26.🐷

18.9K 1.3K 103
                                    

🐶🐰🐷

"Cari dan Bawa bedebah sialan itu kehadapan ku besok. Jangan lupa untuk segera memusnahkan berita sampah itu, aku tidak mau istriku sampai melihat kabar itu."

Tut.

Jevano menutup panggilan sepihak. Rahangnya mengeras kuat menahan emosi, jika saat ini Jevano tidak sedang berada dirumah mertuanya ia bisa pastikan akan turun kelapangan mencari orang yang sudah berani berurusan dengan dirinya apalagi ini melibatkan istri dan putranya.

Jevano bergegas masuk kedalam rumah karena tadi ia memang sengaja pergi kehalaman belakang supaya tidak ada yang mendengar pembicaraannya.

"Papii." El berlari kecil saat melihat Jevano berjalan ke arah ruang tengah.

Grep

"Nanti jatuh kalau lari-lari."

"Papi lama, papi talepon sapa sih."

"Maaf yah, tadi temen papi yang telfon jadi lama." Ucapnya tidak jujur, lalu duduk disofa bersebelahan dengan sang istri.

"Papi, om yang tadi kagetin kita dikamal mandi itu temen Onty."

"Iya?"

"Hum."

Jevano melirik pria yang tadi mengagetkan dirinya didepan pintu toilet. Mengulurkan tangannya sebagai bentuk perkenalan yang lebih sopan.

Alteza menerima uluran tangan itu dengan gugup.

"Jevano panggil Jevan aja gak papa." Ucap Jevano memperkenalkan diri

"Oh, i-iya mas Jevan. Perkenalkan saya Alteza panggil Al aja biar gampang." Jevano mengangguk lalu melepas tautan tangannya.

"Gak usah formal tadi aja Lo gue an."

"Ah haha." Al tertawa canggung "Gak sopan lah mas, mas Jevan kan lebih tua dari saya."

"Tapi gantengan saya." Ucap Jevano membanggakan diri.

Semuanya tertawa mendengar ucapan percaya diri Jevano, yah walaupun memang benar adanya. Keluarga itu melakukan obrolan sampai jam makan, akhirnya Yuda mengajak semua keluarga untuk makan siang bersama termasuk Alteza yang tidak lama lagi akan bergabung menjadi salah satu bagian dari keluarga Ditama.

Selesai makan siang, Al pamit pulang karena ia ada kepentingan lain jadi ia tidak bisa berlama-lama disini mungkin lain waktu.

"Bay-bay om onyet besok sini lagi, ya."

"Iya. Pamit dulu ayah, mas Jevan."

Yuda dan Jevano mengangguk, sementara El melambaikan tangan kecilnya dengan heboh saat motor sport hitam itu melaju meninggalkan pekarangan rumah.

"Jadi nikahnya dalam waktu dekat ini, yah?" Tanya Jevano membuka obrolan.

Dua pria dewasa itu kembali duduk diruang tengah. El sudah lari entah kemana, paling ngerecokin maminya yang tadi katanya mau bikin kue.

"Lima bulan paling cepet sih, Jev. Soalnya keluarga cowoknya udah ngebet nyuruh anaknya kawin."

"Masih muda gitu."

"Kamu dulu nikahin Seina juga masih muda. Masih remaja malah."

"Iya juga."

Jevano mengangguk, tidak menyangka adik iparnya yang suka bacot banyak keluyuran udah mau nikah. Padahal seingat Jevano Tara belum lama lulus kuliah.

"Si Al nya udah kerja yah?"

"Udah. Al anak tunggal dan keluarganya punya bisnis jadi mau gak mau dia yang lanjutin. Ayah sih oke aja, punya ilmu bisnis nanti bisa lanjutin perusahaan ayah juga. Kamu gak mau pegang separuh, Jev?"

JUST EL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang