30🐷

20.8K 1.4K 70
                                    

🐶🐰🐷

"Gak, gak mau."

"Papi apa-apaan sih. Kemarin kan udah setuju kenapa sekarang gak mau."

"Kemarin kamu gak bilang kalau berangkatnya bareng-bareng naik bis."

"Seharusnya kan kamu udah tau tanpa aku kasih tau. Namanya piknik bersama, anak-anak satu kelas ya pasti satu bis, masa mau naik mobil pribadi sendiri-sendiri."

"Ya gak papa lah, yang penting nanti pas nyampe tempat tujuan gabung sama rombongan."

Jadi, sekolah El mengadakan piknik bersama. Rencananya akan pergi ke kebun binatang dan pusat bermain anak-anak. Kemarin Seina sudah bilang pada Jevano dan pria itu menyetujui tapi hari ini saat tau fakta kalau anaknya bakalan pergi naik bis, bapak satu anak itu menolak pergi.

"Pih, tujuan piknik bersama ini tuh biar anak-anak tau rasanya naik kendaraan umum, bercengkerama didalam bis, dapat suasana baru dan moment baru. Anak kamu udah seneng banget loh waktu kamu bilang iya, bahkan tadi disekolah El udah booking tempat duduk."

"Haduh yang, aku tuh takut."

"Takut apa? El perginya juga sama kita sama orang tuanya, gak sendirian papih."

"Y-ya bener sama kita perginya. Tapi kalau naik bis, nanti kalau anak ku gak nyaman gimana? Nanti El kepanasan didalam bis, sumpek karena banyak orang, nanti nangis ah gak mau lah." Jevano bergidik ngeri, membayangkan satu bis berisi banyak orang dan dengan bau keringat yang berbeda. Menggeleng kuat, memilih kembali menatap layar ponselnya.

"Jangan bilang papi mikirnya, bus yang nanti dipakai bus jelek."

"Iya."

Seina mengusap wajahnya kasar, cetek banget sih pemikiran suaminya.

"Pih."

"Hm."

"Nanti bis nya itu bis besar papihh. Bukan yang kecil, gak ada AC, tempat duduk sempit. Besok itu bis besar, jadi jangan khawatir El gak nyaman. Temen-temen El itu anak yang orang tuanya ekonomi kelas atas, gak mungkin juga lah mereka mau yang murahan. Pasti bakal didemo itu yayasan mbahmu."

"Yakin gitu?"

Seina mengangguk mantap.

Jevano masih berfikir keras, batinnya menolah setuju. Masih kekeuh lebih baik mengendarai mobil sendiri.

"Gak lah mih. Papi mending bawa mobil sendiri. Aman, tenang dan nyaman."

Ucapan Jevano sukses membuat bahu Seina merosot lemas.

"Tak tendang bokongmu lama-lama, pih."

Jevano tak menggubris, pembeli burgernya sudah marah-marah dan itu lebih penting.

Iya, Jevano memang sedang memainkan burger king. El sudah tidur jadi tidak ada mahluk yang bisa ia mainkan terpaksa harus memainkan game online itu.

"Jen."

"Geli."

"Apaan sih lu, dulu juga panggilnya Jeno." Kekeh Seina.

"Gak gak, sekarang udah terbiasa kamu panggil papi atau gak mas. Jeno itu jadi asing."

"Halah asing-asing ngising."

Jevano melirik sang istri sekilas "Mending kamu tidur deh mih, udah malem. Aku tau kamu cape."

"Gak, sebelum kamu setuju minggu depan piknik naik bis."

"Naik mobil valid no debat no bacot bacot."

"Kasian El tau, dia udah happy mau pergi ke zoo bareng-bareng sama temen-temennya."

JUST EL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang