15🐷

23.6K 1.2K 65
                                    

🐶🐰🐷

🌟

Jevano berlari masuk kedalam rumah dengan tergesa, tujuannya saat ini adalah kamar utama di lantai dua.

Cklekk..

Suara tangisan keras menyambut kedatangannya saat pintu berhasil ia buka.

"Cupcupcup udah ya jangan nangis terus, mami sedih liatnya." Seina berusaha menenangkan sang anak yang sejak satu jam lalu menangis.

"Sayang." Panggil Jevano, lalu berjalan menghampiri Seina.

"Papi udah pulang, nak. Tuh papi tuh."

"Heghh..papih."

Jevano langsung mengambil alih gendongan putranya dari sang istri. Merangkul pinggang sang istri lalu mengecup kening Seina pelan sambil mengucapkan maaf berulang kali.

"Maaf, tadi aku gak pegang ponsel jadi gak tau kalau El malah panas."

Seina mengusap lengan Jevano pelan "Gak papa, aku ngerti kok."

Jevano mengangguk, beralih menatap bayinya yang masih sesenggukan digendongnya.

Cup

Cup

"Kenapa nangis, nak?"

"Hikks.. papi lama."

"Maaf ya, papi ada kerjaan baaanyak sekali jadi harus diselesaikan dulu."

El mengangguk mengerti, menyembunyikan wajahnya di dada Jevano.

Jevano mengusap-usap kepala El pelan, juga menepuk-nepuk punggung kecil El, sesekali mencium puncak kepala putranya sayang.

Seina mengajak Jevano duduk ditepian kasur. El sudah tidur, karena memang yang sedari tadi dicari balita gembul itu adalah kehadiran papinya.

"Harusnya tadi pagi aku gak usah nekat ke kantor." Ucap Jevano. Ia sedih melihat wajah memerah putranya karena badannya panas.

"Kamu ada meeting penting, jadi gak papa, sayang. Udah aku kasih obat kok, bentar lagi panasnya juga turun."

"Tapi ini panas banget badannya El."

"Nanti turun kok, sabar yah."

Seina menyandarkan kepalanya di bahu Jevano, tangannya terulur mengusap pipi tembam anaknya yang memerah karena suhu tubuhnya panas. Kemarin El radang tenggorokan, hari ini kok malah ditambah demam tinggi.

"Papi belum makan siang, ya?"

"Belum. Kelar meeting aku langsung pulang, pas cek ponsel ada banyak panggilan dari kamu.

"Aku ambilin ya, jangan sampai kamu ikutan sakit." Jevano mengangguk. Seina pergi ke dapur untuk mengambil makanan.

🌺🌺🌺

"Ayo aaa lagi." Jevano menyodorkan sesendok bubur kedepan bibir kecil putranya.

El menggeleng

"Ayo dong, sayang. Biar cepet sembuh ya."

"Sakit ini na." El menyentuh lehernya.

"Iya, papi tau sayang. Makanya El mam terus mimi obat biar cepet sembuh, biar enak lagi kalau makan."

"Papi mam dulu." Ucap El pelan, tubuhnya masih lemas.

Jevano memasukkan sesendok bubur kedalam mulutnya mengunyah sedikit lalu mengeluarkan lagi. El langsung membuka mulutnya saat Jevano menyodorkan sendok berisi bubur bekas kunyahannya.

JUST EL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang