9🐷

24.2K 1.1K 71
                                    

🐶🐰🐷

Seina memasangkan dasi dileher Jevano, lalu merapikan sedikit kemeja kuning yang dipakai Jevano hari ini.

"Yang."

"Hm?"

"Kamu belum mandi yah?"

Seina menggeleng. Ya gimana, namanya ibu-ibu bangun tidur yang penting masak dulu biar pas suami dan anaknya mau makan udah ada makanan dimeja. Beberes, nyiapin keperluan kantor suami, keperluan sekolah anaknya. Yang penting suami dan anaknya udah cakep, Seina seneng nya bukan main. Urusan dia mandi kloter paling akhir ya bodo amat.

"Mandi gih, aku gantian yang urus El." Jevano mengusap pipi Seina lembut.

Seina melingkarkan tangannya di pinggang Jevano.

"Emang aku jelek kalau gak mandi?"

"Makin cantik malah."

Seina tersenyum manis "Tadi malem tidur jam berapa?"

"Jam dua."

"Malam banget."

"Kerjaan aku banyak."

Seina mengusap rahang Jevano pelan.

"Jangan cape-cape, nanti papi sakit."

"Iyaaaa sayangg."

Seina mengangguk, lalu mengecup rahang Jevano singkat. "Aku mandi, kamu urus tuyul kamu itu. Oke."

"Okey." Seina berjalan masuk ke kamar mandi, sementara Jevano menghampiri El yang kesusahan memakai sepatunya.

Jevano menghampiri El, membantu si kecil mengenakan sepatunya. Jevano meraih botol bedak diatas kasur, menuang sedikit diatas telapak tangan, menepuk nepuk tangan dua kali dan mengoleskan di pipi El dengan asal.

Bayi kalau bedakan rapi, itu gak lucu. Jadi harus cemong-cemong.

"Dah ganteng. Sekarang sarapan sama papi, yah?"

El mengangguk semangat. Jevano menyambar tas sekolah El yang sudah disiapkan Seina diatas kasur, lalu menggendong si kecil membawanya turun ke dapur.

"Mau pake apa, mamam nya?"

El melihat keseluruhan makanan yang tersaji di atas meja makan, tentu saja semua itu masakan mami-nya.

"Ndak ada sosis?"

Jevano menggeleng "Adanya sayur gambas sama jagung, hati ayam goreng, nugget, udang goreng, dan telur puyuh balado. Tapi El gak boleh makan telur. Jadi, adek mau mam yang mana?"

"Em-sayul sama nuget."

"Tapi tapi nuget na El pegang, papi. Janan campul sama sayul." Jevano mengangguk, lalu memberikan sepotong nugget ayam ke tangan El.

Jevano terkekeh saat melihat El berdoa sambil mendekap nungget ditangannya dengan erat. Lucu sekali

Setelah berdoa Jevano menyuapi El makan dengan pelan. Salah satu kebanggaan Jevano menjadi ayah adalah saat melihat putranya bisa makan dengan lahap, makanan yang sehat dan bergizi.

"Mamiiiii." El melambai kearah Seina yang baru saja datang dari kamar. Sudah rapi menggunakan dress simple, dengan tas selempang di pundaknya dan tas kerja Jevano yang ditenteng.

"Haloo anak pinter. Udah mam nya?"

"Belum. Mami mami El pake nuget." El mengangkat nungget ditangannya ke atas.

"Enak gak?"

"Enak. Mami beli na di mana?"

Seina tersenyum senang "Mami bikin cendili dong."

JUST EL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang