"Ah! Sialan!"Ken menutup luka dengan telapak tangannya berharap dapat mencegah darah keluar.
B 2799 EM
Ken akan mengingat nomor plat itu.
***
"Shhh"
Ringisan kecil keluar dari mulut ken, luka hasil dari goresan benda tajam tadi mulai terasa sakit.
Sial, hari yang buruk untuknya, jika tau begini lebih baik dia diam dirumah saja.
Apakah ini hasil dari tidak mendengarkan perkataan orang lain?
Tin!
Mobil sedan berwarna hitam mengkilat berhenti di samping motor ken.
Sang pengendara turun dari kursi kemudi, yang membuat mencolok adalah pakaiannya yang serba putih hanya saja celana bahan hitam yang membuatnya berbeda.
"Ken? What happened with you?", pertanyaan dengan suara berat terdengar.
"Ka Zeno?!"
Ken tak salah liat kan, sosok yang sudah lama tak ia lihat berdiri di depannya.
"Hai little boy!" Sapa sosok yang di panggil zeno oleh Ken.
"Kaka kok bisa ada disini? Bukannya udah betah di kanada terus lupa jalan pulang ke negara sendiri"
Tak!
"Aw! Kok malah dijitak si," Kepala Ken terasa berdenyut.
"Masih nyebelin ternyata ya, tengil lagi pantes jomblo" Ejek Zeno.
Ken melirik kesal lalu mendengus keras, "ngga sadar diri"
Zeno melirik lengan kanan ken yang mengeluarkan darah, walau tertutup dengan telapak tangan darah merah segar masih terlihat jelas.
"Coba sini lihat lengan kanannya" Pinta zeno.
Perlahan ken melepaskan cengkraman pada lukanya, lengan jaketnya kini rusak dan terbuka lebar mengikuti hasil senjata tajam.
Zeno membuka perlahan lengan jaket ken yang terbuka, diamati luka panjang yang melintang terlihat cukup parah.
"Cukup parah ini, harus segera ditanganin kalo ngga bakal infeksi" Jelas zeno sambil membenarkan letak kacamatanya yang melorot.
"Sshh... Kaka kan dokter ya, terus gimana? Perlu dijait ngga?" Tanya ken.
"Kayaknya ngga perlu dijait, lukanya ngga terlalu dalam cuma goresannya cukup mengkhawatirkan"
Ken mengangguk paham, syukurlah ngga ada drama jait menjahit kalau boleh jujur ken malas jika harus ke rumah sakit lagi.
"Ayo kaka obatin, mending kamu ikut mobil kaka motornya tinggal aja"
Ken berfikir sejenak lalu dia menyetujui usulan zeno, ini masih lingkungan sekolah pasti aman.
Memastikan motor terkunci dengan baik, membawa helm bersamanya, sayang kalau hilang mahal.
"Kak, gue ngga mau ke rumah sakit ya"
"Iya tauu, lo kan yang paling males ke rumah sakit, kita ke apart kaka ngga jauh dari sekolahan"
"Oke sip"
Lelaki berbeda usia itu masuk ke dalam mobil dan meninggalkan area sekolah.
.
.
.Air mengalir keluar dari kran Wastafel yang terbuka, mahesa sedang mencuci tanganya setelah menuntaskan hasrat buang air kecil yang tak tertahan.
Sebelum mahesa berlari masuk lagi ke area sekolah untuk ke toilet, dia sedang membuntuti Ken dari belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
NARESWARA
FanfictionKarena Ka Mac dan Ken sudah pada Final Chapter story mereka dengan berat hati juga aku sebagai Author Nareswara, memutuskan tidak melanjutkan cerita ini demi kenyamanan bersama, terimakasih semua atas support nya, aku sangat menghargai antusias kali...