lalu menggigit telinga Jevano sekeras yang ia bisa.

"ARGHHHHH!"

Jevano membalik badan cepat, tapi tetap menjaga keamanan putranya supaya tidak terjatuh dari atas punggungnya. Jevano mendudukkan El di atas perutnya yang seksi itu.

"Kenapa gigit telinga papi, hah?" Jevano mengusap daun telinganya yang sepertinya mau copot. Gigi susu El itu tajam sekali, tapi hebatnya Seina masih tahan menyusui bocah drakula itu.

"Di pikir gak sakit apa ya."

"Bialin papi bangun."

"Ya tapi jangan gigit dong, sakit tau."

"Maap papi." El mencondongkan tubuhnya kedepan, mendekatkan wajahnya pada wajah Jevano lalu mencium dagu Jevano pelan.

"Muahhh, El minta maap papi."

Jevano memeluk tubuh El gemas, menggulingkan tubuh kecil itu disamping tubuhnya.

"Mau kemana sih, pagi-pagi udah bangun." Jevano menatap jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam pagi.

"Kan mau main ke taman. Papi lupa yah?"

"Hm? Iya." Jawabannya enteng, dengan mata merem melek masih menahan kantuk.

El tidak mau menyerah, tangan kecilnya terus memukul dada papi nya keras. Walaupun di tubuh Jevan tidak berefek sama sekali.

Jevano menggenggam kedua tangan kecil El sekaligus, lalu menciumi tangan kecil itu lembut, wangi susu.

"Emang El udah mandi, kok mau pergi pagi-pagi."

"Belum. Mami bilang ndak usah mandi, mandi na nanti selesai main dali taman."

"Papi ayo belangkat papi, kemalin Abang Bima juga bilang mau pelgi ke taman pagi-pagi." Ucapnya dengan nada semangat.

Jevano mengangguk dengan senyuman terukir dibibirnya, kemarin ia juga sudah janji weekend akan mengajak El pergi ke taman yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.

"Kiss dulu dong."

"Kan tadi udah."

"Kurang banyak."

"Ishh banak mau kaya cewe."

Jevano hanya terkekeh geli mendengar putranya menggerutu tapi tetap mencium pipi dan hidung nya bahkan sampai basah karena liur El.

Setelah mendapatkan apa yang ia mau, Jevano langsung bangkit dari kasur berjalan ke arah kamar mandi untuk sekedar membasahi mukanya dan menggosok gigi. Tidak berniat mandi, mendadak air rasanya dingin sekali seperti baru saja keluar dari kulkas. Selesai mencuci muka Jevano langsung keluar dan mendapati El masih duduk anteng di tengah-tengah kasur dengan selimut yang membungkus tubuh kecilnya seperti kepompong ulat bulu.

"El udah cuci muka kan?"

"Sudah, tadi sama-sama mami."

Jevano mengangguk langsung menggendong El, membawanya turun ke lantai bawah.

"Mami mana ya, kok gak ada di dapur." Jevano tiba didapur tapi tidak menemukan wujud istrinya disana. Jevano berjalan ke halaman belakang tidak ada juga, ruang laundry tempat biasa Seina menggosok baju juga tidak ada, kemana kira-kira perginya induk bayi curut itu.

Jevano memilih berjalan ke teras depan siapa tau istrinya ada disana. Dan benar, Seina sedang berdiri dihalaman depan rumah dengan selang air ditangannya.

JUST EL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang