"Ken ayo kesini nak jalannya pelan-pelan aja sayang, nanti ayah tangkap, " Ucap ayah yang memintaku berjalan menghampiri dirinya dengan kakiku yang mungil.
Aku tertawa girang ketika ayah menepukkan kedua tangannya agar aku mau maju melangkah ke depan.
Kaki mungilku mencoba melangkah satu demi satu, dengan tangan yang menggapai-gapai lengan ayah namun ternyata masih jauh dari jangkauan ku.
Kami bermain di taman belakang rumah yang penuh dengan rumput, Ayah sengaja mengisi taman belakang dengan rerumputan agar aku bermain dengan aman.
Ibu juga menemani kami bermain, ibu membuatkan minuman dan camilan untuk kami, Ibu menatapku dengan bangga saat aku mulai berjalan pertama kalinya.
Aku masih berusaha melangkah kedepan namun keseimbangan ku mulai goyah dan aku terjatuh setelahnya.
Karena ini pertama kalinya aku berjalan lebih dari satu langkah, lalu terjatuh tentu aku pun terkejut dan menangis keras.
Ayah menggapai tubuh kecilku lalu mengangkatku ke dekapannya, Ayah mengusap air mataku yang keluar dengan telapak tangannya yang hangat.
"Cup cup anak ganteng udah ya nangisnya, pipinya Ken udah basah ini"
Ayah juga membersihkan lututku yang kotor dan membawaku untuk mencuci tangan.
"Ken tau.. kita hidup dengan jatuh terlebih dulu, lalu kita bangkit lebih kuat setelahnya"
Tangan ku di basuh dengan lembut, dibersihkan setiap sela jari ku yang kecil.
"Tak selamanya hidup yang kita jalani akan selalu berada diatas, kita juga perlu jatuh ke bawah untuk lebih mensyukuri apa yang kita punya"
Aku yang saat itu masih kecil hanya diam mendengarkan ayah berbicara, dengan tangis yang mulai reda namun masih sesenggukkan.
"Ken harus ingat jika sudah dewasa nanti, jangan pernah berharap lebih dengan manusia, Ken harus bisa berdiri dikaki Ken sendiri"
"Entah saat kaki Ken mulai merasakan lelah, percayalah Ken pasti bisa melaluinya"
Ayah terus berbicara banyak yang sebenarnya aku tak memahaminya, tetapi aku senang mendengar ayah banyak berbicara.
Di sore hari yang cerah itu aku, ayah, dan ibu mengukir cerita kita bertiga yang indah. Langit senja tersenyum seakan memberikan tau dunia bahwa sebuah keluarga kecil sedang berbahagia.
.
.
.Mac menenteng kresek berisi susu pesanan Ken dan sebuket bunga mawar merah dan baby's breath, dia beli beberapa botol susu ngga banyak biar Ken fokus sama kesembuhannya dulu.
Melewati nurse station Mac bertemu dengan dokter yang merawat Ken dan mereka berbincang sebentar tentang kesehatan dan progres penyembuhan cedera Ken.
Setelah beberapa lama berbincang dokter pamit untuk mengecek pasien lain dan Mac melanjutkan jalanya ke kamar rawat Ken.
Saat mau masuk lift Mac baru ingat kenapa dia ngga tanya sekalian apakah Ken boleh meminum susu yang bukan rasa plan.
Ya sudahlah nanti bisa mac tanyakan, dia masuk ke lift dan memencet tombol ke lantai dua belas.
Berjalan melewati koridor lantai dua belas, sesekali Mac bertegur sapa dengan pasien lain ataupun suster dan perawat yang lewat.
Membuka pintu kamar terlihat Ken masih terlelap dalam tidurnya, Mac menghampiri nakas di samping tempat tidur Ken lalu menata bunga yang dia bawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARESWARA
FanfictionKarena Ka Mac dan Ken sudah pada Final Chapter story mereka dengan berat hati juga aku sebagai Author Nareswara, memutuskan tidak melanjutkan cerita ini demi kenyamanan bersama, terimakasih semua atas support nya, aku sangat menghargai antusias kali...